thewifediaries - the wife diaries

thewifediaries

the wife diaries

movieholic - workaholic - mystery

37 posts

Latest Posts by thewifediaries

thewifediaries
6 years ago
But Your Wife Didn’t Stop Him.

But your wife didn’t stop him.

thewifediaries
6 years ago
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries
6 years ago

This has to be one of the hottest scenes ever! 👄👄

thewifediaries
6 years ago

Sempat mengalami sih 3 bulan pulang pergi naik bus antar kota, hampir sama dg ini kejadian nya

thewifediaries
7 years ago
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries
7 years ago

Sinyalnya buruk sekali 🤔

thewifediaries
7 years ago
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries
7 years ago
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries
7 years ago
Mood Booster Disore Hari

Mood booster disore hari

thewifediaries
7 years ago
thewifediaries
7 years ago

Diajakin nonton keluarga tak kasat mata

thewifediaries
7 years ago
Let People Talk About You Behind You

let people talk about you behind you

biar gampang, punggungin ajah


Tags
thewifediaries
7 years ago
Elena / Kathrine

Elena / Kathrine

Disha / ...


Tags
thewifediaries
7 years ago
Ah... Aku Ini Sudah Gak Muda Lagi Tapi Masih Ada Yang Mencoba Buat SSI
Ah... Aku Ini Sudah Gak Muda Lagi Tapi Masih Ada Yang Mencoba Buat SSI

ah... aku ini sudah gak muda lagi tapi masih ada yang mencoba buat SSI


Tags
thewifediaries
7 years ago
Tuliskan Sesuatu...

tuliskan sesuatu...

thewifediaries
7 years ago
Mata Mulai Tidak Bersahabat

mata mulai tidak bersahabat

thewifediaries
7 years ago

Menggunting dalam Lipatan Pt.2

Aryanti tengah bersandar pada sofa ruang tamunya, kedua paha mulusnya mengangkang lebar-lebar mempermudah pak Hari dalam menyetubuhinya, Aryanti sudah larut dalam birahinya sehingga dia menjadi lupa bahwa dia baru saja ditinggal pergi suaminya dan dia juga seorang wanita berhijab yang seharusnya tidak akan melakukan perbuatan zina tersebut. Kepala Aryanti mendongak dengan mata terpejam sementara dia mendesah menikmati persetubuhannya itu, pak Hari terdengar tertawa saat meremasi kedua payudara Aryanti yang besar dan ranum itu.

Pak Hari kemudian mencumbui janda muda tersebut, diciuminya leher Aryanti dan membuatnya semakin menggeliat, pak Hari menurunkan ciumannya pada payudara Aryanti, disedotinya putting susu Aryanti yang berwarna pink kehitaman itu, putting itu mencuat keras yang menandakan Aryanti benar-benar dilnda nafsu.

"ahhh ahhh ahhh ahhhhhhasss" desahan Aryanti semakin keras memenuhi ruang tamu, bersahutan dengan dengusan nafas pak Hari yang semakin memburu.

Pak Hari menarik tubuh Aryanti sehingga memeluk tubuhnya, Aryanti pun tanpa sadar melingkarkan lengannya pada pundak pak Hari dan kedua kakinya dipinggang pak Hari. Pak Hari sedikit mengangkat Aryanti dengan batang penisnya masih membelah liang surgawi Aryanti yang kemudian  dia ganti posisi duduk disofa sementara Aryanti berada dipangkuannya, gambar tadi mulai sedikit goyang saat perpindahan posisi tersebut. Setelah semua pas, kembali pak Hari mencumbu Aryanti, dan menggoyangkan pinggul Aryanti dengan sodokan-sodokan batang penisnya yang semakin mengeras

"Dik yanti, hijabnya dilepas saja ya" bisik pak Hari ditelinga Aryanti ditengah-tengah cumbuannya

"oouugghhhh" hanya itu yang terdengar dari bibir Aryanti setelah pak Hari memintanya melepas hijab yang masih menutupi kepalanya.

Namun tanpa disangka-sangka Aryanti perlahan meraih jarum pentul yang mengaitkan kain hijabnya, begitu juga dengan beberapa jarum pentul lainnya yang terpasang rapi pada hijabnya itu kini telah terlepas semua, dan dengan gontai Aryanti menarik lepas kain hijab yang ada dikepalanya itu, menjatuhkannya dibawah sofa.

Kini Aryanti yang tanpa hijab semakin terlihat binal, sungguh sempurna kecantikan istri alm. Mas yudha itu. Rambut Aryanti yang panjang dibiarkan tergerai saat penjepit rambutnya ikut terlepas bersamaan dengan ditariknya hijab tadi. Aryanti terlonjak-lonjak mengimbangi hujaman penis pak Hari, pinggulnya pun kini aktif merespon setiap gesekan dalam liang senggamanya dan bergerak naik turun seiring keluar masuknya batang penis pak Hari. Tiada lagi isak tangis dari Aryanti, air mata yang tadi membasahi pipinya berganti dengan peluh akibat pesetubuhan panasnya dengan pak Hari, bahkan Aryanti sekarang begitu bergairah menciumi bibir pak Hari. Bibir Aryanti yang tadinya berkata penolakan, dalam sekejap mendesah penuh nikmat, melupakan alm suami yang mencintainya itu apalagi tanah makam suaminya belum lah mongering, namun Aryanti kini tengah mengarungi samudra birahi bersama pak Hari.

"pakhhh Hariiiii, nikmaaattt pakkhhh" desah Aryanti disela-sela ciumannya dengan pak Hari

"hhhh iyaa dik yantiii, aku akan menghiburmu dhiikk, membuatt mu tersenyuumm"

"pakhh, yanttiii keluaarrr pakkkhhh assshhhh...."

Bersamaan dengan jerit nikmat bibir Aryanti, batang penis pak Hari yang masih menghujam liang senggama dengan gagahnya itu tersiram derasnya cairan orgasme wanita berhijab tersebut. Terasa basah sekali sekarang liang senggama Aryanti dan sebagian merembes keluar melalui sela-sela liang senggama yang dipenuhi oleh batang penis pak Hari. Pak Hari cukup pengertian dengan memberikan Aryanti kesempatan untuk menarik nafas seusai dilanda orgasmenya tadi, nafas Aryanti memburu dengan detak jantung yang berpacu cepat, adrenalin Aryanti naik oleh persetubuhannya dengan lelaki selain mantan suaminya itu.

Pak Hari mendekap Aryanti yang berpakaian ala kadarnya itu, gamisnya masih terpasang namun bagian depannya telah terbuka sepenuhnya. Rok panjang Aryanti juga masih tersingkap dipinggang wanita itu menutupi liang senggamanya yang masih disumpal oleh batang penis pak Hari.

Fais menyaksikan adegan dilayar smartphone pak Hari dengan nafas yang terengah-engah. Sungguh dia tidak menyangka jika wanita yang dia kagumi selain karena parasnya yang teduh dan cantik, begitu juga dengan lekuk tubuhnya yang mampu menggugah 'imron' setiap mata lelaki yang memandangnya itu namun juga karena ke sholehan serta kepatuhannya sebagai seorang istri yang menurutnya mampu menjaga maruahnya bisa terjebak bujuk rayu dan ditaklukkan oleh pak Hari yang usianya sudah hampir berkepala tujuh

Namun ketika pak Hari mulai mencumbu Aryanti kembali, tiba-tiba saja tampilan gambar video itu berhenti, 'asem' umpat Fais dalam hati karena video itu sudah selesai. Melihat hal itu pak Hari dan pak Bono tertawa terpingkal-pingkal,

"hhaaahahaha.... Ya capek dik Fais ngenthu wanita ajib kok sambil megang ponsel" seru pak Hari

"lha iya salah sendiri kemarin saya ditinggal pas diwarung mak jum, jadi gak ada yang bantuin deh buat ngrekam dik Aryanti kamu garap" kelakar pak Bono

"terus itu kelanjutannya bagaimana pak???" Tanya Fais penasaran

"lah, ya aku garap terus dik sampai hampir subuh, tak bolak balik si Aryanti"

"serius pak???" Tanya Fais dengan wajah masih tidak percaya

"iya bener dik, bapak ndak bohong. Jadi sesudah bapak garap di sofa itu, Aryanti bapak gendong kedalam kamar, nah disitu Aryanti bener-bener seperti lupa diri, dia menghentak-hentakkan pinggulnya menggimbangi sodokan batang penis bapak ini, bahkan dia sendiri yang melolosi gamis dan rok panjangnya padahal bapak gak minta lho"

"walah ri, kamu cerita gitu aku jadi pengen ikut nikmati tubuhnya dik Aryanti" gerutu pak Bono

"sabar no, si Aryanti masih malu jika dia tiba-tiba harus ngelayanin kamu diranjang, sabar dulu ya no" pak Hari menenangkan sahabatnya itu

"oia pak, ngomong-ngomong pak Hari kok bisa kuat gitu gimana resepnya? hehehe" Tanya Fais berkelakar

"walah, dik Fais pengen tahu? Gimana no, kasih tahu gak???" Tanya pak Hari pada sahabatnya

"memange dik Fais ada masalah kejantanan???" Tanya pak Bono balik

"mmm gimana ya pak, jadi akhir-akhir ini saya cepet banget keluarnya pak, mungkin kecapekan kerja" jawab Fais dengan mata kosong menatap wajah kepuasan Aryanti di layar smartphone pak Hari

Mendengar jawaban Fais tersebut kedua orang tua itu berpandangan dan tersenyum mesum, nampaknya mereka berdua memiliki pemikiran yang sama dengan pernyataan Fais tadi.

"gimana no?" Tanya pak Hari

"ya sudah kasih tahu saja, dik Fais kan juga baik sama kita ri" balas pak Bono

"jadi gini dik Fais, ini sebenernya yang menemukan pak Bono waktu dulu masih dinas" lanjut pak Hari

"menemukan apa pak???" Tanya Fais semakin penasaran

"dulu waktu pak Hari masih aktif dinas, dia tanpa sengaja bertemu dengan orang pintar yang bisa mengobati masalah kejantanan" ujar pak Bono yang melanjutkan pembicaraannya karena terpotong pertanyaan Fais tadi.

"iya bener dik Fais, bapak dulu juga tidak sengaja pas diwarung gitu ya cangkrukan dengan penduduk local, mereka cerita masalah rumah tangga. Dari situlah bapak dapat informasi orang pintar itu" pak Bono menambahkan

"waktu itu juga pak Hari, sorry ya ri saya buka kartumu" pak Bono bercerita tentang kekurangan pak Hari

"wis santai saja no, kita kan sama-sama sudah tua" sahut pak Hari santai

"waktu itu pak Hari juga ada masalah seperti dik Fais ini, kemudian pak Hari saya ajak ke tempat orang pintar itu dik Fais. Disana pak Hari menginap 3 Hari buat diobati sama tukang pintar itu" pak Bono menjutkan ceritanya

"itu lokasinya dimana pak Bono?" Tanya Fais kembali

"daerah baluran dik, ujung timur pulau ini" jawab pak Bono singkat

"namun saya sendiri juga kurang yakin jika orangnya masih ada, karena itu sudah 30 tahun yang lalu dik" sahut pak Hari

"jadi efeknya sampai sekarang pak?" Tanya Fais heran

"makanya itu tadi bapak bilang si Hari ini jagonya wanita dik Fais" pak Bono menambahi

"tapi misal dik Fais mau coba kesana ya tidak apa-apa, ini saya sms kan ancer-ancer lokasinya" sahut pak Hari meminta balik smartphone yang dipegang Fais dan dengan cepat memencet keypad di smartphonenya

"tungkling" sebuah pesan masuk di smartphone Fais

"waduh no, kita kok malah jagongan(duduk mngobrol) disini???" ujar pak Hari kaget ketika melihat jam dilayar smartphone seusai mengirimkan pesan kepada Fais

"iya e ri, ayo kita bergegas ke pos ronda, nanti dikira kita gak datang dan orang-orang pulang lagi" pak Bono tidak kalah panic

"ya sudah dik Fais kami permisi dulu" sahut pak Hari

"maaf pak Bono pak Hari, Cuma di suguhi anggur" balas Fais dengan tersenyum

Kemudian kedua orang tua itu berjalan menyusuri dingan nya malam menuju ke pos ronda, tidak terasa jagongan mereka memakan waktu hampir 1,5 jam yang rencana awalnya mereka hendak mengawasi orang yang kebagian piket ronda.

"no, kamu tadi tau gak yang aku pikirin???" celetuk pak Hari

"istrinya Fais kan?" tebak pak Bono singkat

"bener banget no, jitu tebakanmu hahaha" pak Hari tertawa karena temannya berpikiran sama dengannya

"iya ri, aku tadi ngaceng waktu si Fais Tanya masalah solusi kejantanan tadi" tambah pak Bono

"aku jadi bayangin si Disha pasti gak puas sama servisnya si Fais" lanjut pak Bono

"walah no no, itu kamu kan ketua RT, harusnya mengayomi warga bukan malah ngelonin bini nya warga hahaha"

"memangnya kamu gak pengen ri bisa nidurin Disha istrinya Fais itu?" Tanya pak Bono

"aku ta??? Ya jelas pengen lah no, siapa juga yang gak ngiler sama lekuk tubuhnya si Disha, apalagi teteknya Disha wah bayangin aja sudah bikin puyeng. Meski kelihatannya sopan, aku yakin Disha nafsunya gede no" tambah pak sambil merogoh sakunya membetulkan posisi senjatanya yang meleset dari orbit akibat membayangan tubuh Disha

"hahahaha...jadi Disha sudah masuk list target mu nih ri?" Tanya pak Bono

"ya jelas lah no, lumayan lah bisa ngentot gratis, crot didalam pula"

"Hahahaha"mereka berdua tertawa berjalan menuju ke pos ronda Fais kembali menutup pintu pagarnya setelah kedua orang tua itu pergi, tak lupa dia kembali memastikan jika pagarnya sudah benar-benar terkunci sebelum beranjak dari halaman rumah.

****

"mas Fais kemana yah kok didalam rumah tidak ada?" gumam Disha saat mengencangkan lilitan handuknya seusai mandi, Disha kemudian berjalan keruang tamu dan melihat pintu depan masih terbuka.

Tubuh Disha hanya ditutupi handuk yang tidak cukup besar untuk menutupi paha mulusnya dan payudaranya yang indah itu, bahkan apabila Disha berjongkok maka bagian pantat Disha akan kelihatan apalagi payudaranya yang besar jelas akan menggantung. Selama ini Disha memang tinggal dengan suami dan kedua anak-anaknya yang masih kecil, sehingga seringkali dirinya berpenampilan sangat terbuka yang memperlihatkan keseksian tubuhnya ketika dirumah.

Namun meskipun kali ini ada lelaki lain menginap dirumahnya, hal itu sama sekali tidak merisaukannya, toh lelaki itu juga sudah beberapa kali menggagahinya dan memberikan orgasme yang jarang didapat dari suaminya.

"mmm, pantesan ternyata lagi ngobrol sama pak Bono dan pak Hari didepan" namun ketika Disha tengah memperhatikan suaminya dari jendela ruang tamu ada tangan yang menyusup kedalam handuknya dan bergerak cepat menggapai payudaranya

"ahhh, mass!" berontak Disha ketika tangan Pardi merengkuh tubuhnya.

"main sebentar yuk mbak? Masih nanggung nih yang tadi sore" rayu Pardi

"gila kamu mas, suamiku lagi ada didepan rumah sekarang, nanti bisa ketahuan" Disha menepis tangan Pardi yang tengah memeluk tubuhnya

"mumpung suamimu lagi jangongan mbak, gak akan ketahuan" Pardi tidak menyerah dan mulai meremasi payudara Disha

"acchh jangannn masss..." rintih Disha pelan takut terdengar suaminya dari depan

Namun bukannya Pardi melepaskan Disha, justru rintihan Disha membuatnya semakin bergairah, apalagi sensasi yang dirasakan Pardi ketika berhasil menggauli Disha yang mana suaminya berada kurang lebih 20 meter dari tempat mereka berada sekarang. Pardi yang saat itu hanya mengenakan kaos oblong dan sarung saja membuat Disha dapat merasakan jika batang penis Pardi mulai mengeras menekan pantatnya yang terutup selembar handuk.

Disha yang tenaganya kalah kuat akhirnya mengalah dengan kemauan Pardi, melihat Disha yang mengendurkan penolakannya membuat Pardi senang, dibaliknya tubuh Disha sehingga kini mereka berhadapan, sementara Pardi tetap dapat mengawasi Fais dari balik tirai jendela. Pardi memandangi tubuh Disha untuk sesaat, mereka berdua terpaku dan nafas Disha mulai memburu dengan tatapan sayu, Pardi kemudian menarik ikatan handuk didada Disha dan membiarkan handuk tersebut terjatuh dilantai, kini Disha telah sepenuhnya telanjang didepan Pardi, lelaki yang sudah beberapa kali menggauli tubuhnya itu.

Terdengar decak kekaguman dari mulut Pardi ketika tengah mendapati istri dari orang yang memberinya tempat tinggal itu kini tengah berdiri telanjang dihadapannya, Pardi tidak bosan-bosannya mengagumi keindahan tubuh Disha yang kini telah pasrah tersebut, Pardi mulai mendekatkan bibirnya dan melumat bibir Disha yang Nampak selalu basah. Disha hanya memejamkan mata saat bibir mereka mulai bersentuhan, Pardi mencium Disha dengan lembut, yang mana awalnya Disha takut sekarang mulai merasa rileks, sehingga tanpa sadar Disha membuka bibirnya dan membiarkan lidah Pardi memasuki rongga mulutnya dan mulai melilit lidahnya. Disha membalas ciuman Pardi dengan panas, bagai sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara. Sesekali mata Pardi melihat kearah jendela untuk mengawasi keadaan didepan. Disha melingkarkan kedua tangannya dipundak Pardi dan sesekali mengelusi kepala belakang Pardi, Disha sudah sepenuhnya pasrah pada terpaan birahi yang melandanya. Tangan kiri Pardi meremasi bongkahan kenyal pantat Disha dan tangan kanannya meremasi dan memilin-milin payudara Disha yang tegang.

"asshhh aahhhhh ahhhh" Disha mendesah saat Pardi melepaskan ciumannya pada bibirnya,

"cantik sekali kamu mbak, sangat cantik..." bisik Pardi pelan dibalik telinga Disha, dan didapatinya liang senggama Disha sudah sangat basah saat Pardi memesukklan jari tengahnya mengobel memek Disha

"masssshh, aku tidak kuatt " lenguh Disha menahan gairahnya, tangan Disha yang merangkul pundak Pardi pun menjambak rambut Pardi dengan cukup kuat.

Pardi merebahkan Disha di kursi dan mencumbui payudara Disha dengan sangat bernafsu, diremasinya payudara Disha dan diciuminya. Disha berusaha menahan desahan desahannya supaya tidak terdengar sampai keluar rumah dan didengar suaminya, tentu dia akan sangat malu apabila dia terpergok oleh suaminya yang saat ini tengah ngobrol bersama kedua tetangganya itu. Apalagi liang senggamanya tengah diobok-obok oleh jari tengah Pardi yang membuat rasa geli didinding vaginanya.

Pardi meneruskan cumbuannya turun kebawah dan dibukanya kaki Disha lebar-lebar sehingga liang senggama Disha yang selalu Nampak sempit itu terlihat memerah dan basah, dijilatinya bibir vagina Disha dan sesekali dihisapnya itil Disha yang sudah sangat mengeras sebesar biji kacang sehingga membuat Disha mengggunakan tangan kirinya untuk menutup mulutnya dan tangan kanan Disha menjambak rambut Pardi.

"meski sudah beberapa kali ku entot, memekmu tetap saja sempit mbak, apalagi memekmu wangi" komentar Pardi

"masshh ayo masukinn cepett, nanti suamiku keburu masuk rumahhh" rajuk Disha memohon

Pardi yang tersadar dari nikmatnya liang senggama Disha mulai membuka ikatan sarungnya, dengan setengah berdiri Pardi mulai mengarahkan batang penisnya yang besar dan panjang itu dan mendekatkannya ke liang senggama Disha,

"masshh, pleaseee....aku tidak kuaatt lagiii" Rayu Disha

Pardi tersenyum penuh kemenangan mendapati Disha yang tengah pasrah menunggu dirinya untuk disetubuhi itu, Pardi kemudian mulai mendorong batang penisnya masuk kedalam, hingga kepala jamurnya yang besar itu menguak liang senggama Disha yang sempit. Namun rupanya Pardi masih ingin menggoda Disha lebih lama lagi, batang penis yang sudah masuk kepalanya itu tak kunjung didorongnya kedalam, namun hanya ditarik masuk saja oleh Pardi dan membuat Disha merintih menahan geli

"maashhh tolonggg aku tidak kuattt", Disha yang merasakan geli didinding vaginanya itu menggerakkan pinggulnya kedepan menyusul batang penis Pardi agar lebih masuk lagi dan betis jenjang Disha mengunci kaki Pardi agar tidak bias menjauh, Pardi merasakan jika batang penisnya yang kokoh itu seperti diremas, dijepit dan dipijati oleh sempitnya liang senggama Disha.

"aaaakkhhhhh" Disha mendesah merasakan liang senggamanya kini telah mentok dan penuh oleh batang penis Pardi

Pardi dengan pelan mengayun-ayunkan batang penisnya didalam liang senggama Disha, membuat ibu muda itu merintih menikmati setiap gesekan batang penis Pardi didinding senggamanya, matanya terbelalak dan kepalanya mendongak keatas hingga membuat tubuh indahnya itu semakin membusung memamerkan keindahan payudaranya yang padat dan kencang Pardi menggengam erat pinggul Disha saat dia mulai menambah ritme kocokan batang penisnya karena cukup kesulitan untuk bergerak akibat kaki Disha yang melingkar di pinggangnya, dengan bernafsu Pardi menghujam-hujamkan batang penisnya diliang senggama ibu muda itu, membuat Disha menggeliat dan meremasi sofa ruang tamu.

"aakkhh akkhhh masss nikkmattt, aakhhh akkhhh...teruuss mass teruusss akhhhh" racau Disha keras seolah tidak perduli lagi dengan suaminya yang tengah ada diluar rumah

Pardi tersenyum puas melihat istri Fais ini tengah dilanda birahi dan berusaha mendapatkan kepuasan orgasme darinya dan membuatnya semakin bersemangat menggauli Disha. Tanpa mencabut batang penisnya Pardi mengangkat tubuh Disha dan mereka ganti posisi woman on top, Pardi duduk disofa sementara Disha diatasnya mengakangi batang penis Pardi yang tengah membelah liang senggamanya.

"ayo goyang mbak" bisik Pardi memeluk Disha dan mengecup bibirnya Disha seperti tertantang oleh bisikan Pardi dan  mulai mengangkat pinggulnya , membuat lipatan liang senggamanya seperti tertarik akibat besarnya batang penis Pardi

"assshhhhh" Disha mendesah akibat gesekan liang senggamanya itu dan mulai mengayun-ayunkan pinggulnya naik turun yang semula pelan kini semakin cepat untuk mengurangi rasa geli yang ditimbulkan gesekan dengan batang penis Pardi

"maass Faisss istrimu nikmattt massshhhh" racau Disha ditengah-tengah ayunan pinggulnya mengocok batang penis Pardi

Disha dapat dengan jelas melihat suaminya tengah berbicara dengan pak Bono dan pak Hari saat dia menaikkan pinggulnya sehingga membuat kepalanya sejajar dengan kaca jendela,

"ayo terusshh goyangg mbaakkk, enakk kan ngentot tapi suami didekatmu???" goda Pardi

"hhhh iiyyaaa masshhh, aakkhhhh akkhhhhh" sahut Disha cepat, nafasnya terengah engah ketika orgasmenya hampir datang

"maasshh parddii akuu mau sampaaii, aaaakkkkkhhhhhh....." peluk disha lemas pada tubuh pardi

Diciumnya wajah lelaki yang bukan suaminya itu dengan tatapan mata sayu dan disambut kecupan lembut pardi dikening disha,

"maass, aku sudah lemasss, udahan dulu yaa, nanti mas fais keburu datang..." bisik disha karena dia tahu pardi belum mendapatkan kepuasan dari tubuhnya

"iya gak apa-apa mbak, nanti bisa disambung lagi" balas pardi

"terima kasih masssh" disha kemudian mencium bibir pardi sebagai ucapan terima kasihnya, pardi pun  mengerti jika nanti diteruskan besar kemungkinan akan ketahuan oleh fais yang ada di halaman depan. Namun batang penisnya masih saja ereksi didalam liang senggama disha, dan disha juga tidak berusaha menariknya keluar.

Disha masih terus memeluk erat pardi, kepenatan Nampak terpancar dari tatap mata disha, rambutnya yang basah terlihat acak-acakan, handuknya dan sarung pardi tergeletak dilantai.

"mama, mama sedang apa????" terdengar suara dari arah ruang tengah, bima anak pertama disha rupanya terbangun karena mendengar suara berisik dari ruang tamu saat mereka bersetubuh tadi, kini tengah memandanginya yang tengah telanjang bulat sedang mengangkangi batang penis pardi yang masih menghujam diliang senggamanya... POV : DISHA ""mama, mama sedang apa????"

Kulihat anakku Bima tengah memandangiku yang masih bertelanjang bulat dalam posisi mengakangai batang penis Pardi, aku kaget bukan main terpergok oleh anakku sendiri, begitu pula dengan Pardi yang kulihat juga nampak panik.

Anakku berjalan menghampiriku sambil mengucek-ucek matanya karena ngantuk, hatiku berdegup sangat cepat, aku harus berpikir dengan segera mencari alasan agar aku bisa mengelabuhi anakku Bima.

"eh sayang kok bangun?ini kan masih malam?" sapaku padanya yang kini tengah mengambil tempat disebelah Pardi, kuusap-usap rambutnya sementara aku masih dalam posisi mengakangi batang kemaluan Pardi.

"Bima terbangun ma karena Bima dengar suara mama diruang tamu" jawab anakku dengan polosnya

"iya sayang, maaf mama jadinya ganggu tidurnya Bima ya...maaf ya nak"

"mama kok tidak pakai baju?mama sedang apa?dan om ini siapa ma?kok mama dan om tidak pakai baju?sama kayak waktu sama papa dulu" tanya anakku yang tentu saja membuatku bingung bagaimana menjawabnya

"aaapa nak?lihat papa sama mama tidak pakai baju?" tanyaku heran

"iya ma, Bima pernah lihat mama ditindih sama papa, mama seperti orang yang kesakitan tapi mama justru seperti senang setiap kali papa memasukkan tititnya ke lubang pipisnya mama, tapi habis itu papa teriak kenceng dan akhirnya papa ketiduran dan mama asyik memegangi lubang pipis mama sendiri sampai akhirnya mama kayak kejang-kejang gitu"

Aku terkaget-kaget mendengar penjelasan Bima, berarti dulu dia melihat waktu aku tengah digauli mas Fais, dan pertempuran ranjang itu berakhir dengan 'kentang'nya diriku karena mas dais croot duluan dan kemudian kutuntaskan dengan masturbasi

"mas, kamu awasi depan yah?" perintahku pada Pardi

"ii iya mbak" jawab Pardi singkat

Pardi kusuruh mengawasi halaman depan untuk melihat suamiku yang tengah asyik mengobrol dengan pak Bono dan pak Hari, aku tidak mungkin langsung mengelak cepat didepan anakku karena itu akan membuatnya semakin bertanya-tanya dengan apa yang sedang aku lakukan.

"ini namanya om Pardi nak, sementara ini om Pardi akan tinggal bersama kita disini" aku berusaha menjelaskan perlahan supaya dia cepat mengerti maksudku

"tapi kenapa mama dan om Pardi tidak pakai baju?dan kok tititnya om Pardi masuk lubang pipisnya mama sama kayak papa dulu?" sahut Bima setelah menerima jawaban dariku

"ini mama lagi olahraga sayang sama om Pardi, tidak pakai baju biar keluar keringat, lihat ini mama dan om Pardi juga keringetankan" tanganku meraih tangan kecil Bima yang kemudian kusentuhkan kepayudaraku agar dia percaya

"berarti kemarin papa sama mama juga berolahraga?" tanya Bima kembali

"iya sayang, kemarin papa sama mama olahraga juga seperti ini, sama kayak ditempat Bima belajar kan kalau Hari rabu juga olahraga, hanya saja besuk kalau Bima sudah gede bbaru boleh olahraga seperti mama sekarang ini dengan om Pardi" kataku pada Bima yang sepertinya sudah mulai paham,

"oia, tapi Bima jangan bilang bilang sama papa ya kalau mama bantuin om Pardi olahraga" lanjutku kemudian

"kenapa ma?kan kata bu guru olahraga buat tubuh sehat?" tanya anakku bingung

"karena nanti papa marah kalau mama bantuin om Pardi olahraga begini sayang, memang Bima pengen mama dimarahi sama papa?"

"ndak mau, Bima ndak mau mama dimarahi sama papa" rengek Bima

"makanya itu, Bima jangan bilang siapa-siapa ya supaya papa tidak tahu"

"iya ma, Bima gak akan cerita sama siapa-siapa" jawab Bima sambil mengangukkan kepala

"anak mama memang pintar, ayo Bima tidur lagi ya, adik kenza ditemenin"

"iyaa ma, Bima tidur lagi" sahut Bima yang kemudian beranjak kembali kekamarnya

"huuffftttt....syukurlah Bima tidak tanya aneh-aneh" aku merasa lega karena Bima sama sekali tidak curiga dengan apa yang sedang kulakukan bersama Pardi

"aku sudah deg-deg an mbak dari tadi, untung kamu pintar mengelabuhi anakmu" sahut Pardi yang juga ikut lega karena Bima tidak curiga dan teriak memanggil papanya

"hmm, deg-deg an kok kontolmu masih keras aja didalam mas?"ledekku sambil mengecup bibirnya

"hehehe, gimana ya mbak, rasanya 'aneh' saja aku tengah menyetubuhimu tapi disaksikan anakmu" jawab Pardi singkat, dapat kulihat ada perasaan bangga dari tatap matanya, mungkin karena dia menyetubuhiku didepan anakku

"maaf pak Bono pak Hari, Cuma di suguhi anggur" sayup-sayup kudengar suara suamiku dari halaman depan, aku dan Pardi melihat kejendela, dan kulihat suamiku tengah melambaikan tangannya.

"duuhhh gara-gara Bima banyak tanya jadi gak sempat beres-beres" gerutuku

"iya mbak, itu suamimu sudah mulai mengunci pagar" sahut Pardi singkat

"ayo kalau gitu cepat diberesin mas"

Dengan tergesa-gesa aku dan Pardi membereskan ruang tamu yang sedikit berantakan akibat persetubuhanku dengan Pardi, kurapikan secepatnya bantal-bantal yang jatuh sementara Pardi merapikan majalah diatas meja yang terjatuh. Setelah selesei kuraih handukku dan kupakai sekenanya saja yang penting payudaraku dan memekku tertutupi karena handuk ini cukup kecil dan tidak mampu menutupi tubuhku dengan baik.

"mas, cepetan balik kekakamar, aku mau kekamar mandi lagi" ujarku pada Pardi dan bergegas ke kamar mandi balakang

"iiya mbak", dan tanpa kuduga-duga Pardi dengan cepat mengecup dan melumat bibirku

"love you" bisiknya singkat ditelingaku yang kemudian dia berlalu masuk kekamarnya

Aku masih belum percaya dengan kejadian barusan dan tanpa kusadari akupun dengan lirih membalasnya

"love you too"

Kudengar pintu ruang tamu dibuka, aku tersadar jika aku dari tadi masih terdiam didepan kamarnya Pardi, cepat cepat aku berlari kekamar mandi dibelakang untuk membersihkan diri karena lelehan cairan orgasmeku cukup lengket mengalir dipaha hingga lututku. Kubuka pintu kamar mandi, dan perlahan kututup kembali dan kukunci. Aku membuka kran air agar mas Fais tau jika aku masih ada dikamar mandi. Kembali aku terdiam mengingat kata-kata Pardi sebelum dia meninggalkan ku didepan pintu kamarnya tadi, kata-kata itu terngiang ditelingaku, perasaan aneh melandaku, bersamaan dengan menghangatnya suhu tubuhku saat ini. Aku tidak mau main perasaan dengan Pardi, apa yang aku lakukan dengannya 'just for fun', bersenang-senang karena aku tidak mendapat kepuasan ranjang dari suamiku. Namun untuk menduakan suamiku, itu mustahil, aku sudah memiliki kehidupan yang cukup, baik materi ataupun keluarga. Namun hanya satu yang belum kudapatkan dari pernikahanku, kepuasan dari mas Fais. Aku tidak boleh main hati dengan Pardi jika aku tidak mau rumah tanggaku berantakan. Namun perasaan aneh ini tidak mudah kutepis

Memikirkan Pardi membuatku mengingat setiap persetubuhanku dengannya, pertama kali dia mencumbuku di tempat terbuka, bagaimana caranya menciumi bibirku, payudara ku dan menjilati liang senggamaku dan terlebih lagi bagaimana dia dengan gagahnya menyetubuhiku hingga membuatku terlena dengan permainannya, seandainya batang mas Fais bisa sebesar dan sepanjang milik Pardi atau mas teguh bersambung

thewifediaries
7 years ago
Akhirnya, Selesei Juga Acaranya
Akhirnya, Selesei Juga Acaranya

Akhirnya, selesei juga acaranya

thewifediaries
7 years ago
Di Kantor Dan Dirumah, Bagaimana Menurut Kalian?
Di Kantor Dan Dirumah, Bagaimana Menurut Kalian?

Di kantor dan dirumah, bagaimana menurut kalian?

thewifediaries
7 years ago
Apa Yang Enak Disaat Hamil Adalah, Aku Bisa Merasakan Nikmatnya Saat Sperma Dengan Deras Menyembur Liang

Apa yang enak disaat hamil adalah, aku bisa merasakan nikmatnya saat sperma dengan deras menyembur liang senggamaku

thewifediaries
8 years ago
thewifediaries - the wife diaries
thewifediaries
9 years ago

Lanjutan... Menggunting dalam Lipatan

Aku memacu cepat kendaraanku sambil mengingat-ingat jalan yang tadi kulewati, hingga akhirnya kulihat sebuah apartemen didekat jembatan yang menandakan aku sudah berada dijalur yang benar, kuparkirkan mobilku dan kuajak pardi turun. Kami segera mencari meja yang kosong, karena tempat nya cukup ramai sore ini. Pakaianku yang sedikit terbuka ini kembali mengundang pandangan lapar pria hidung belang didalam rumah makan ini. Pardi ku minta buat pesan makanan terlebih dulu sementara aku mencari toilet perempuan. Bergegas aku meraih smartphone dalam tasku begitu aku memasuki toilet, dan segera ku hubungi suamiku, ‘tuut.. tuuut tuuutt…’ terdengar nada sambung karena suamiku tidak segera mengangkat ponselnya, aku mulai sedikit panic. Namun tak lama kemudian terdengar suara dijawabnya panggilanku tadi. “halo mas, anak-anak kita sudah dijemput?” tanyaku panik dan gugup “iya sudah dik, kamu dari mana saja kok lupa belum jemput?ini tadi aku sampai rumah kok kamu belum datang sama anak-anak” “syukurlah maass, ini aku masih ditempat supliyer soalnya” aku berbohong pada suamiku “pulang jam berapa dik nanti?” “sebentar lagi kok mas, oia mas makan saja dulu dengan anak-anak ya, sudah adik siapkan tadi dimeja makan” “ya sudah hati-hati dijalan dik,” “iyaa mas, bye… love you” kuucapkan tanda cinta karena aku merasa bersalah pada suamiku “iyaa love you too istriku” ‘huuffft’ syukurlah mas fais tidak marah dan curiga dengan kepergianku siang tadi. Lega aku mendengar suaranya barusan, sekarang tinggal mencri alas an supaya si pardi bias tinggal dirumah kami sementara waktu ini, tapi apa ya?aku berpikir sambil berdiri didepan wastafel, kulihat dari cermin didepanku wajahku sedikit letih. Namun saat aku tengah tenggelam dalam pikiranku, tiba-tiba saja ada yang merengkuh pinggangku dan memeluknya. “mmm mass pardi ngapain kok disini?ini kan toilet perempuan mas!” “duuh cantiknya kalau marah begini kamu mbak” “mas pardi keluar, nanti dilihat orang mas masuk toilet perempuan!” Namun bukannya pardi keluar, jutru tangannya yang tadi memelukku mulai menyusup kedalam dressku melalu bagian bawah dan langsung meremasi payudaraku, sementara dia mencumbui leherku denga lembut dan kembali membangkitkan gairahku. Rambutku yang telah kuikat mempermudahnya mencumbuiku, “mikirin apa sih kamu mbak, kayak orang linglung gitu, coba lihat itu gambarnya apa” sahut pardi kemudian sambil menunjukkan padaku gambar siluet laki-laki da nada tulisan ‘gent’ yang tertempel dipintu toilet. Ya ampun, ternyata saking panic nya aku tadi sampai salah masuk toilet. Dan terlebih lagi toilet tadi dalam keadaan kosong sehingga aku tetap masuk dan menganggap jika ini adalah toilet wanita. “utung aja aku yang masuk mbak, coba kalau yang masuk bapak-bapak yang lagi makan itu, bias digarap kamu ditoilet ini mbak, hahaha” “ehh enak saja, memangnya aku wanita murahan apa bias menggauliku seenaknya” “ya sapa tau mbak malah pasrah, ya kan kayak di lapangan dulu, mbak malah seneng waktu aku gesek-gesekin kontolku ini kebelahan pantat montokmu ini” pardi kemudian meremas bongkahan pantatku. “mmm” aku terdiam tidak bisa membantah kata-katanya “sudah ah, aku mau makan dulu aja” lanjutku kemudian sambil berusaha melepaskan tubuhku dari dekapannya. “iyaa iyaa, itu tadi juga makanannya baru dating, tunggu ya” Tanpa menjawab perkataan pardi, aku langsung saja meninggalkannya dan kembali kemeja yang kami pesan tadi, Aku duduk dengan santai menikmati setiap pandangan pria yang mencuri pandang pada tubuh indahku ini. Aku sandarkan punggungku yang sedikit letih setelah persetubuhan sore ini, ku lipat kedua tanganku tepat dibawah gundukan payudaraku yang membuatnya semakin menonjol. Beberapa pria memberikan senyuman kepadaku dan itu membuatku tersipu. Pardi ini kemana kok lama banget sih dikamar mandi, kayak cewek aja. Akhirnya aku makan dulu makanan yang telah terhidang dari tadi dimeja kami. Aku makan dengan lahap, karena perutku bener-benar lapar, persetubuhan ku tadi cukup menguras tenagaku, lemas banget rasanya. Setelah hampir habis makanan dipiringku, kulihat pardi keluar dari arah kamar mandi. “wah mbak kok aku ditinggal makannya” “Salah sendiri kamu lama tadi dikamar mandi, mbak kan lapar” “maaf maaf tadi masih ada yang kukerjakan mbak” “kamu ngapain aja dikamar mandi kok lama?” “ada deh , mbak mau tau saja, oia makasih yah sudah bersedia berpenampilan ‘cantik’ sore ini” “iyaa iyaaa, apa sih yang ndak buat kamu mas, sudah ayo segera makan, keburu dingin” Baru kali ini aku bepenampilan seberani ini, sebelumnya aku belum pernah keluar rumah dengan pakaian terbuka seperti yang kupakai saat ini. Tak heran banyak pasang mata yang memandangiku seolah tengah menelanjangi tubuhku. Aku cukup senang dengan respon pardi barusan, dia terlihat menghargai apa yang kulakukan untuknya. Sepertinya dia juga sangat lapar, karena dia makan makanannya dengan lahap dan cepat. Mungkin mitos jika orang yang makannya lahap itu ganas diranjang cukup benar, jika melihat pardi begitu menggebu-gebu saat menggauliku. “pelan-pelan aja makannya mas, santai aja” “mmmm iya, habisnya makanan ini enak mbak” Aku tersenyum mendengar jawaban pardi barusan, terlihat sisi kekanak-kanakan dalam dirinya. Aku sudah menyelesaikan makananku, ku silangkan garpu dan sendok yang kupakai dalam posisi tertutup diatas piring. “aku ke wastafel dulu mas, mau benerin lipbalm dulu” Aku segera beranjak ke wastafel yang berada disisi seberang meja kami, aku berjalan melewati beberapa pria yang dari tadi memandangiku. Aku lantas berpikir untuk memberi mereka sedikit pemandangan indah. Setelah sampai di wastafel, aku segera mencuci tanganku, aku tersenyum-senyum genit saat bercermin seolah menggoda seseorang. Aku mundur sedikit dan kemudian kubungkukkan badanku, tangan kiriku berpegangan dipinggir wastafel, sementara tangan kananku memoles bibirku dengan lipbalm. Aku melihat dari cermin didepanku, beberapa pria mencuri pandang kearah paha dan pantatku yang memang sengaja aku pamerkan. Tubuhku mulai mengahangat seiring pemainan kecil yang kulakukan. Entah sejak persetubuhan pertamaku dengan mas teguh dulu, kini aku sering terbesit pikiran nakal untuk memamerkan tubuh indahku ini. Kurasa sudah cukup aku menggoda mereka, saatnya mengakhiri lamunan jorok mereka, hiiiii. Aku kembali berjalan kearah meja kami tadi, kuberikan senyuman manis pada setiap pria yang memandangku dan mereka balik tersenyum dan bahkan ada yang dengan berani mengerlingkan matanya kepadaku. “sudah selesei mas?mau nambah lagi?” sahutku ketika sampai di meja “sudah kenyang mbak, ayo kita cabut” “ya sudah tunggu saja dimobil, aku bayar ke kasir dulu” Setelah pardi pergi, aku menuju kasir untuk membayar makanan yang sudah kami pesan tadi supaya bisa segera menyusul pardi di mobil. POV Fais … “iyaa mas, bye… love you” istriku memberikan ucapan sayang sebelum mengakhiri pembicaraan “iyaa love you too istriku” sahutku enteng karena aku sebenarnya muak dengan penghianatannya padaku Tak lama kemudian terdengar nada telepon terputus dari seberang, kulihat anak-anakku yang tengah terlelap. Kupandangi wajah lugu mereka ketika tidur, sempat terbesit dipikiranku untuk bercerai saja dari istriku, namun wajah yang tengah tertidur itulah yang membulatkan tekadku untuk bertahan dan menjaga keutuhan rumah tangga yang kubangun bersama disha istriku. Perlahan kututup pintu kamar tidur anakku agar tidak membangunkan tidur mereka, meski hari masih cukup sore, mereka sudah ketiduran karena capek bermain. Sementara aku menyeduh kopi didapur, aku duduk di kursi meja makan tempat dimana istriku disetubuhi oleh tukang sayur siang tadi. Kuteguk kopi yang tadi kubuat, dan kembali bayangan persetubuhan tukang sayur dengan istriku berputar dipikiranku.bagaimana ketika tukang sayur itu mendekap istriku, mencumbuinya, menggesek-gesekkan batang penisnya dibelahan pantat istriku, diremasinya payudara besar istriku dan justru istriku menikmati setiap rangsangan yang diberikan tukang sayur kepadanya. Bahkan istrikupun membalas ciuman ketika tukang sayur itu memagut bibirnya, ciuman yang erotis yang penuh dengan nafsu. Hingga akhirnya dia mendesah-desah menahan nikmat ketika liang senggamanya disetubuhi tukang sayur itu dan membuatnya orgasme beberapa kali. Terbayang bagaimana nikmat yang didapat istriku ketika disetubuhi oleh tukang sayur itu, wajah disha menunjukkan kepuasan yang sangat alami, tidak dibuat-buat seperti ketika kami berhubungan badan. Aku kembali menerawang jauh kebelakang ketika dengan bodohnya aku menuruti nafsuku ingin membiarkan istriku sendirian disungai sore itu, hingga akhirnya dia bertemu dengan mas teguh yang menggugah birahinya. Istriku yang kukenal pemalu dan pendiam seperti berubah 180 derajat setelah kejadian sore itu.mungkin ini semua adalah kesalahanku, aku yang melemparkan kail berisi umpan, namun ketika umpanku dimakan dan terkait pada kail aku malah bingung. Istriku justru akhirnya kecanduan batang penis yang besar dan panjang, dan sulit mendapatkan kepuasan lagi dariku. Juga ketika aku membiarkannya pergi dengan keponakanku untuk melihat pesta rakyat dulu, seharusnya aku menemani dia supaya tidak terjadi apa-apa dengannya, namun keenggananku saat itu justru membuat istriku semakin berani mempertontonkan keindahan tubuhnya, tentu dengan penampilannya malam itu pasti akan memncing birahi pria manapun yang memandangnya, apalagi wajah istriku yang memang sedikit menggoda itu. Dengan penampilan terbuka orang akan beranggapan istriku memang jablay. Dan saat itu pardi lah yang beruntung, yang kala itu berada dibelakang istriku. Dia akhirnya memberanikan diri menggesek-gesekkan batang penisnya dibelahan pantat istriku ketika berdiri melihat pertunjukan rakyat. Dan bodohnya lagi aku justru membiarkannya, istriku bahkan menggenggam erat pahaku ketika pardi berusaha memasukkan batang penisnya di liang senggama istriku. “tttiinn tiiinnnn” Lamunanku buyar seketika saat klakson mobil istriku berbunyi didepan rumah, istriku rupanya sudah sampai. Kulihat mobilnya perlahan memasuki halaman rumah kami dan berbelok kearah garasi. Didalam mobil gelap sehingga aku tidak bisa melihat apakah pardi masih bersamanya atau tidak. Ting tong…ting tong… Tak lama kemudian Fais mendengar bel dirumahnya berbunyi, dia bergegas kedepan membukakan pintu karena tadi dia lupa mencabut kunci yang ada dipintu masuk. “mas maaf adik terlambat pulangnya” serbu Disha saat masuk rumah, tak lupa dia merapikan diri sebelumnya dan mengenakan cardigan yang disimpannya didalam mobil “iya dik gak apa-apa, oia dik itu siapa?” Tanya Fais pura-pura tidak tahu karena Pardi kebetulan ada dibelakang Disha “oia mas, ini aku ketemu mas Pardi, anaknya bu sulasmi yang rumahnya dekat pos ronda itu mas” “lho kok bisa kebetulan bareng dik?” Fais pura-pura heran “kebetulan dulu pas pulang nonton pertunjukan rakyat itu adik pulangnya diantar mas Pardi mas, dan ini tadi kebetulan sekali lha kok adik lihat dia di stasiun lagi cari angkutan umum, jadi adik ajak sekalian karena sepertinya dia kebingungan” jelas Disha “ayo mas Pardi silahkan masuk” sambut Fais ramah “iii ya mas Fais” Pardi dengan canggung memasuki ruang tamu “dik, segera ganti baju, trus mas Pardi dibuatkan kopi dulu” sahut Fais “beres mas, aku ganti baju dulu” Disha bergegas masuk kedalam rumah “ayo duduk dulu mas Pardi” “iii iya mas” Pardi mengambil tempat duduk agak diujung sofa “oia mas gimana kabar di kampung? Masih belum turun hujan kah” “di kampung baik-baik saja mas, memang kemarin saya pas berangkat sempat hujan sebentar, makanya baju saya jadi lusuh begini” Pardi memperlihatkan bajunya yang sedikit lusuh yang disebabkan persetubuhannya dengan Disha didalam mobil “segera ganti baju mas biar tidak sakit, flu nanti” , “oia mas Pardi rencana nya mau kemana ?” Fais berpura-pura bertanya “jadi awal mulanya saya ingin mencoba mengadu nasib mas, kebetulan kemarin mbak Disha cerita kalau di sini sedang banyak pembangunan infrastruktur pemerintah, yah siapa tau saya bisa bekerja jadi kuli atau apalah, maklum mas hanya tamatan SMA” “jadi mas Pardi belum tau mau kemana ini nanti?” “iya mas, saya tadi turun dari kereta bingung mau kemana, pikiran saya cari penginapan yang murah tapi sudah penuh, pas mau lanjut jalan mbak Disha melihat saya waktu dia keluar dari gerbang kantor” Fais dapat menangkap maksud Disha dari percakapan nya dengan Pardi tadi, rupanya Disha ingin agar dia mau tidak mau dapat mengijinkan Pardi menginap dirumahnya. “ya sudah mas Pardi tinggal saja dulu disini sementara waktu sambil mencari pekerjaan” Fais terpaksa tersenyum saat mengatakan hal tersebut “bbeenar boleh mas?saya takut merepotkan nanti” “tidak apa-apa mas, kita kan dari kampung yang sama, jadi sudah seperti saudara, harus saling membantu kan, anggap aja dirumah sendiri mas” “Terima kasih banyak mas Fais, memang anak cucu eyang Brotodiharjo mewarisi sifat baik leluhurnya” sahut Pardi memuji buyut dari Fais yang merupakan mantan lurah sekaligus yang membuka lahan desa kelahiran mereka “mas Pardi tidak usah terlalu memuji, kan memang sudah kewajiban untuk saling membantu, oia saya siapkan dulu kamar nya sebentar” “iya mas Fais” Fais kemudian berdiri dan hendak berbalik untuk mempersiapkan kamar yang akan ditinggali Pardi, namun langkahnya tertahan karena dia tertegun melihat istrinya yang tengah membawa nampan, begitu pula dengan Pardi

“wahh maaf maaf saya lama didapur tadi” sahut Disha yang masih berdiri memegangi nampan disamping suaminya “dik, kok pakai daster itu sih, kan ada tamu!” sergah Fais ketika melihat istrinya berpakaian sangat terbuka. Memang daster yang dipakai Disha sekarang benar-benar mempertunjukkan kemolekan tubuhnya, daster berbahan katun yang lembut, daster tanpa lengan dan dibagian pundak hanya ditopang oleh seutas kain, dimana bagian bawah panjangnya diatas lutut yang dihiasi renda-renda memperlihatkan kemulusan dan halusnya kulit pahanya, tentu saja karena itu daster yang bisaanya dipakai tidur, bagian atas dadanya sangat terbuka, sehingga payudara Disha yang besar dan montok itu seolah ingin memberontak keluar, apalagi tidak terlihat adanya tali BH dipundak Disha yang otomatis setiap gerakan Disha akan membuat payudara indahnya itu berguncang. “iya mas, tadi buru-buru kan tadi mas sendiri yang nyuruh cepet” bisik Disha protes pada suaminya “ya tapi kan kamu tau ada tamu dik” Fais masih kesal dengan jawaban istrinya “sudah-sudah gaak enak mas dilihat tamu kita bertengkar begini” Disha mencoba menyudahi debatnya dengan suaminya “wah maaf ya mas Pardi, istri saya ini tdak sopan, memang kalau mau tidur suka berpakaian seenaknya, sampai lupa kalau ada tamu dirumah” Fais berpura-pura untuk menyembunyikan kekesalannya “hahaha…iya mas tidak apa-apa kok, lumayan malama-malam melihat keindahan bidadari” sahut Pardi dengan nada bercanda, Disha yang mendengar jawaban itu hanya tersenyum pelan. Fais sebenarnya kurang suka dengan jawaban Pardi barusan, namun dipaksakannya dia untuk tersenyuam karena dia telah terjebak oleh perangkap istrinya itu. “dik, minumnya kok tidak disuguhkan sih?”, “mas mau menyiapkan kamar buat mas Pardi dulu” ujar Fais menutupi kekesalan hatinya. “oia adik sampai lupa, mas bedcovernya ada dlemari belakanga, jangan lupa diambilkan ya supaya mas Pardi tidak kedinginan” sahut Disha ketika suaminya beranjak pergi. Disha dengan sedikit membungkuk meletakkan nampan yang dibawanya di meje tamu, Disha sengaja melakukannya perlahan sehingga Pardi dapat melihat payudara Disha yang menggantung indah seperti hendak tumpah dari dasternya. “berani bener mbak sama suaminya?bisik Pardi “lha tadi dimobil siapa yang nantanin coba” balas Disha berbisik pelan “hahaha ya aku kira tidak secepat ini sih mbak” “yah dikasih enak malah mau nolak” sahut Disha berpura-pura kesal “bukannya gak mau mbak, aku kaget aja dengan sandiwara mbak barusan ini” “ya gimana lagi mas, kan aku biar ada alasan berpakaian terbuka dirumah meski ada mas disini, karena mas Pardi kan sudah pernah melihatku dengan baju terbuka didepan mas Fais, berarti lain kali itu akan menjadi bisaa dimata mas Fais, ya kan” Disha kemudian mengambil posisi duduk dikursi didepan Pardi “pinter banget kamu mengelabuhi suamimu mbak” puji Pardi “hiiiii, aku tadi deg-deg an lho mas, takut mas Fais marah, ternyata responnya jauh dari bayanganku” “mbak, nanti malam ‘lagi’ yah?aku tegang ini” Pardi menunjukkan batang penisnya yang tengah ereksi dibalik celananya “huss, sembarangan aja, nanti kalau ketahuan suamiku gimana mas? Belum berani aku” Disha berusaha menolak “lah, kan aku pengen nginap disini juga biar bisa nggarap tubuhmu tiap Hari mbak, hehehe” “tapi ya jangan sekarang lah, masak baru tiba trus istri tuan rumah kamu gauli sih mas? Disha mengerutkan keningnya “kan gak ada salahnya mbak, kita sama-sama enak, apalagi katamu suamimu kalau tidur kayak kerbau, susah dibangunin” “mmmm” Disha mencoba berpikir baik buruknya, sementara Pardi semakin serius memperhatikan payudaranya Disha. “yah mbak, aku pengen banget nihaa” Pardi kemudian mengeluarkan batang penisnya tersebut “eh mas, cepett cepett masukin lagi nanti diliat suamiku” Disha panik karena tiba-tiba Pardi mengeluarkan batang penisnya itu. “gimana mbak??? Nanti malam yah?” “iyaa iyaaa, tapi nunggu suamiku tidur dulu” “nah gitu dong mbak, dikasih nikmat jangan ditolak, gak baik, hehehe” sahut Pardi cengengesan Disha tidak punya pilihan lain selain menuruti kemauan Pardi, dia merasa sudah terlanjur ‘basah’ masuk dalam obsesi kebinalannya sendiri, dan membuatnya beberapa kali terlibat persetubuhan dengan laki-laki lain, dan akhirnya dia memutuskan menuntaskan ‘mandi’ dari kebasahannya tadi, dengan kata lain Disha memilih mengikuti nafsunya. “anak-anakmu dimana mbak? Kok tidak kelihatan?” Tanya pardi “sudah tidur dikamar itu, tadi begitu selesei makan langsung disuruh suamiku tidur” disha menunjuk sebuah kamar disebelah set home theater yang ada diruang tengah “rumahmu bagus yah mbak, nyaman juga” pardi mengagumi rumah milik Fais dan disha, dimana perabotannya bagus-bagus, sofa yang didudukinya pun terasa sangat empuk begitu juga dengan sofa yang ada diruang tengah depan set home theater. Lampu gantung yang ada diatasnya pun juga turut diperhatikan oleh pardi begitu juga dengan ornament-ornamen pada gypsum diatasnya. “mas Fais ini yang mendesain sendiri, begitu juga dengan perabotannya” sahut disha “selera suamimu bagus juga mbak, pantas saja istrinya cantik” pardi memuji disha “ah bisa aja kamu ma menggodanya” disha menyilangkan kakinya, sehingga kain daster itu semakin tertarik keatas. ‘glek’ pardi menelan ludah nya melihat kemulusan paha istri tetangganya dari kampong itu dan kebetulan cukup keras hingga didengar disha yang sedari tadi memperhatikan pardi “walah mas itu kok sampai jakunnya naik turun, kan sudah beberapa kali lihat aku telanjang” goda disha Meskipun pardi sudah beberapa kali menggauli disha, namun kemulusan paha disha tetap mampu membuat mata pardi silau tak berkedip didepan bidadari cantik itu “beruntung banget suamimu bias melihat kemulusan pahamu itu mbak, apalagi bias menikmati keindahan tubuhmu tiap Hari” “ya namanya suami istri mas, kan wajar karena itu haknya, makanya segera cari istri biar bias diliat tiap Hari, hiiii” ‘CLEK’ percakapan mereka terhenti ketika mendengar pintu yang ditutup dari arah belakang “dik, itu kamarnya mas pardi sudah siap, ayo mas saya tunjukkan kamarnya dulu, sekalian ganti bajunya” sahut Fais pada istrinya sekalian mengajak pardi melihat kamar yang sudah disiapkannya “bbbaiik mas” jawab pardi tergagap “oia, minumnya saya bawa keruang tengah ya, sapa tau nanti mas pardi tidak capek dan mau melihat televisi” ujar disha mengangkat nampan yang gelasnya belum sempat disentuh pardi “iya dik, taruh saja dimeja tengah” Fais mengarahkan istrinya Fais berjalan didepan pardi yang mengikutinya dari belakanga, cukup luas rumah Fais, jika melihat perabotan rumah tangga yang cukup banyak itu masih menyisakan ruang yang luas. Fais menarik gagang pintu dan membukanya lebar-lebar. “silahkan masuk mas pardi, bajunya bias ditaruh dilemari sana” seraya mempersilahkan pardi masuk kamar tersebut Kamar yang ditempati pardi cukup luas, ditambah sebuah lemari di seberang tempat tidur spring bed doble size, kamar tersebut sebenarnya kamar tamu yang jarang digunakan, sehingga sedikit pengap aoleh karena itu Fais cukup lama membersihkan kamar tamu tadi. “Besar sekali tempat tidurnya mas, empuk lagi” ujar pardi saat menduduki samping ranjang “biar mas pardi istirahatnya nyaman, ya sudah silahkan bersih-bersih dahulu, oia kalau amau melihat televisi diruang tengah yang kita lewati tadi mas, dan kamar mandi nya ada dibelakang ” Fais kemudian menutup pintu kembali “terima kasih mas” Diruang tengah disha tengah duduk menyilangkan kaki melihat televise , Fais kemudian mengambil tempat disebelahnya. “lihat apa dik?ada yang bagus ndak? “ndak ada nih mas yang bagus, acaranya sinetron mulu” disha berberapa kali memindah chanel televise dari remote yang dipegangnya “oia dik, rambut kamu kok lepek gitu???” Fais berpura-pira bertanya ‘deggg’ disha kaget dengan pertanyaan suaminya “mmm ittuu tadi kenaa angin mas” disha menjawab sekenanya karena gugup “mandi sana gih didalam dik, mas kunci pintu dulu” “iyaa mas, gerah juga adik sekarang” Fais kemudian kedepan mengunci pintu pagar meninggalkan istrinya diruang tengah, jalanan depan rumah sudah cukup sepi malam ini, berbeda dengan didalam rumah tadi, dilhalaman rumah sangat dingin angin berhembus. Fais tengah mengunci pagar ketika tiba-tiba dia ditegur seseorang “sudah mengantuk dik Fais?” sahut pak Bono yang merupakan pak RT “iya tumben kok sudah dikunci pintunya” pak Hari menimpali “belum sih pak, Cuma jalanan udah agak sepi saja pak, oia mau kemana nih pak Bono dan pak Hari?” “ke pos kampling didepan dik, mantau orang ronda” jawab pak Bono sambil membetulkan kain sarung yang dilingkarkan dibadannya “oiaa, dik Fais kok baru kelihatan ini?” Tanya pak Hari “baru datang dari mudik pak, lumayan bias beristirahat dikampung, mari masuk dulu pak?” tawar Fais kepada kedua orang tua yang usianya terpaut cukup jauh dengannya itu “ah disini saja dik Fais, udaranya segar” pak Bono kemudian duduk di ‘bok’ yang ada didekat pagar (dudukan yang dibuat dari cor-cor an semen dan gamping yang dibuat untuk tempat jagongan) dan kuikuti begitu pula dengan pak Hari Pak Bono merupakan seorang purnawirawan angkatan laut, sementara pak Hari masih bekerja menjadi mandor tebu di PTPN kota kami. Oleh karena itu kedua orang tadi didapuk tugas mengawasi keamanan lingkungan setempat. Cukup lama obrolan mereka , mulai masalah ekonomi hingga janda di gang sebelah “kalau masalah perempuan sih pak Hari jagonya mas Fais” sahut pak Bono yang asyik dengan obrolan mereka “jago bagaimana nih pak Bono?”sementara pak Hari yang namanya disebut tadi hanya tertawa “lha itu, Aryanti yang baru ditinggal mati suaminya, kemarin malam sudah berhasil digarap sama pak Hari” pak Bono kemudian mengeluarkan HP nya dan menunjukkan potongan wajah yang sedikit blur kepadaku, dan digambar itu tertera tanggal dan jam kemarin malam “masak ini mbak Aryanti pak Bono?” sahutku sambil menoleh pada pak Hari seolah tidak percaya “tuh ri, kasih lihat yang tadi kamu kasih lihat sama aku dirumah tadi” pak Bono menyuruh pak Hari “tapi ini rahasia lho mas, jangan dikasih tau orang lain” pak Hari berbicara dengan serius namun wajahnya terlihat tertawa sambil mengotak-atik smartphone nya yang kemudian diserahkannya kepada Fais Kini ditangan Fais, terdapat gambar bergerak perlahan, masih belum Nampak siapa yang ada dalam gambar tersebut hanya suara-suara desahan perempuan “ahhhh ahhhh ahhhh sudaah sudahhh pakkhhh…” Fais memperhatikan baik-baik tampilan dilayar itu, sementara pak Bono dan pak Hari tersenyum-senyum melihat Fais yang asyik dengan smartphone ditangannya, terlihat sesosok kepala tengah menjilati liang senggama dengan sangat rakusnya disebuah sofa sementara rok panjangnya tersingkap di pinggang dan celana dalam perempuan itu hanya disingkapkan saja tanpa dilepas. Sepertinya gambar tersebut diambil sendiri oleh pria didalam video tersebut karena gambarnya beberapa kali goyang. “assshh pakkhh ahhhhhh ahhhhh….” Perempuan itu mendesah setiap kali lidah pria itu mengaduk-aduk liang senggamanya sementara tangan si perempuan justru menajambak dan menekan-nekan kepala pria tersebut kontras sekali dengan permintaannya tadi , kini mulai terlihat siapa pria dalam video itu, dan ternyata memang pak Hari ‘deeggg’ jantung ku berdegup kencang saat menyadari bahwa pria didalam video tersebut memang benar pak Hari, dia tengah asyik mencumbui liang kenikmatan seorang wanita yang dikatakan pak Bono sebagai Aryanti, paha mulus perempuan itu mulai membuat Fais terangsang apalagi liang senggamanya terlihat jelas, Fais terangsang bukan karena perbuatan pak Hari yang tengah menagerjai liang senggama perempuan tadi dengan sapuan lidahnya, namun karena tadi dikatakan bahwa itu adalah Aryanti, istri dari almarhum mas yudha, yang mana Aryanti sangat dia kagumi. Aryanti sendiri berusia sedikit lebih tua dibandingkan dengan dirinyaa, istri soleha yang keseHariannya menutup diri dengan baju gamis dan hijab, jika dibandingkan sebenarnya disha dan Aryanti sama-sama cantik, namun menurut Fais, Aryanti lebih matang dan dewasa secara seksual. Sering sebenarnya Fais mencuri-curi pandang pada istri alm. Mas yudha itu ketika ada arisan RT, bahkan pernah beberapa kali Aryanti dijadikannya objek onani olehnya karena gamis dan hijabnya tidak mampu menutupi kemontokan payudara dan kesemokan bongkahan pantat Aryanti. Nafas Fais semakin memburu ketika pak Hari berdiri dan mulai melepaskan celana panjangnya, dan terpampanglah batang pens\is yang cukup panjang dan besar itu mengacung tegak dihadapan liang senggama yang sudah basah oleh air liur pak Hari dan cairan cintanya sendiri. “ditahan ya mbak, tempikmu sempit soalnya gak pernah dipakai suamimu, aku tau kok lha suamimu cerita sendiri kalau dia gak bias berdiri” sahut pak Hari dalam video itu “pakkhhh jangann-jangannn ….. aasshhhhh aaaahhh” penolakan wanita itu tehenti ketika pak Hari mulai melesakkan batang penisnya didalam liang senggama ‘Aryanti’ tadi dan mulai berganti dengan desahan-desahan lirih. Fais semakin deg-deg an karena sampai sekarang di menit 05.30 itu hanya terpampang bagian bawah perempuan itu yang mulai digoyang perlahan oleh pak Hari “aahhh ahhhh ahhhh pakkhhh ahhhhh” perempuan dalam video itu mendesah menikmati liang senggamanya tengah diaduk-aduk oleh batang penis pak Hari, hingga akhirnya dimenit ke 10.48 setelah Fais melihat berkali kali batang penis pak Hari mengaduk-aduk liang kenikmatan perempuan itu, keluar masuk dalm liang senggamanya kamera video ini bergerak mengarah keatas, Nampak kancing baju perempuan tersebut telah terbuka sepenuhnya memperlihatkan keindahan bongkahan payudara yang sudah tak tertutup BH karena disingkap ketas sebelumnya, payudara yang besar dan putingnya yang indah itu tengah berguncang-guncang akibat liang senggamanya dihujami batang penis pak Hari. ‘hijab’, Nampak sebuah hijab berwarna kream yang sepadu dengan gamisnya tersingkap dipundak wanita itu, “apakah benar perempuan ini adalah Aryanti??? Dan bagaimana bias caranya pak Hari bias menggauli Aryanti?” pertanyaan itu terus berputar-putar dikepala Fais saat dia memperhatikan video tersebut “jjddarrrrr” kepala Fais mendadak pening seperti dihantam oleh batu atau kayu ketika kini kamera itu tepat mengarah kepada si perempuan tadi, Nampak hijab menghiasi wajahnya sudah sedikit awut-awutan dan sedikit air mata mengalir dipipi perempuan itu, ya benar perempuan yang tengah disetubuhi pak Hari adalah Aryanti, janda alm. Mas yudha yang baru tiga minggu yang lalu meninggal karena sakit. Fais menggeleng-gelengkan kepala seolah masih tidak percaya setelah dia melihat sendiri sosok perempuan itu dengan jelas, karena selama ini Aryanti dikenalnya sebagai seorang istri setia, istri soleha yang selalu menutup aurat dan menjaga pergaulannya dengan yang bukan muhrim namun kini dia tengah mendesah menikmati persetubuhannya dengan pak Hari, laki-laki tua yang lebih pantas menjadi bapaknya tersebut. “hahaha.. tenang saja dik Fais, masih panjang kok itu” canda pak Hari ketika melihatku tak berkedip, dan memang benar masih tersisa 30.15 lagi pada tampilan waktu video itu “wah ri, ni dik Fais kayaknya terangsang, lihat itu celananya menonjol begitu” “Hahaha” Aku sebenarnya malu mendengar candaan kedua orang ini, namun kupaksakan untuk tertawa agar mereka tidak curiga dengan ketertarikanku pada Aryanti

thewifediaries
9 years ago

Lanjutan,... Kunjungan dari Kampung Pt. 2

Dari kejauhan aku melihat disha berusaha mencari pardi diantara kerumunan orang, semenjak masuk stasiun istriku cukup menarik perhatian orang dengan penampilannya yang seksi itu, aku melihat banyak sekali mata para hidung belang yang menatap istriku ketika berjalan seolah seperti tengah menelanjanginya, namun disha cuek saja bahkan beberapa kali dia melempar senyuman manis kepada bapak-bapak atau mas-mas petugas KA, pedagang asongan ataupun penumpang lainnya ketika dia mencari pardi tadi. tak lama kemudian dia melihat ponselnya dan langsung memasukkan lagi kedalam tas yang dibawanya lantas segera melangkahkan kaki kearah mushola. Aku mengendap-endap membuntutinya meskipun aku yakin bahwa istriku tersebut tidak akan mengenali diriku. Aku mengambil posisi duduk dikursi tunggu penumpang yang cukup banyak pula orang disana. “waahh mas maaf ya nunggu lama, ini tadi tanganku terkilir” disha menyapa pardi dan menunjukkan tangannya yang terkilir tadi “elalah mbak, tak kira mbak lupa kalau hari ini jemput aku di stasiun, nunggu lama ini tadi” pardi berbicara dengan nada sebal “iyaa iyaa maaf mas, ayok mas kita cabut dulu, gerah disini, panas juga” istriku mengibas-ibaskan ujung dress nya dibagian dada yang tentu membuat pardi menelan ludah “wiih, tambah montok aja teteknya mbak” sahut pardi santai memandangi kemontokan payudara istriku tanpa memperdulikan jika dikiri-kanannya ramai orang “ehh mas pardi ini, malu mas ada banyak orang” istriku terlihat sedikit panik karena ternyata disekitar mushola banyak laki-laki bertampang sangar “ayook ah mas kita jalan” pinta istriku, tangannya berusaha meraih tangan pardi “iyaa iyaa mbak” pardi menggapai tangan disha dan kemudian berdiri. Namun tanpa diduga-duga, ketika hendak berjalan melangkah meninggalkan tempat itu, pardi dengan kurang ajarnya memasukkan tangan kirinya kebawah rok dress yang dipakai istriku dan kemudian meremasnya. “awww” pekik istriku kaget yang kemudian menepis tangan nakal pardi “hahaha…” melihat hal itu pardi tertawa senang, apalagi kejadian tadi juga dinikmati beberapa pasang mata yang melihat keindahan dan kemontokan pantat istriku. Mereka kemudian melanjutkan langkahnya, dan bebrapa dari bapak-bapak itu ada yang bersiul dan berujar jorok terhadap istriku “wah enak nih panas-panas minum susu segar” “putih coy, garai ngaceng ae” “bagi-bagi mas mbak e itu” Pardi yang mendengar itu menoleh dan mengacungkan kedua ibu jarinya dan tersenyum kearah bapak-bapak itu, seolah-olah dia beruntung bias berjalan dan bahkan bias menggauli disha istriku yang cantik dan meninggalkan pria-pria kesepian distasiun. Aku menunggu tempo yang pas untuk membuntuti mereka, jangan sampai aku kehilangan jejak mereka mau kemana. Ternyata mereka masih berdiri didekat pintu masuk, entah apa yang mereka bicarakan, sepertinya pardi kembali kesal dengan istriku. “terus mas pardi maunya bagaimana?” Tanya istriku bingung “ya terserah mbak, gimana ngaturnya, yang jelas aku maunya tinggal dirumah mbak” sahut pardi tegas “tapi dirumah kan ada suami dan anak-anakku mas”, sepertinya mereka memperdebatkan tempat tinggal pardi nantinya “terserahlah, kalau mbak gak mau aku bakal bilang ke suami mbak dan juga keluarga besar suami mbak dikampung sana bahwa mbak wanita gatel yang suka dientot kontol gede!!!” pardi mulai marah, dan hal tersebut membuat beberapa orang mengarahkan pandangan kearah mereka. Sepertinya pardi memang tidak perduli dengan keadaan istriku dan tak ragu untuk membuatnya malu “mas pardi, kamu keterlaluan!!! Ya sudah aku turuti apa mau mas pardi, tapi mas pardi harus janji, mengikuti apa kata-kataku selama mas pardi tinggal disana nanti” istriku mulai menitikan air mata sambil mengatakan hal tersebut Aku kasihan melihat disha, istri yang kucintai ditekan sedemikian rupa oleh orang yang pernah meneguk nikmatnya madu yang diraihnya bersama-sama dengan orang itu, namun justru itu kini menyulitkan dirinya. “ya sudah ayo jalan, kita makan dimana nanti?” Tanya pardi kembali “ke jalan suhat saja, disana banyak tempat makan” Kemudian mereka berdua berjalan kedalam mobil tempat istriku diparkir, dan sepanjang jalan itu pula tangan jahil pardi meremasi pantat istriku diluar rok dressnya, beberapa kali pula  disha berusaha menepis tangan pardi, namun akhirnya dia seperti menyerah dan membiarkan dirinya dilecehkan oleh pardi dan ditatap belasan pasang mata yang ada ditempat itu. Tukang parkir yang tadi tersenyum-senyum ketika melihat istriku wajahnya cemberut dilecehkan oleh pardi. mereka memasuki mobil, perlahan mobil itu berjalan pelan meninggalkan komplek stasiun. “mbak, aku juga pengen” teriak tukang parkir itu setelah mobil istriku berjalan menjauh, hal tersebut membuat beberapa pedagang asongan berkumpul disekeliling tukang parkir menanyakan siapa perempuan barusan yang naik mobil tadi Tukang parkir : “ndak kenal juga sih pak di, tapi memang agak gatel itu perempuan” Asongan 1 : “gatel gimana ta jo?” Tukang parkir : “ya itu pak, suka dientot” Asongan 2 : “ah masak jo?tau dari mana kamu?” Kemudian tukang parkir itu kudengar menceritakan dengan detil peristiwa yang dialaminya tadi dengan istriku. Asongan 1 : “buseett, beruntung banget kamu jo, bias merasakan angetnya tempik bini orang, canti lagi itu perempuan” Asongan 2 : “iya nih jo, kalau tau dia sudah basah, kok gak kamu garap saja itu bini orang?” Tukang parkir : “pengennya sih gitu pak, kontholku ini juga sudah ngaceng berat dari tadi” sahutnya sambil menunjukkan batang penisnya yang besar namun pendek Asongan 2 : “hehh jo, nggilani kamu ini, masukin gak atau tak sentil kontholmu itu” rupanya pedagang asongan itu jijik juga melihat batang orang lain Asongan 1 : “lha teru kenapa jo kok gak jadi kamu entot tadi?” Tukang parkir : “gimana mau tak entot pak di, pak man, lha pas lagi tegang-tegangnya hp nya ibu itu bunyi, kayaknya sudah ditunggu mas mas tadi lho” Asongan 2 : “eman e jo, kapan lagi kamu dapat gratisan kayak gitu” Asongan 1 : “ huuuuuu” dan kedua pedagang asongan itu mengacak-acak rambut tukang parkir karena kecewa Aku yang melihat kejadian lucu itupun ikut tersenyum dibalik masker yang kupakai. Aku bergegas ke tempat motorku terparkir, karena letaknya berbeda dengan lokasi parkir untuk mobil. Tiba-tiba aku teringat dengan anak-anakku, duhh gimana ini aku harus mengikuti mereka, namun siapa nanti yang akan menjemput anakku. “Arrgghhhhh shhiittt”, umpatku dalam-dalam

POV Disha Kesal sekali aku terhadap sikap pardi yang sama sekali tidak menghargaiku dan seperti sengaja mempermalukanku dengan kata-kata dan tingkahnya barusan. Kupacu mobil ini bergegas meninggalkan stasiun, menuju jalan soekarno hatta untuk mencari makan siang. Sementara pardi duduk disebelahku sibuk dengan teleponnya yang kudengar sedang menghubungi seseorang jika dia sudah sampai disini. “oia mas, mas pardi kok bisa dapat no hp ku dari mana?” tanyaku  mencoba menyelidiki bagaimana bisa pardi mendapatkan nomor ponselku “kan mbak sendiri yang dulu menyuruh aku buat main kerumah, eh pas kesana mbak sudah balik” jawab pardi santai “terus???” aku mengejarnya dengan pertanyaanku “ya sudah, aku tanyakan saja sama keponakanmu yang dirumah, aku bilang saja kalau kemarin aku ada titipan buat kamu, jadi sama keponakanmu tadi diberikan deh no ponselmu mbak” Sial bener itu budi sama sandi gumamku, aku kembali fokus mengemudi menyusuri jalan raya yang sore ini cukup ramai, namun tiba-tiba aku dikagetkan dengan elusan tangan pada pahaku. “mas, apaan sih, ini aku sedang fokus nyetir, jalannya cukup ramai” “kamu kalau marah-marah gini jadi makin cantik aja mbak”, sahutnya dengan senyum-senyum namun tangannya tetap saja tidak lepas dari paha mulusku namun malah semakin nekat mengelusi pahaku semakin keatas masuk kedalam rok dress yang kupakai. “mas tolong hentikan dulu, aku gak mau kita kenapa-kenapa apalagi kita sekarang ada dalam satu mobil” aku berusaha mencegah pardi dan menepis tangannya, “santai sajalah mbak, gak usah sok jaim apalagi sok jual mahal gitu lah, kita kan sama-sama tau mbak itu bagaimana” sergahnya sambil tersenyum dan tangannya mulai lagi mengelusi pahaku . mendengar kata-katanya aku terdiam dan mengingat kejadian dimalam itu dimana ketika itu aku dengan sengaja ingin memamerkan keindahan tubuhku di malam hari pada keramaian, yang tentunya akan memberikan sensasi tersendiri bagiku. Namun sepertinya kecerobohanku saat itu karena aku terbuai kenikmatan ketika ada seorang pemuda dibelakangku dengan sengaja berusaha melecehkan aku, ditempelkannya batang kontolnya kebelahan pantatku yang saat itu aku benar-benar menikmati sensasi yang kucari, hingga akhirnya aku semakin pasrah dengan berbagai tindakannya termasuk ketika aku membiarkannya menyelipkan batang kontolnya yang besar dan panjang itu ditengah kerumunan orang. Memang sensasi persetubuhan yang kualami saat itu sangat nikmat dan semakin membuatku terbuai dan bahkan aku menuruti ajakannya untuk mencari tempat yang lebih aman untuk menuntaskan birahi kami yang tanggung sebelumnya, ya ditengah ladang tebu, aku disetubuhi habis-habisan olehnya, batang kontolnya menusuk, menghujam, mengaduk-aduk liang senggamaku yang harusnya hanya boleh dilakukan oleh mas fais suamiku. Tetapi saat itu aku mendapatkan kepuasan darinya, permainannya dalam menyetubuhiku benar-benar membiusku, seperti senyawa Methylene Dioxy Meth Amphetamine yang umum ada dalam kandungan pil haram ekstasi. Gesekan batang penisnya dalam dinding liang senggamaku begitu kerasa karena batang penisnya dihiasi urat-urat yang menonjol, yang ketika dia menarik batang penisnya dinding liang senggamaku seperti ikut tertarik begitu pula ketika dia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam. Damn, kenapa aku jadi melamun jauh seperti ini, untung saja aku masih mampu mengendalikan laju mobil yang kukemudikan. Namun tak terasa lamunanku tadi membuat selakanganku kembali basah, dan tanpa kusadari tangan pardi sudah sampai disana. “wah sudah basah rupanya mbak, hahahaha” dia mentertawakan aku karena mengetahui aku terangsang “bilang aja mbak kalau pengen mbak, gak usah jutek begitu” tangannya terus berusaha memasuki celah celana dalamku “ahhh masssshh” aku mendesah begitu ujung jarinya menyentuh bibir memekku. Pardi memasukkan jari telunjukknya mengaduk-aduk liang senggamaku, rasanya geli dan nikmat. “mashh jangan ahhh ashhhh” aku menolak perlakuannya namun isyarat tubuhku mengatakan sebaliknya, liang senggamaku semakin lembab oleh rangsangan yang dilakukannya. Aku memelankan laju mobilku menghindari hal-hal yang tidak kuingankan “ashhhh ahhhhh masshhhhh, oouuhhhhh” aku melenguh panjang ketika ujung jarinya menusuk dalam-dalam keliang senggamaku, dan kini ibu jarinya juga ikut menggesek-gesek itilku. Aku menggelinjang dirangsang sedemikian rupa. “aku kangen mbak dengan seponganmu” sahutnya tiba-tiba sambil menurunkan resleting celana jeans yang dia pakai. Dan sekarang disebelahku, sudah mengacung tegak dan kokoh batang kontol yang pernah memberikan aku kepuasan. Nampak jelas sekali tonjolan urat pada permukaan batang kontolnya, yang dulu hanya dapat kurasakan, namun sekarang jelas sekali terlihat. Pantas saja aku liang senggamaku sangat sesak oleh hujamannya karena memang batang kontol pardi berukuran super, sebelas dua belas lah dengan milik mas teguh, namun bedanya batang kontol milik pardi seperti jauh lebih ‘lempeng’. Tanpa sadar aku arahkan tangan kiriku untuk membelai batang kontol pardi yang sudah ereksi dengan maksimal, aku elus dengan telapak tanganku yang halus dan lembut sehingga membuatnya kegelian “mbaakk geli banget sumpah, gila mbakk tanganmu lembut banget” Kata-kata pardi barusan semakin membiusku, kugenggam batang kontolnya namun tetap saja aku tidak mampu menggemnya secara penuh, perlahan aku kocok batang kontol pardi dan dia semakin keenakan karenanya. Sementara tangan pardi tidak berhenti menusuk-nusuk liang senggamaku, bahkan kini semakin cepat, membuatku meracau keenakan. “aasshhhh massshh parddiiii nikmmaattttt”, Dengan hati-hati aku menepikan mobilku, aku tidak ingat ini berada didaerah mana, karena aku sudah kehilangan sedkit kesadaranku saat tadi mengemudi, dan kini yang kulihat sebuah jalan yang cukup lenggang yang sepi dan kiri kanannya terdapat hamparan hijau persawahan. Melihat kondisi yang cukup aman tersebut, pardi menyibakkan ujung rok dressku keatas memperlihatkan selakanganku yang menggembung karena tangan pardi tengah mengaduk-aduk liang senggamaku. Pardi dengan tergesa-gesa menarik turun celana dalamku, aku membantunya dengan mengangkat sedikit pantat ku agar dia mudah melolosi celana dalam yang kukenakan. Kulihat celana dalam itu dengan cepat meluncur menyusuri paha dan betiku. Kini dihadapannya terpampanglah liang senggamaku, yang seharusnya hanya dapat dinikmati oleh mas fais, namun kini terhidang untuk dinikmati oleh pardi, tetangga suamiku dari kampung halamannya. “indah sekali memekmu mbak, tembam dan memerah” ujarnya memujiku Pipiku merona akibat sanjungan yang diberikannya kepadaku, aku gapai kepala pardi dan sedikit kutekan kearah selakanganku, rupaya dia mengerti maksudku. Aku ubah posisi kursiku sehingga agak rebah, dan oleh pardi kakiku diangkat sehingga posisiku kini rebah kearahnya dengan kakiku yang terbuka lebar-lebar. Dan yang kutunggu pun, kurasakan sebuah sapuan hangat pada bibir memekku yang tembam itu, “asssshhhhh” desahku perlahan. Pardi dengan semangat menjilati liang senggamaku, berkali-kali lidahnya menusuk-nusuk lipatan mememkku berusaha menerobos sempitnya liang senggamaku ini, dan tangannyapun memelintir itilku sehingga aku terus-terusan mendesah karenanya “giiilaaaaa maassss ennnaaaaaaaakkkkk” “teruussss masshhhh terruuuussss, yang dhaalamm maasss” Pardi terus memberikanku kenikmatan dengan permainan lidahnya itu, hingga akhirnya aku seperti ada yang ingin keluar, ya aku hendak meraih orgasmeku dari jilatan lidah pardi pada liang senggamaku. Tangan pardi yang satunya menyusup kedalam baju dress ku yang cukup longgar dibawah, dan kemudian dengan mudahnya menggapai payudaraku, diremasinya payudaraku dengan gemas “iiyyaa masshh ittu milikmuuh mashh” “aahhhhs masss niikmaatt gillakkkk”racaukanku tidak berhenti karena dorongan birahiku yang kuat, ketika payudaraku itu diremasi oleh pardi. Belum pernah aku mendapatkan kenikmatan seperti ini ketika bersetubuh dengan mas fais suamiku, pardi memang pandai dalam memberikan kepuasan seksual kepadaku, mampu memancing birahiku hingga membuatku terbakar, panan dingin karenanya. Aku sudah tidak ingat lagi dengan rasa kesalku pada pardi tadi, bahkan dengan perlakuannya yang melecehkanku terang-terangan didepan umum tadi aku juga sudah lupa, yang ada ganti rasa birahi yang ingin dipuaskan olehnya. “maasshhhh aku keluuaarrrrr, assshhhhhhh ashhhhhh” lenguhku panjang menjemput orgasmeku, pardi bukannya menghentikan jilatannya namun justru tambah semangat menjilati liang senggamaku, menyapu setiap cairan cinta yang kukeluarkan. “hhhh hhh hhh” nafasku memburu mendapatkan orgasme pertamaku sore ini, badanku terasa lemas, tulang-tulang punggungku seperti dilolosi oleh tenaga yang menekanku dari atas, pardi pun menghentikan aktifitasnya dan membiarkanku menikmati sisa-sisa orgasmeku barusan. Aku tergolek dikursi kemudi dengan mata terpejam dan kedua pahaku yang terbuka lebar, memperlihatkan keindahan liang senggamaku yang aku yakin mampu membuat setiap laki-laki ereksi karenanya. Kurang lebih 5 menit kemudian aku mendapatkan kembali sedikit tenagaku, aku melihat pardi dan dia tersenyum kepadaku, “ayo mbak, dilanjutkan lagi”, dia kemudian bergeser kekursi belakang tanpa keluar dari pintu, kursi penumpang yang didudukinya telah direbahkannya, dia melangkah kebelakang dan bersandar dikursi baris kedua, diturunkkannya celana jeans yang dia pakai sebatas betisnya. Setelah ltu direngkuhnya badanku kebelakang dan akupun bersandar disebelahnya, pardi memalingkan wajahku dan mulai mencumbuiku. “ahhh masss” pardi mencumbui leher jenjangku, disibakkannya rambutku yang menghalanginya, aku sedikit mengaduh ketika dia menghisap kuat-kuat leherku yang indah ini. “aaww mass pela-pelan sakit, jangan sampai berbekas mas, nanti suamiku curiga” ujarku, namun dia hanya memandangiku sambil tersenyum saja, dan kembali mencumbuiku, kembali kurasakan rasa nyaman dari cumbuannya, tangan pardi pun tak tinggal diam, diturunkannya tali penyangga dressku dipundak sehingga dengan mudah dia bisa menyingkap turun dressku yang menutupi payudaraku. Kini liang senggama dan payudaraku sudah terpampang bebas didepannya, diremasinya kedua payudaraku, saat dia mencumbu leher dan belakang telingaku, “aaahhhh massshh” aku meremas kuat lengannya karena aku tidak tahan bila bagian belakang telingaku dicumbui, karena itu adalah salah satu G-spot pada tubuhku, pardi yang menyadari itu terus melanjutkan cumbuannya disana, dan semakin membuarku mendesah dan meracau tidak karuan. “maasshhh stoopp masshh aahhhhh masshhh” suaraku menggema didalam mobil, Meskipun AC tetap kunyalakan, namun peluh juga membasahi tubuh kami, sangat hot permainan yang diberikan pardi, hingga aku kewalahan mengimbanginya. Pardi kemudian mengarahkan cumbuannya ke keningku, dikecupnya mesra keningku dan kemudian turun mencium hidung mancungku, ciumannya kemudian mengarah kekedua pipiku hingga aku teringat saat aku kuliah dulu bercumbu dengan mantan-mantan pacarku. Selanjutnya ciumannya turun kebibirku yang sejak tadi sedikit terbuka menunggu ciuman darinya. Kami seperti orang yang berpacaran saat ini, diperlakukannya aku dengan lembut dan mesra, membuatku melupakan siapa dia yang tengah mencumbuiku, siapakah aku saat ini yang sudah menjadi istri sah dari mas fais suamiku, dan dimana kami sekarang berada, aku dimabukkan oleh candu asmara permainan cinta pardi. Tangan pardi tak henti-hentinya meremasi payudaraku, dipilin-pilinnya putting susu ku, ditarik-tarik kecil hingga aku menggelinjang jalang. Tangan pardi yang satunya mengarah keliang senggamaku, dimasukkan lagi jari telunjuk pardi kedalamnya, ditusuk-tusukkan dengan cepat jari tersebut yang semakin mudah karena kini celana dalamku sudah terlepas. Pardi benar-benar mengeksploitasi tubuhku tanpa terkecuali, mungkin dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang jarang dia dapatkan, dapat meniduri istri orang yang cantik sepertiku. Tanganku yang tadi pasif, mulai menggenggam batang penis pardi, kukocok batang penis itu hingga memerah pada ujungnya. Hal itu membuat pardi semakin kesetanan menciumi bibirku, lidahku yang terpagut dengan lidahnya, dihisapnya kuat-kuat. Dan remasan payudaraku juga semakin kuat dia perbuat. Meskipun sedikit nyeri, namun kenikmatan yang kudapatkan jauh dari itu. “mas, aku sepong yah hhh hhh???” ujarku ketika aku melepaskan diri dari pagutannya Tanpa menunggu jawaban darinya aku mulai menciumi batang penisnya yang panjang dan berurat itu, aku jilati dari ujung kepala penisnya hingga kantung kemihnya yang ditumbuhi rambut yang tertata cukup rapi. Aku emut perlahan kepala penisnya dan mulai seponganku, kusedot kuat-kuat dan kumasukkan batang penis itu dalam-dalam ke mulutku, meski aku sudah berusaha semaksimal mungkin melebarkan mulutku, namun aku sangat kesulitan untuk mengulumnya, dan bahkan meski sampai mentok ke tenggorokanku, masih menyisakan batang penis yang tidak mampu aku tamping semuanya, sungguh batang penis super milik pardi ini. Seandainya saja penis mas fais bias segagah batang penis pardi mungkin aku dapat kepuasan tiap saat. Pardi Nampak keenakan ketika aku mengulum dan menyedot batang penisnya, tangannya menggapai payudaraku yang tergantung bebas untuk diremasi, tanpa aku duga-duga karena saat ini posisiku sedikit menungging, pardi merebahkan diri dan mengakangkan kedua pahaku diantara kepalanya, dan dia mulai menjilati liang senggamaku yang haus akan kepuasan, “asshhhhh” desisku tertahan karena aku tengah asyik mengulum batang penisnya, mendapat rangsangan tersebut, aku tidak mau kalah darinya yang juga tengah menjilati memekku. Posisi kami sekarang seperti posisi 69  namun kurang sempurna karena kondisi tempat yang seadanya, jilatan pardi menusuk-nusuk lipatan dinding memekku, keras dan hangat kurasakan apalagi dia juga senang merangsang itilku. Setelah beberapa lama memekku dijilatinya, aku merasakan gelombang orgasme yang bergejolak dalam diriku, aku akan keluar lagi… ini gila, padahal aku hanya dijilati saja dengan lidahnya namun itu mampu menghantarkanku meraih orgasme untuk yang kedua kalinya sebelum penetrasi. “maasshhh aku gakkk kuatttt asshhhhh, giilllaakkk ennaaakk bangeethh  massss…..” aku mendesah menahan gelombang orgasme yang datang, dan bersama dengan itu tubuhku mendongak keatas disertai lelehan cairan cintaku yang kemudian jilatinya hingga bersih. Aku masih terkulai lemas ketika pardi mulai berdiri membetulkan posisinya, ditariknya pantatku dan diarahkannya ke batang penisnya yang mengacung gagah, mengkilat akibat jilatan yang kulakukan. Tak menunggu seperti tadi, kini pardi mulai memasukkan batang penisnya kedalam liang senggamaku, “aaggghhhh, pelan-pelan masss, sesaghh” pintaku padanya karena batang penisnya yang besar itu ‘bllleeesss’ masuklah batang penis pardi, ditekannya perlahan dan semakin membuatku merintih kesakitan “aahhhhh” Dan dengan sekali tekan, masuklah separuh batang penis pardi hingga menyodok dinding rahimku, memekku terasa sangat penuh dengan batang penisnya itu, berbeda sekali ketika aku disetubuhi suamiku. Memang sejak persetubuhan pertamaku dengan mas teguh dulu, kini aku tidak lagi merasakan nikmatnya disetubuhi oleh suamiku. Dan hal ini menuntutku untuk mencari kepuasan yang lain agar birahiku terpuaskan. Mulailah diayunkan pinggul pardi, dinding memekku tertarik keluar ketika dia menarik batang penisnya dan dinding memekku kembali terlipat kedalam ketika dia menghujamkan batang penisnya dalam-dalam, sayang kasihan pardi meski dia memaksa memasukkan semua batang penisnya namun masih menyisakan hamper separuh yang tidak mampu ditampung liang senggamaku. Aku disetubuhi dengan posisi agak menungging dengan tanganku bertumpu di kursi penumpang baris kedua, sementara pardi setengah berdiri karena tempatnya sempit sehingga menyulitkan kepalanya. “ahhh ahhh ahhhh” aku mendesah tanpa henti menerima kenikmatan persetubuhan ini, rasanya sungguh nikmat sekali “maaasshh sodhookk yang dhallam, asshhhh” Pardi dengan semangat terus mengayun-ayunkan batang penisnya mengaduk liang senggamaku, rasa nyeri yang diawal tadi kurasakan kini berganti dengan rasa gatal didinding memekku ini, yang hanya dapat diobati dengan gesekan batang kontol yang besar dan panjang itu Hampir 15 menit aku disetubuhi dalam posisi doggystyle, dan tak terasa pula gelombang kenikmatan yang tadi melandaku kini datang lagi, aku akan meraih orgasmeku yang ketiga dan pardi sama sekali belum menunjukkan akan berejakulasi. Gila, bagaimana bias pardi mempunyai stamina sekuat ini, mampu menyetubuhiku tanpa merasa letih dan ingin ejakulasi. Ritme hujaman batang penis pardi pun semakin dipercepat olehnya yang membuatku kewalahan. “asshhh ahhh ahhh ahhhh , mass pardhiii aku keluaarrr, oouugghhhh” aku melenguh panjang ketika mendapati orgasme yang ketiga, aku tertunduk dikursi kelelahan karena lemas. Pardi tetap mendiamkan batang penisnya yang masih ereksi sempurna didalam liang senggamaku ini, terasa sanggat nyaman sekali ada benda yang mengganjal didalam liang senggamaku. “mas pardi apa tidak capek???” tanyaku padanya ketika menoleh kearahnya “ah mbak, barang enak kok mau cepet-cepet sih, sudah istirahatnya? Balas pardi dengan percaya diri Aku membalasnya dengan senyum manisku dan anggukan kepala, yang mengatakan aku siap untuk persetubuhan selanjutnya. Mengerti akan maksudku, pardi kemudian mengambil posisi duduk, dia mengangkang lebar, aku tau posisi itu pardi ingin aku berada diatasnya, aku pun dengan gontai melangkahkan kakiku melewati tubuhnya, mengakang lebar dan menghadap kedepan, sementara kursi baris kedua juga sedikit direbahkan kebelakang setelah dia menarik tuas yang ada disamping bawah kursi, pardi merebahkan diri dikursi tersebut, sementara aku masih mengangkang diatas batang penisnya mencari posisi yang pas, setelah semuanya siap aku mulai menurunkan pantatku dengan hati-hati, kuraih batang ppenisnya dan kuarahkan kedalam liang senggamaku, cukup kesulitan aku karena masih sedikit lemas akibat orgasmeku sebelumnya tadi. Setelah kurasa pas, kutekan pantatku kebawah dan batang penis pardi mulai menusuk liang senggamaku. “aaahhh masss pardhiii” aku mendesah memanggil namanya Perlahan batang penis itu menghujam keliang senggamaku, aku berusaha menurunkan pantatku perlahan supaya tidak kaget jika nanti batang penisnya mentok didinding rahimku. Namun rupanya pardi sengaya mengerjaiku, tiba-tiba dihujamkannya penis tersebut kuat-kuat kedalam liang senggamaku hingga mentok. “aahhhh masss sakkiittt” rintihku akibat hujaman penisnya tiba-tiba Diapun tertawa kecil melihat ekspresiku itu, aku mulai mengayun-ayunkan pinggulku diatas batang penis pardi yang menghujam kuat-kuat dalam liang senggamaku. Sensasi tarikan dinding rahimku yang menggesek batang penisnya ketika aku mengayunkan pinggulku membuatku semakin bergoyang dengan liar, rasa gatal itu kembali. Aku mengayun-ayunkan pinggulku ketas dan kebawah untuk meraih kenikmatan batang penis pardi, “aahhh ahhh ahhhhh ahhhh” desahan itulah yang terus terucap dari bibirku setiap kali aku menurunkan pinggulku, rambutku kini sudah acak-acakan tidak karuan, dan payudaraku berguncang hebat kekiri dan kekanan setiap kali aku menghentakkan pinggulku kebawah, pardipun meremasi payudaraku dan memilin putting susuku, memberikan kenikmatan ekstra persetubuhan ini. Diraihnya kepalaku dan ditolehkannya wajahku ke wajahnya, aku langsung memagut bibirnya, kamipun berciuman dalam-dalam, lidah kami saling membelit sementara kedua tangannya kini menopang kedua pahaku, membantuku untuk terus mengayunkan pinggulku karena aku mulai kehilangan focus akibat ciuman kami. Pardi juga menghujam-hujamkan batang penisnya menjemput ayunan pinggulku, kenikmatan yang kudapatkan sore ini tidak dapat aku tuliskan atau aku ungkapkan, sangat nikmat sangat sangat nikmat, bersetubuh dengan posisi seperti itu dan kami berciuman, seolah kami tidak ingin kenikmatan ini berakhir. Namun tak lama kemudian, aku merasakan gelombang orgasme ku lagi, “ahhh ahh ahhhh, masshh aku mauu keluaarrr lagiihh” kulepaskan ciumanku, dan kuremas-remas sendiri kedua payudaraku yang berguncang guncang itu “iii  iyyyaa mbbhhakk sebentarr, aku juga mau keluuar, kita barengann” “maasshh aku sudah gak kuattt, aku keluarrrr masshhhh” Pardi masih terus menggenjot liang senggamaku dengan ritme yang semakin cepat, dan kemudiaan kurasakan batang penisnya seperti semakin menegang “aahhhh tempikmu enakk mbakkk” teriak pardi dan kemudian ‘crreeettt … crrreeeet… ccrrrreett… creeeet… crreeett… creetttttt….’ tak terhitung berapa kali pardi menyemprotkan spermanya kedalam liang senggamaku ini. Dia mendiamkan sejenak batang penisnya itu hingga akhirnya lemas dan baru ditarik keluar. Ruangan dalam mobilku kini penuh dengan aroma sperma, segera kubuka jendela agar tidak meninggalkan bekas dan membuat suamiku curiga. Kuraih batang penis pardi dan kubersihakn sisa sperma yang masih ada setelah itu kuambil tissue dan kubersihkan memekku. Aku yakin mobilku bergoyang-goyang hebat selama kami bersetubuh tadi, namun karena jalanan cukup sepi membuat persetubuhan yang kami lakukan tidak memancing kecurigaan orang lewat. Kamipun segera berpakaian kembali, kunaikkan tali baju dressku keatas lengan, dan merapikan bagian atas dressku yang terlihat lecek. Rambutku sudah acak-acakan kuikat sekenanya saja dengan tali  rambut membuatku semakin terlihat seksi dan menggoda, kuambil celana dalamku yang tergeletak dibawah kursi kemudi dan kupakai. Pardipun segera mengenakan celananya lagi setelah itu dia membantuku merapikan kursi-kursi yang tadi dia ubah posisinya. “mas aku capekk, lemas” sahutku “iya mbak, habis mbak enak sih, cantik lagi, jadi pengen ngentotin mbak terus” “yeee maunya, ayuk mas car”I makan, aku lapar” “ayoo mbak” “tapi kita dimana ya ini mask ok aku belum pernah lewat sini” Sawah sawah dikiri kanan kami mulai berwarna kuning keemasan dikarenakan mataari yang mulai tenggelam, dan kemudian aku teringat sesuatu “ya ampuun, aku lupa menjemput anak-anakku”

thewifediaries
9 years ago

Lanjutan,... Kunjungan dari Kampung Pt. 1

Kulihat istriku kembali kedapur seusai mengantar tukang sayur itu kedepan rumah, pinggulnya bergoyang kekiri dan kekanan ketika dia melangkahkan kakinya, dan tak hanya itu kedua pantatnya yang indah pun turut bergoyang seirama dengan lenggok pinggulnya. Aku buru-buru memutar kesamping rumah supaya istriku tidak menyadari jika aku sudah pulang dan bahkan aku mengetahui tentang persetubuhannya tadi dengan tukang sayur. Aku bergegas  kembali ketempat aku menaruh sepeda motor dan menuntunnya keluar pagar dengan perlahan. Istriku menuju ke kamar mandi yang ada didekat dapur untuk mandi tanpa mengambil dasternya yang ada didapur. Ku urungkan niatku untuk beristirahat dirumah karena tiba-tiba sakit magh ku sembuh, entah karena aku menonton dan ikut terangsang melihat persetubuhan istriku barusan atau jika aku tetap memaksa beristirahat dirumah akan membuat istriku mengurungkan niatnya menjemput pardi di stasiun namun yang jelas, rasa perih pada lambungku sekarang sudah hilang. Setelah menuntun agak jauh aku baru menstarter motor yang kupinjam di bengkel langgananku tadi. kupacu kuda besi itu ke warnet terdekat untuk menunggu waktu. “arrghhhh” gerutu ku karena tidak ada yang menarik yang dapat kulakukan di warnet ini. Kulihat sudah 15 menit berlalu, kucoba menghubungi istriku. Satu panggilan. Dua panggilan dan baru pada panggilan teleponku mendapat balasan. “iyaa mas ada apa?” jawab istriku diseberang telepon. “lagi dimana dik?sudah berangkat kerja?”tanyaku basa-basi “ohh sudah mas, tadi adik masih ada tamu dari supplier obat”, istriku rupanya berbohong “hari ini mau kemana dik?, makan siang yuuk?” aku memancing jawabannya “wah maaf mas, nanti adik  mau ke tempat supplier obat di jl. Kertanegara, ada faktur yang beda selisihnya dengan obat yang dikirim” istriku beralasan. Jadi benar, istriku nanti akan menjemput pardi di stasiun karena jl. Kertanegara memang sangat dekat dengan stasiun. “oh ya sudah kalau gitu dik, mas tak makan siang dulu, hati-hati dijalan dik” “iya mas juga hati-hati dijalan ya” Begitu telepon ditutup aku harus menyiapkan rencana untuk mengikuti istriku tanpa dia ketahui, aku bergegas ke toko pakaian yang tidak jauh dari warnet tempatku menghabiskan waktu tadi. Sesampainya disana aku membeli kemeja, celana jeans, sepatu kets, jaket bolak balik dan topi. Segera kubayar belanjaankudan bergegas ke indomart membeli masker debu untuk menutupi wajahku. Kembali kupacu kuda besi tua ini ke arah jl. Trunojoyo dimana stasiun yang akan dituju istriku, begitu sampai disana aku buru-buru ke toilet umum untuk berganti pakaian dan menyimpan pakaian serta sepatuku di tas yang aku bawa dari kantor tadi. Sepintas penampilanku mirip bagpacker yang berjalan-jalan tanpa beban ketika aku melihat dicermin yang memang tersedia di dekat toilet. Aku akan menunggu istriku didekat halaman parkir mobil supaya memudahkanku untuk mengintai kedatangan istriku. Jangan sampai nanti aku malah kehilangan jejak karena suasana yang cukup ramai hari ini distasiun. Rasa kantuk mulai menjalari kelopak mataku, berkali-kali mata ini terpejam dan kemudian terbangun lagi takut jika aku tidak tahu jika istriku sudah datang, beberapa bungkus plastic berisi   kopi hitam yang kuminum ternyata tidak juga mampu menghilangkan kantuk ku. Kulihat arloji ditanganku, 14.40, hampir 1 jam aku menunggu kedatangan istriku, dan 10 menit lagi kereta yang ditumpangi pardi akan tiba distasiun. Dari ujung jalan kulihat sedan Honda Civic hitam yang dikendarai istriku, aku yakin karena aku hapal dengan plat nomor polisinya N xxxx BC. Mobil itu kemudian diarahkan oleh tukang parkir  ketempat yang kosong dan letaknya diujung. “prriiiitt priiitt…. Maju bu depan ada yang kosong” kudengar teriakan tukang parkir “iya bu teruus mundurr teruus buuu pelan-pelan” tangan tukang parkir memberi kode pada istriku. Kulihat tukang parkir itu mencatat nopol kendaraan istriku disecarik kertas kecil seperti punyaku ketika parkir motor tadi. Dan tak lama kemudian kulihat pintu depan sebelah kanan terbuka, kaki yang jenjang dengan betis membunting padi memijak pada aspal dibawahnya, selaras sekali dengan sandal highhills putih gading yang dia pakai saat itu. Kemudian disusul oleh kaki kirinya hingga semua sudah berpijak kulihat istriku turun dari mobil. Aku terperangah dengan penampilan istriku yang siang ini sangat mempesona, seksi namun elegan. Istriku mengenakan rok dress diatas lutut dengan renda-renda diujungnya, sementara dibagian atas istriku memakai dress yang cukup ketat dibagian dada namun longgar pada bagian perut karena itu merupakan dress santai, apalagi dress itu juga berbelahan dada rendah yang tidak hanya memperlihatkan belahan dada istriku namun juga bongkahan payudaranya yang besar dan montok itu. Dress atasan itu menggunakan tali diatas pundak sebagai penyangganya, sehingga aku semakin yakin istriku saat ini tidak mengenakan BH karena tidak kulihat adanya tali lain dipundak istriku. Pantas saja cetakan payudara istriku Nampak sekali “alami” meskipun putting susunya tidak terlihat menonjol. Biasanya dress itu dipakai istriku bersama dengan cardigan namun sepertinya cardigannya ditinggal dirumah dan tidak dibawa. “pakk pakk heii pakk” sapa itriku ambil mengayunkan telapak tangannya didepan wajah tukang parkir itu. “eehhhh maaf maaf bu, hehehe” jawabnya cengengesan “mikirin apa pak sampe mlongo kayak gitu” balas istriku sambil tersenyum “ada bidadari cantik turun dari mobil bu, gimana saya gak terpesona, hhehe” jawabnya terang-terangan “ah bapak ini bisa aja, saya kan sudah ndak muda lagi pa, anak saya saja sudah 2” istriku memperlihatkan cincin kawin dijari manis kanannya “buseettt, saya pikir ibu masih mahasiswa, cantik e apalagi masih muda. Lagi jemput suaminya ya bu?” sambung tukang parkir sambil menyerahkan karcis ditangannya “bapak ini pengen tahu saja sih,  sebentar ya pak”, istriku tersenyum dan kemudian berbalik mencari uang receh di dashboard, mungkin istriku ingin menggoda tukang parkir itu, karena posisi istriku yang tengah melongok kedalam mobil, sehingga kini posisinya seperti menungging, memperlihatkan kemulusan kulit pahanya, beberapa kali angin yang cukup nakal menyingkap kain rok dress yang dipakai istriku hingga memperlihatkan celana dalam yang menutupi bongkahan pantatnya itu. Otomatis tukang parkir itu meneguk ludah melihat indahnya pemandangan dari tubuh istriku. Cukup lama istriku diposisi tersebut, berpura-pura mencari uang receh. “sebentar ya pak, ini saya masih mencari uangnya dulu” sahut istriku disela-sela ia mencari didashboard mobil. “iii yyaaa bu gak apa” tukang parkir itu tergagap sambil menjawab istriku, tangannya dengan cepat berusaha membetulkan posisi penisnya yang keluar jalur karena ereksi. “Gila, Disha  semakin berani dia mempertunjukkan keseksian tubuhnya pada orang siang hari begini apalagi ini tempat umum” gumamku yang melihat dari kejauhan. “aduuhh” tiba-tiba istriku mengaduh kesakitan Istriku memeganggi tangan kirinya yang tadi bertumpu pada kursi kemudi, dan kulihat dia meringis kesakitan. “kkkenapa bu?” tukang parkir itu panic “terkilir pak tangan saya, adduhhh” jawab itriku sambil duduk di kursi kemudi. “sini buu coba saya lihat” tukang parkir itu kemudian berjalan mendekat Posisi tukang parkir yang berdiri sementara istriku duduk sehingga membuat nya lebih rendah, membuat tukang parkir itu semakin leluasa menikmati pemandangan payudara istriku yang indah itu. Berkali kali dia meneguk ludah karena menahan gejolak birahi yang menjalarinya. Aku segera berusaha pindah tempat untuk bias melihat apa yang mereka kerjakan karena posisiku melihat sekarang tertutup pintu mobil yang terbuka.aku berjalan dan mengambil posisi duduk diseberang mereka, sedikit tertutup mobil, hal ini justru menguntungkanku karena posisiku tidak gampang terlihat. Aku duduk diatas pot beton yang sengaja dibuat permanen oleh dinas tata kota, dari tempatku cukup terlihat jelas apa yang mereka lakukan. Tukang parkir itu berusaha mengurut pergelangan tangan istriku, namun sorot matanya tajam kearah payudaranya. Tatapan lapar yang sepeti menelanjangi pakaian yang istriku kenakan. “Adduuhh pak pelan sakit” jerit istriku “iyyaa bu, sayangsaya tidak punya balsam disini” “kebetulan saya bawa counterpein pak, ada didasbord sana depan kursi penumpang, tolong bapak ambilkan ya, lewat sini saja biar lebih cepat” Bukannya dia memutar agar lebih mudah mencari didashbord depan kursi penumpang, namun justru istriku menyuruhnya mencari lewat ruang kemudi, tukang parkir itu kemudian melongokkan badannya kedalam. Tentu saja posisi itu cukup sulit karena terhalang istriku. “pperrmisi bu, tolong agak bergeser kekanan sedikit bu”tukang parkir itu sengaja memanfaatkan kesempatan yang diberikan istriku, kulihat lengan kirinya yang hendak dipakai bertumpu, bahunya sengaja digesekkan kearah payudara istriku, dan tentunya mau tak mau istriku melebarkan pahanya sehingga tangan kiri tukang parkir tadi tepat bertumpu didepan selakangan istriku. Kulihat rok istriku ikut tersibak akibat gerakan tukang parkir tadi, dan tidak hanya memperlihatkan kemulusan pahanya namun juga keindahan pangkal pahanya yang tertutup celana dalam. “assshhhh” desis istriku lirih ketika pergelangan tangan tukang parkir itu menekan-nekan liang senggama istriku yang masih tertutup celana dalam. Tukang parkir itu sengaja berlama-lama mencari krim pereda nyeri supaya dapat lebih lama mengerjai istriku. Apalagi dia juga mendengar istriku memdesis lirih tadi yang menandakan bahwa ia juga terangsang dan sepertinya memberikannya kesempatan alias lampu hiju untuk berbuat lebih jauh lagi. Tukang parkir yang tadinya menggenggampun akhinya membuka genggamannya dan menggunakan ibu jarinya untuk menekan-nekan diluar liang senggama istriku yang kuyakin sudah lembab karena dia juga terangsang. “aassshhh pakhh kok lamaa” desah istriku tertahan, mata istriku semakin sayu, pipinya memerah karena perbuatan tukang parkir itu. “ iya bu, sebentar lagi yaaa” sahut tukang parkir dengan entengnya. Aku sendiri pun kurang paham apa maud dari kata-kata tukang parkir tadi dengan “sebentar lagi”, apa maksudnya belum menemukan yang dicari atu apa belum puas mengerjai istriku. “iiiiiyyyahhh pakkhh” jawab istriku dengan mendongakkan kepalanya. istriku tidak dapat menyembunyikan sensasi rangsangan yang diberikan oleh tukang parkir itu melalui ibu jarinya yang terus menekan-nekan liang senggamanya dari luar celana dalam. “Asshhhh asshhhhh” istriku mendesah dengan menggigit bibir bawahnya untuk mengecilkan suara desahannya Namun tiba-tiba  tukang parkir itu mengangkat tangan yang tadi bertumpu didepan pangkal paha istriku dan dia pun semakin maju kearah kursi penumpang, akibatnya kini badan tukang parkir itu semakin memepet istriku terutama bagian pinggulnya yang menyangkut di selakangan istriku, aku yakin istriku dapat measakan tonjolan batang penis dtukang parkir itu dibalik celana kolor yang diapakai, dan dengan kurang ajarnya tukang parikr itu berusaha mengepaskan posisi tonjolan batang penisnya pada selakangan istriku. Ediaaannn gillaaa, istriku seperti menikmati perbuatan tukang parkir itu ketika dia mendorong-dorongkan tonjolan penisnya kearah liang kenikmatan istriku, matanya terpejam dan digigitnya bibir bawah menahan birahi yang meletup-letup didadanya. Cukup lama tukang parkir itu menggesekkan tonjolan penisnya hingga akhirnya kudengar di seperti berjakulasi, “ohhhhhhh haaasshhhh” lenguhan lirih tukang prkir itu terdengar dari dalam mobil “nah ini bu sudah ketemu setelh hamper 10 menit mencari” sahut tukang parkir dengan wajah merah padam kepanasan menahan birahi Dia kembali beringsut kebelakang dan melihat pemandangan indah didepan matanya, dari tempatku terlihat jelas payudara kiri istriku hampir mencuat keluar dari balik dressnya karena tali penyangga dipundaknya tadi telah jatuh kelengan sehingga membuat penutup yang ada dipaudaranya ikut tersingkap, apalagi posisi istriku yang mengakang memperlihatkan kemulusan paha dan liang senggamanya yang tertutup celana dalam yang sudah basah akibat rok dressnya tersingkap. “sini bu lengannya saya urut lagi” tukang parkir itu seolah tidak terkejut dengan pemandangan indah didepan matanya. Istriku pun kemudian mengulurkan lengannya sambil membetulkan posisi tali dress nya sehingga payudaranya yang hamper mencuat keluar tertutup lagi. Meski demikian istriku juga tidak Nampak panic bahkan rok dress yang tersingkap tadi tetap dibiarkannya. Tukang parkir itu terengah-engah melihat pemandangan yang menggugah nafsu setiap pria apabila melihatnya, punggungnya brgerk naik turun dengan cepat seiring dengusan nafas. “sudah enakan belum bu?” Tanya tukang parkir “belum mas, ini masih sedikit tanggung tekanan tangannya mas” jawab istriku dengan wajah sayu “mmm, jadi ibu ma…” belum selesei tukang parkir itu meneruskan ucapannya, tiba-tiba smartphone istriku berbunyi “Kamu inginkan aku Peluk aku cium aku Kamu inginkan aku Ingin bercinta dengan ku Mari semua dansa dengan ku Dekap aku dan hanyutkan ku Dengan irama yang menggoda Melepaskan hasrat dirimu” Istriku terlihat buru-buru menjawab teleponnya, yang ternyata dari pardi karena dia sudah turun dari kereta dan menunggu didalam. “ha hhalo mas” jawab istriku terengah “kok lama sih mbak, ini aku sudah sampai distasiun dari 15 menit yang lalu” jawab pardi spertinya kesal “oia, permintaanku tadi tidak lupa kan?” tambah pardi lagi “iyya maaf mas, ini sudah diparkiran kok, tunggu sebentar ya” “tenang aja mas, ini aku pakai kok mas” “iya mbak, jangan lama!” “hufffttt” istriku mendengus perlahan karena birahinya masih belum terpuaskan “dari suaminya ya bu?wah beruntung banget suaminya punya istri secantik dan semolek ibu” sahut tukang parkir tiba-tiba “ah mau tau saja bapak ini” sahut istriku sambil berdiri, namun dengan sengaja dia pura-pura terjatuh dan dengan cepat meremas batang penis tukang parkir dari balik celana kolornya. Kejadian itu begitu cepat sehingga belum sempat tukang parkir itu sadar istriku udah berdiri lagi sambil menutup pintu, dia berjalan menjauh, lalu dia membalikkan kepala sambil menyibakkan rambutnya dan melempar senyum kearah tukang parkir yang masih terbengong-bengong terpesona akan perbuatan dan kecantikan istriku. Sebuah senyuman dengan wajah sayu terlihat sangat manis sekali menurutku, sebuah senyuman yang mengisyaratkan untuk mengajak merengkuh kenikmatan darinya. Tukang parkir itu tetap terpaku terdiam seperti patung melihat senyum manis istriku barusan. Senyum disha memang begitu indah… aku pun ikut meninggalkan tukang parkir itu ketika istriku melewati tempatku duduk, dan aku berjalan agak menjaga jarak agar dia tidak curiga sambil berpikir apa permintaan si pardi tadi ya??? bersambung..

thewifediaries
9 years ago

Lanjutan, Panasnya berbelanja pt.2

Disha ku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan, tatap matanya sayu…dan wajahnyapun memerah. Pinggulnya bergoyang dengan kedua tangannya memainkan rambut pada kepalanya, seolah penari striptise yang menghibur tukang sayur itu. Pinggulnya bergerak dengan erotis ketika dia melolosi celana dalamnya sendiri, tangannya memainkan payudaranya, meremasnya dan istriku mendesah, ya istriku ingin dipuaskan birahinya. Tukang sayur itu kembali bangkit nafsunya, batang penis yang lemas itu mulai ereksi lagi, Nampak urat-urat yang menonjol pada penampang penisnya, menambah kesan angker bahwa jika sampai ‘kena’, pasti akan ketagihan gesekan urat-urat itu pada dinding liang senggama istriku. Digenggamnya batang penis tukang sayur langganannya itu, dan kemudian dia mulai mengakangi batang penis tukang sayur yang tengah duduk di kursi dapur, diarahkannya batang penis tadi dan blessss….masuklah penis tukang sayur kedalam liang senggama istriku. “akkhhhhh…..akhh…..ahhhhh….”istriku mulai menik turunkan pinggulnya. Kedua tangan istriku memeluk bahu tukang sayur dengan erat, sementara kedua tangan tukang sayur itu meremasi bongkahan pantat istriku seolah memberi semangat. “sempit banget lubang memekmu bu, nikmaatttt… kontoku serasa diremas-remas bu…..” racau tukang sayur yang kemudian menciumi leher jenjang istriku. “ahhhh assshhhh aahhhhh, ahhhh ssseeesak pakkkk ahhhh” racau istriku ditengah cumbuan yang diberikan tukang sayur. “ayoohh bu goyang teruuuss, nikmaattti buuuu mumpung suami mu gak ada!” “ahhh ahhhhhhh ahhhh” istriku terus mendesah menikmati sodokan batang penis tukang sayur langganannya. Tukang sayur itu tiba-tiba berdiri dan membalik badannya, sementara istriku masih dalam posisi semula namun kedua kakinya kini mengaitkan pada pinggang tukang sayur. Direbahkannya tubuh istriku pada meja makan yang ada dibelakang kursi tadi, kini tukang sayur itu akan menggenjot liang kenikmatan istriku, diselempangkannya kedua kaki istriku ke bahunya dan dia mulai menghujamkan batang penisnya lagi. “ahhhhh ahhhh ahhhhh ahhh assshhhh, kerasss banget pakhh konthollmu, memekku kayak diadukk aduukk” “ohhh buuu nikmatti buuu nikmattii sajja, saaya yakin ibbuu pastii sukhaaa” “ahh iyyaaa pakhh saayaaa sukaaa batang kontholl bapakk yang besarrr assshhh” Istriku menggeleng-gelengkan kepalanya, dadanya membusung menunjukkan kemontokan payudaranya, matanya terpejam dan terus meracau menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur. Tukang sayur itu mengenyoti putting payudara istriku, digigitinya dan diremasi dengan tangannya. hampir 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku diposisi itu, istriku mendesah dan terus meracau ditengah lautan birahi. “akkhhhh akhhh kontholmuu nikmaatttt pak, inhiii batang koontholl ketiga selain milik suamiku pakkkk, ennhakk” racau istriku tanpa sadar “ahhaa, bu dishaaa bissa nyeleweng jugaaa ternyaata, dengan siapaaahh buu?” sahut tukang sayur sambil terus menghentak-hentakkan batang penisnya di liang senggama istriku. “dengan tegguuuh dan pardiii pakkkk waktu mudhiik kemarinnn aaahhhhh, ternyataaa batang konthool gede dan panjanggg nikmaatttt” “binal juga buu, saya gak menyangkaa bu disha sebinall iniii” racau tukang sayur Tukang sayur itu kemudian mencabut batang penisnya yang membuat istriku terkejut. “loh pakk kok dicabuutt?” “sudah bu, diam saja” Tukang sayur itu kemudian membalik badan istriku sehingga kini posisi istriku telungkup dimeja, ditariknya pinggul istriku kebelakang sehingga membuat istriku hamper terjatuh jika dia tidak berpegangan pada tepi meja. Tukang sayur mengakangakan kaki kanan istriku sehingga kini Nampak bongkahan pantat istriku yang indah, kukatakan indah karena selain padat dan kenyal, juga karena kulitnya mulus tanpa cela yang kemudian ditamparnya pantat istriku tadi, “plaakk” “ahhhhhh, sakitt pakkhh…. Oohhhhhh” rintihan sakit istriku tertahan ketika tukang sayur itu kembali melesakkan batang penisnya ke liang senggama istriku. “akkkkhh akkhhhh akkhhhhh enaakk pakkkk sodook teruuss pakkhhh” “paliing enakk memang ngenthu sama bini orang, beruntung banget saya hari ini, hahhaha” “ahhhh ahhh ahhh paakkk sayaaa mau keluaarrr” “tungggu dulu buu, sayaaaa juga mau keluarrr, kita barengann buuu” “pakkhh aku gakk kuatttttt, akuu keluarrrr oouugghhhh….” istriku melenguh panjang ketika dia mendapatkan orgasmenya “akuu keluarin didalamm buuuu” “iiiiyyaaa pakhhhhh” sahut istriku terengah engah Tanpa kusadari penis ku pun memuncratkan sperma tanpa terkendali menikmati persetubuhan istriku sendiri, membasahi dinding dibawah jendela. Kulihat tukang sayur itu mencumbui punggung istriku dan istrikupun Nampak menikmatinya. Nafas mereka berdua memburu seusai pesetubuhan panjang itu, wajah disha memerah dan kulihat keringatnya membasahi tubuhnya, terlihat seksi sekali istriku ketika dilanda birahi seperti itu. Aku tak pernah menyangka, ternyata sangat nikmat ketika melihat istriku sendiri, dishaku, ibu dari kedua anakku, melihatnya tengah bersetubuh dengan lelaki lain, perasaan kecewa, marah dan cemburu dikalahkan oleh rasa penasaran seperti apa istriku jika disetubuhi lelaki lain, bagaimana liarnya istriku ketika dilanda birahi, bagaimana dia dari istri baik-baik, istri yang sopan bisa menjadi binal dan liar ketika dia disetubuhi orang dibelakangku, memperlihatkan sisi lain dalam dirinya yang tak pernah kutahu. Istriku tampak sumringah mendapati cumbuan dari tukang sayur itu, mungkin baginya sekarang penampilan fisik ataupun kemapanan ekonomi bukan menjadi tolok ukur baginya, tetapi bagaimana perkasanya lelaki lain itu ketika menghujamkan batang penisnya diliang senggamanya, karena dari ketiga orang yang telah berhasil menggauli istriku, tidak ada satupun yang menurutku tampan tetapi mereka memiliki sesuatu yang istimewa yang tak kumiliki. ~~~Let it go, let it go Can't hold it back anymore~~~ Tiba-tiba kudengar smartphone istriku yang ada dimeja didepannya itu berdering, lagu yang dinyanyikan oleh Demi Lovato itu seolah menyiratkan kepadaku bahwa aku harus membiarkan saja apa yang dilakukan istriku itu terjadi, namun siapa yang meneleponnya???kulihat istriku berusaha menggapai smartphone nya karena dia cukup kesulitan karena tukang sayur itu masih menindih dan mencumbunya. Ketika smarphone itu sudah ditangannya, terlihat sebuah no baru dilayar ponsel istriku. “hhhaaloo…” jawab istriku kebingungan

Hanya sebuah nomor saja tanpa nama yang muncul di smartphone istriku, akupun berusaha mendengarkan baik-baik percakapan antara istriku dengan sipenelepon itu. Disha: “haaloo???” Penelepon : “dengan mbak disha ya ini?” (terdengar suara laki-laki) Disha : “ii iyaaa, siapa ya inii?” Istriku tergagap karena tukang sayur itu intens mencumbu istriku Penelepon : “ ini saya pardi mbak, yang dilapangan waktu itu” Disha : “oohh mas pardi,iii iiyaa mas bagaimana? ” sahut istriku terkejut Penelepon : “ini saya lagi perjalanan dikereta, mau mencari kerja, mbak bisa menjemput saya?” Disha : “oohhhh…. Iiyyaa dijemput jam berapa?” istriku mendesah karena tiba-tiba saja tukang sayur itu menghujamkan batangnya kembali ke liang senggama istriku. Penelepon : “jam 15.00 mbak sampai stasiun, oia mbak lagi apa kok suaranya serak dan ngos-ngosan nafasnya?” Disha : “ ini habis olahraga mas pardi hhh hhhh” sahut istriku terengah-engah Mendapati istriku yang berusaha menutupi keadaannya tukang sayur itu justru mempercepat sodokan batang penisnya , istriku berusaha menahan desahannya dengan menutup bibirnya rapat-rapat, namun ekspresi wajahnya tidak mampu menyembunyikan kenikmatan yang tengah melandanya. Penelepon : “tapi dari suaranya kok kayak lagi dientot mbak?hehehe” Disha : “ehhhh endak kok mass, asshhh…” istriku menggigit bibir bawahnya. Penelepon : “iya juga gak apa-apa kok mbak, kan enak ngetot siang-siang gini” Disha : “ ahh mas pardi ini, ssuuudah ya mas saya tak lanjutin pekerjaan saya dulu” istriku buru-buru mengakhiri pembicaraan Penelepon : “hahaha iya mbak, dinikmati saja dulu” Tuuutt tuutt tuuttt…. Tiba-tiba suara telepon itu diputus dr seberang. “ahhhh ahhhh assshhhh …..” “itu tadi yang pernah ngentotin bu disha ya?” Tanya tukang sayur penuh selidik “iii iyyaaa pakkk, ooouucchhhhh…” lenguh istriku “enak mana bu saya entot apa dientot mas nya tadi?” tukang sayur itu menghentikan sodokan batang penisnya pada liang senggama istriku Namun istriku tidak berusaha menjawab karena dia tengah dilanda birahi, dia memaju mundurkan sendiri pinggulnya untuk mendapatkan kenikmatan yang tiba-tiba terhenti. “akkhhh pakkk tolong entot saya lagi” pinta istriku “jawab dulu makanya kalau ditanya!!!” tukang sayur itu terlihat gusar dan menampar pantat indah istriku Pllllaakkk…. “aahhhhh ampunn pakk” rengek istriku “saaamaa enaakknya paakkk, kontholnya sama-sama gedeee” istriku terengah-engah Tukang sayur itu melanjutkan sodokan-sodokan batang penisnya ke liang senggama istriku “assshhhhhh enhakkk , tee rruuuss assshhhh” “konthooll bapak gedhee bangett, sesshaaakk….ohhhhh asshhhh”racau istriku “memekmu saja yang sempit bu,jarang dipakai ya? Atau jangan-jangan kontol suamimu kecil?” “iiyyaaa paahhk, saya jarang dientot sama suami sayaaa, kalaupun dientott cepet keluarnyaaa” Istriku meracau ditengah sodokan batang penis tukang sayur, kenikmatan dari persetubuhan itu membuatnya gelap mata. “haa haa haaa” tukang sayur itu semakin semangat menghujamkan batang penisnya ke liang senggama disha. “assshhh pakkk saya mau keluaaarrrrr….. ahhhhhhhh” istriku ambruk diatas meja  ketika dia mendapatkan orgasmenya. Tukang sayur itu tetap mnyetubuhi istriku yang kelelahan dari orgasme yang didapatnya, pinggul istriku dicengkeram kuat dengan kedua tangannya “nikmatt baget bu memekmu, pereetttttt” Tukang sayur itu mencumbui leher istriku dengan batang penis yang menghujam cepat keliang senggamanya. Istriku yang tengah kelelahan merespon cumbuan tukang sayur itu pada leher jenjangnya, disibakan rambut yang tergerai dan dia pun menolehkan kepalanya, dan merekapun berciuman mesra. Posisi istriku cukup kesulitan untuk mereka berciuman, tubuh istriku mendongak keatas agar memudahkan batang penis itu menerobosi dinding liang senggamanya ketika mereka berciuman dan menggunakan tangan nya untuk bertumpu pada meja. Hal itu memudahkan tukang sayur untuk menikmati kekenyalan payudara istriku. Tangan kanan tukang sayur itu yang tadinya memegangi pinggul istriku kini asyik meremasi kedua gunung kembar istriku. Payudara istrikuberguncang-guncang akibat hentakan-hentakan batang penis itu diliang senggamannya, rambutnya yang tergerai ikut berkibar karena nya. Sungguh erotis sekali pemandangan yang kulihat, istriku mengikuti setiap irama sodokan pada liang senggamanya, tubuh mereka penuh peluh oleh aksi panas yang mereka lakukan. Penisku tanpa kusadari kembali berdiri melihat hal itu, melihat bagaimana ekspresi wajah istriku ketika liang senggamanya tengah digempur batang penis yang besar dan panjang milik si tukang sayur sementara payudaranya terus diremasi, bagaimana desahan-desahannya sungguh terdengar seksi ditelingaku, menjadi candu atau minyak tanah yang turut membakar nafsuku. Istriku terlihat sagat lemas ketika tukang sayur itu membantu istriku berdiri, dicabutnya batang penis itu yang penuh lender percintaan dari liang senggama istriku dan kemudian  mendudukkan istriku diatas meja dengan kedua kaki terjuntai. Terlihat olehku liang senggama nya yang semula terlihat menganga membentuk oval, kini perlahan menutup kembali perlahan seperti tadi tidak pernah dimasuki batang penis tukang sayur. Mungkin ini adalah manfaat dari jamu yang rutin diminumnya sehingga membuat liang senggamanya selalu sempit dan peret. Tukang sayur itu memegang bawah lutut kaki kanan istriku dan mengangkatnya, tangan kirinya berusaha mengarahkan batang penisnya yang masih tegak mengacung itu keliang senggama istriku karena beberapa kali dicobanya gagal. Istriku yang dalam kondisi lemas, membantu mengarahkan dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya memeluk leher tukang sayur, setelah dirasa pas, dimasukkannya batang penis itu keliang senggama istriku “Bblleeesss….” “aakkkhhhhhhh” terdengar desahan istriku yang tertahan Tukang sayur itu memagut bibir istriku, mereka kembali berciuman seperti sepasang kekasih yang baru pertama kali melakukan percintaan. Istriku membalas ciuman tukang sayur itu dengan ganasnya, tangan kiri tukang sayur itu menarik turun pantat istriku sehingga istriku berdiri dengan satu kaki kirinya. Tukang sayur itu menyetubuhi istriku dalam posisi berdiri, batang penis itu tidak mengalami kesulitan keluar masuk liang senggama istriku, pinggul tukang sayur itu dengan cepat menghujam-hujamkannya seolah dia telah terbiasa bersetubuh dalam posisi berdiri. Suara nafas yang memburu dan terengah-engah memenuhi ruangan dapur, tak henti-hentinya tukang sayur itu berhenti menciumi bibir istriku, dan meskipun terlihat istriku kesulitan bernafas, tetapi istriku tidak berusaha berhenti berpagutan dengan tukang sayur. Birahi dalam dirinya telah membuatnya lupa diri dan mengendalikan akalnya. Ada kurang lebih 15 menit tukang sayur itu menyetubuhi istriku sambil berdiri dan selama itu pula mereka berciuman, bersama-sama menikmati persetubuhan itu. Itriku kemudian meracau seperti akan meraih orgasmenya lagi “aaasshhhh ahhhhh paahhkkk sayaaa mau keluuaarrr” “iyyaaa buu, kita sama-sama, tahaannn dulu buuuuu” “sayaa sudah tidakkk kuat pakkhh….” “aaakkkhhhhhhhhhh” bersamaan dengan desahan panjang istriku, dia meraih orgasmenya “buuuu saya juga keluaaarrrrrr” tukang sayur itupun menyemburkan spermanya didalam Rahim istriku. Tukang sayur itu tidak buru-buru mencabut batang penisnya dari dalam liang senggama istriku, direbahkannya istriku diatas meja dan mereka berpelukan mesra. Nafas mereka sama-sama memburu dan terengah-engah. Sekitar 5 menit kemudian tukang sayur itu mencabut batang penisnya dan dari liang senggama istriku mengalir perlahan lelehan sperma si tukang sayur tadi. Seperti sebelumnya, liang senggama istriku kembali lagi kebentuk semula seolah tidak usai disetubuhi. Dengan kurang ajarnya dia menggunakan celana dalam istriku yang tergeletak untuk mengelap batang penisnya yang basah oleh cairan cinta mereka dan istriku dan kemudian digeletakkannya kembali. istriku yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya belum mampu berdiri, kepalanya tergolek lemas dan matanya terpejam. Pipi istriku merona merah karena sisa orgasme yang didapatnya barusan, dan wajahnyapun Nampak tersenyum, terlihat cantik sekali istriku dalam kondisi polos seperti itu, apalagi sehabis disetubuhi habis-habisan oleh tukang sayur, justru sangat menggairakan sekali wajahnya. Tukang sayur itu duduk dikursi dan kembali menyeruput sisa kopi yang ada digelasnya tadi sambil membetulkan celananya. Sementara kaki istriku terjuntai lemas disebelahnya. Memperlihatkan betapa mulus dan halusnya kulit paha istriku, dan diatasnya Nampak kemaluan istriku dengan rambut tipis yang menghiasi bibir kemaluannya yang tembam. Tukang sayur itu memandangi tubuh istriku yang tergeletak lemas telanjang diatas meja, bibirnya tersenyum-senyum sendiri karena dia telah berhasil menggauli istriku yang sebelumnya dikenal diperumahan kami sebagai pribadi yang sopan dan terhormat, namun image itu sepertinya telah lenyap seiring desahan dan lenguhan kenikmatan istriku ketika dia disetubuhi tukang sayur itu. Istriku yang perlahan pulih dari rasa capek yang mendera mulai bangkit dan duduk diatas meja, dipandangnya tukang sayur itu yang mana tukang sayur itu juga tengah memandangi istriku dan senyum yang indah terhias di bibirnya. Persetubuhan istriku dengan tukang sayur itu sendiri memakan waktu hampir 2 jam, karena kulihat jam sekarang menunjukkan pukul 13.30, persetubuhan yang telah menghantarkannya meraih orgasme beberapa kali, yang memberikan kepuasan yang tidak didapatnya dari aku suaminya. Sebelum berpamitan, tukan sayur itu kembali mencium bibir istriku dan dibalas istriku dengan ciuman yang lembut dan basah. Aku buru-buru bersembunyi agar tidak ketahuan mereka karena tukang sayur itu akan keluar dari dapur. Istriku dengan masih bertelanjang bulat mengantarkan tukang sayur itu kehalaman depan. Ini benar-benar gila, istriku dengan beraninya bertelanjang ria berjalan dihalaman rumah kami, memang halaman rumah kami tertutup pagar dan tanaman yang cukup rindang apalagi jam segitu jalan didepan rumah juga sepi. “terima kasih ya bu… memek ibu benar-benar nikmat” pamit tukang sayur “iyya pak, terima kasih juga sudah membuat saya puas” sahut istriku sambil tersenyum. Istriku melihat kepergian laki-laki yang telah memberinya kepuasan itu dengan senyuman, terlihat tukang sayur itu mendorong gerobaknya berjalan menjauhi rumah kami dan istriku terlihat riang berjalan kedalam rumah. “nanti jam 15.00 jemput pardi di stasiun, harus beralasan apa ya aku?” gumam istriku sambil tersenyum-senyum …

thewifediaries
9 years ago

Lanjutan,...Panasnya berbelanja

Akhirnya masa liburan kami dirumah orang tua telah usai, dan kami harus kembali kekota tempat tinggal kami sekarang, baik aku maupun istriku disha akan kembali pada rutinitas pekerjaan kami sehari-hari dan meninggalkan segala kenangan didesa, hal-hal menyenangkan yang kami lakukan dan juga hal-hal yang membuat hatiku sebagai suami sakit hati. Namun harapanku agar istriku dapat berubah setelah kami kembali kekota sepertinya pupus sudah, seperti kejadian pagi ini, dengan mata kepalaku sendiri aku melihat istriku tengah mengayun-ayunkan pinggulnya menjemput hujaman batang penis seorang tukang sayur, hal yang kukira dimana si tukang sayur itu memaksa istriku, namun ternyata istriku sendiri malah mendesah dan melenguh menikmati persetubuhannya dengan tukang sayur tadi. Hari ini adalah hari pertama aku masuk kerja setelah liburan yang cukup panjang, sementara istriku sendiri nanti siang seusai memasak akan ke apotek melihat keadaan selama ditinggal cuti olehnya. Maka dari itu, anak-anak aku bawa sekalian ke tempat penitipan anak yang jaraknya tak jauh dari kantorku. Setelah berpamitan kepada ibunya, anak-anakku kubawa serta, dan kupacu Toyota rushku menyusuri jalan yang mulai ramai dengan anak masuk sekolah. Tak lama kemudian sampailah aku ditempat biasanya aku menitipkan anak-anak ku, anak-anakku cukup senang ketika turun dari mobil melihat teman-teman seusianya, kulihat mereka berlarian didalam ruangan yang berisi banyak sekali mainan. Kemudian aku berpmitan dengan pengasuh anak-anakku, dan melanjutkan perjalanan kekantor. Rencanaku siang nanti juga akan melakukan perwatan berkala pada mobilku ini dikarenakan sudah kubawa perjalanan yang cukup jauh untuk meminimalisir kerusakan yang mungkin saja dapat timbul. Begitu sampai dikantor, aku disambut teman-teman kerjaku, tak lupa kubawakan mereka oleh-oleh dari kampong halamanku. Sebagai gantinya, mereka ternyata cukup baik dengan mengerjakan pekerjaanku selama aku tinggal cuti kemarain. “don, laporan bimtek perubahan APD 2015 sudah kembali diemail ke pemprov?” tanyaku pada pak doni rekanku satu bagian. “sudah beres dri lusa is, beres lah pokoknya, malah sudah tidak ada revisi lagi sepertinya” jawab doni sembari menyerahkan draf yang dia kirim ke pemprov “wah syukur deh, kemarin pas dijalan kepikiran karena mau deadline, don, kamu emang joss” sambungku sambil mengacungkan ibu jariku. “ya sudah kalau begitu aku lanjutin bikin draft buat sosialisasi bimtek ke kecamatan ya” sambungku lagi. “oke, nanti kalau sudah selesei aku lihat dulu ya, paling gak aku nanti jika ditanya pak siswoyo bisa jawab, tau sendiri kan kalau pak siswoyo itu suka ngomel kagak jelas” sambung budi dengan berbisik-bisik. “sip lah kalau begitu” jawabku optimis. Kulanjutkan pekerjaan yang kemarin kutinggalkan agar bisa segera menyusun draft ini agar nanti bisa segera kukirimkan ke kantor-kantor kecamatan agar staff dikecamatan juga dapat langsung membuat rencana pengalokasian anggaran untuk infrastruktur desa. Waduh, ada apa ini dengan perutku, sepertinya magh ku kambuh karena seharian kemarin aku tidak makan sama sekali menghindari ngantuk dijalan. Kucari obat magh yang biasa kuandalkan disaat seperti ini dilaci kerjaku, aha ketemu juga namun ternyata ketika kubuka penutupnya tinggal 1 biji saja. Wah gawat ini karena aku biasa minum 2 biji jika magh seperti ini. Semoga nanti tidak makin parah saja batinku. Mengerjakan draft yang berisi angka-angka ini rupanya semakin membuatku berpikir sehingga meningkatkan produksi asam lambung, dan kurasakan perutku semakin terasa diremas-remas. Sedikit lagi selesei pikirku dan kulihat jam menunjukkan pukul 09.45 WIB, segera kuseleseikan agar bisa kuberikan pada pak siswoyo untuk ditanda tangani. Tok tok tok… ku ketuk pintu ruangan pak siswoyo dan kudengar suara berat menyahut dari dalam, Kami semua memang selalu menunggu sahutan pak siswoyo ketika mengetuk pintu ruangannya, karena dulu pernah kejadian rekan kerjaku salim setelah mengetuk pintu tiba-tiba saja menyelonong menarik gagang pintu dan apa yang dilihatnya didalam membuatnya kaget setengah mati, dilihatnya desi, staff pemerintahan tengah berada dipangkuan pak siswoyo sementara rok nya sudah tersingkap pada pinggang memperlihatkan kemulusan paha dan celana dalamnya. Sementara tangan pak siswoyo tengah meremasi payudara desi yang telah terbuka kancing bajunya. Tentu saja mendapat kunjungan mendadak seperti itu membuat desi segera turun dari pangkuan pak siswoyo dan segera membetulkan pakaiannya. Sejak saat itu pak siswoyo mulai memasang kamera cctv agar dia dapat memantau siapa yang berkunjung kekantor dan keruangannya. “iya masuk” “maaf pak, ini laporan bimtek sudah saya buat, sekiranya bapak mau memeriksa sebelum saya kirim ke pemprov pak” sahutku ketika mengambil kursi didepannya. “sudah kamu periksa is angka-angkanya?” Tanya pak siswoyo “sudah pak, saya cek grand totalnya sudah pas, tidak ada selisih” jawabku cepat “ya sudah is, aku percaya dengan pekerjaanmu, jadi langsung dikirim saja. Oia kamu sepertinya kurang sehat is?” ujarnya sambil menandatangani berkas yang tadi kukerjakan. “iya pak, saya kalau boleh ijin pulang dulu, badan saya kok rasanya demam” “iya tidak apa-apa, kamu istirahat dulu dirumah, biar pekerjaanmu dibackup sama doni” “terima kasih bayak pak, saya pamit sekalian kalau begitu nanti saya balik setelah mengirim draft ini” “hati-hati dijalan is, salam buat istrimu” sahutnya ketika menyerahkan berkas itu kembali “oia is, jangan lupa hari minggu ada halal bihalal dan family gathering, jangan lupa ajak istri dan anak-anakmu is” sambung pak siswoyo “oh baik pak, terima kasih” dan kututup pintu ruangan pak siswoyo. Segera kubereskan berkas yang berada dimeja kerjaku, dan tak lupa kumatikan PC komputerku untuk menghemat energy karena disini sedang digalakkan program hemat 100000 watt. Setelah selesei aku menuju keparkiran mobil, kulihat jam menunjukkan pukul 10.15, dengan estimasi aku kebengkel dulu maka aku bisa sampai rumah jam 11 an dan tentu jam segitu masakan istriku sudah siap sehingga seusai makan aku bias beristirahat. Segera kupacu mobilku agar dapat segera sampai di bengkel begitu sampai, segera kuserahkan kunci mobilku pada montir kenalanku dang anti kuminta kunci motornya, aku sudah langganan dengan bengkel ini hingga aku kenal baik dengan bos dan karyawannya. “mas dado, motornya aku bawa dulu ya” “iya pak fais, silahkan” Kugeber Honda CB milik dado, cukup terwat juga motor klasik ini pikirku karena tarikan gas nya yang cukup ringan dan responsif. Tak lama kemudian akhirnya aku hamper sampai dirumahku, kulihat dikejauhan ada gerobak sayur langganan istriku di dekat pintu pagar menghalangi aku masuk namun tak kutemukan pemiliknya. Akhirnya aku berputar lewat halaman belakang dan menaruh sepeda motor dado dibawah pohon manga. Ketika melangkah melewati garasi kulihat mobil istriku masih ada didalam, apa istriku belum berangkat kerja pikirku. Namun aku kembali panik ketika ingat gerobak tukang sayur tadi, jangan jangan pikiranku  melayang kemana-mana, jangan-jangan istriku dan tukang sayur itu… Aku berjalan mengendap-endap dengan menghilangkan langkah kakiku supaya kehadiranku tidak dapat diketahui istriku, kudengar suara orang berbicara riang dari arah dapur, aku pun mencari posisi yang pas agar dapat melihat kedalam, siapa yang tengah berbincang dengan istriku itu, apakah benar tukang sayur tadi ada didalam bersama istriku. Perlahan kulongokkan kepalaku mengintip lewat jendela dapur dan kulihat istriku tengah memilah-milah terong ungu yang akan dimasaknya. Istriku pagi itu mengenakan daster dengan berbelahan dada rendah tengah berjongkok dilantai sementara si tukang sayur duduk dikursi diatasnya, da nada secangkir kopi dimeja sebelah tukang sayur tadi. Merasa situasi dan kondisi rumah kami aman, tukang sayur itu berkali-kali mencuri pandang pada bagian payudara istriku, otomatis tentu tukang sayur itu dapat melihat belajan payudara istriku yang ada  dibalik daster istriku. Mata tukang sayur tersebut Nampak jelalatan sekali menatap nanar pada istriku ketika kemudian istriku bertanya pada tukang sayur tadi. “pak, kok terong ungunya kecil dan pendek sih?” Tanya istriku “iya bu maaf sekarang sedang musim kemarau, jadi berpengaruh deh sama pertumbuhan terong, hehehe…” sahut tukang sayur dengan cengengesan “padahal enak yang gede dan panjang lho pak “ balas istriku sambil tersenyum “waahh ibu suka terong yang gede dan panjang ya?, sayang yah yang ini kecil-kecil bu” sahut tukang sayur yang terus memperhatikan keindahan payudara istriku.

“ehh itu matanya kok kemana-mana pak, awas lho ya”

“hehehe maaf maaf bu, jarang-jarang saya melihat bu disha cantik seperti ini“ puji tukang sayur

“ya sudah, anggap saja ini bonus buat bapak yang pagi-pagi sudah giat bekerja, tapi awas ndak boleh macem-macem!!!” sahut istriku

“makasih makasih bu” sahut tukang sayur dengan cepat. “Biasanya setelah dari sini nanti keliling kemana pak?” Tanya istriku “ke gang sebelah bu, kalau sepi ya pulang kerumah karena sudah cuup banyak juga yang laku dagangan saya.

Istriku kemudian mengambil air dari timba untuk diisikan kedalam panci, ketika itu posisinya kembali membungkuk saat mengisi air hingga membuat cetakan celana dalam yang dikenakannya terlihat jelas dibalik dasternya yang cukup pendek itu. Melihat pemandangan indah itu, semakin membuat si tukang sayur berani kurang ajar. Tiba-tiba ketika istriku hendak kembali berdiri, tukang sayur itu memegangi pinggul istriku dan menempelkan batang penisnya kebelahan pantat istriku. “aawww pak apa yang bapak lakukan?” teriak istriku kaget sambil meronta agar dapat lepas

“saya sudah tidak tahan bu, dari tadi ibu menggoda saya dengan penampilan ibu yang merangsang” sahut si tukang sayur  yang terus menggesek-gesekkan batang penisnya yang sudah dia keluarkan dari balik celana.   Istriku kemudian dipepetkan ke dinding dapur untuk menyulitkan gerakannya, sementara itu tangannya meraba dan meremasi payudara istriku, sedangkan tangan yang satunya dia pergunakan untuk memegangi tangan istriku agar tidak banyak berontak.   “ahh pak tolong lepaskan saya pak“ ujar istriku namun tidak terlihat upaya darinya untuk bersungguh-sungguh lepas dari dekapan tukang sayur itu. Namun tukang sayur itu terus menciumi leher istriku yang jenjang, dan mengabaikan permintaannya, mendapati rangsangan sedemikian rupa lama-kelaman istriku mendesah ketika putting susunya dipilin-pilin setelah  tali daster dipundaknya sudah berhasil dilepas tukang sayur. “ahhhh ahhhh ahhhhh…..jangannn jangaannn” desah istriku dengan mata terpejam.

Melihat mangsanya seperti pasrah tukang sayur itu kemudian membalik tubuh istriku hingga sekarang mereka berhadap-hadapan, segera disambarnya bibir istriku sambil terus meremasi payudaranya. Tukang sayur itu mencoba memasukkan lidahnya kedalam mulut istriku yang masih terkatup rapat. dengan sedikit memaksa akhirnya tukang sayur itu berhasil memasukkan lidahnya kemulut istriku. Awalnya aku hendak beranjak menolong istriku, namun ketika kemudian aku melihat bahwa istriku tiba-tiba membalas ciuman dari tukang sayur, ternyata istriku menikmatinya …. Apalagi kini tukang sayur itu menggesek-gesekkan batang penisnya diluar celana dalam istriku. Istriku tidak dapat mendesah karena dia sedang berciuman namun aku melihat gairahnya meningkat dari balasan ciuman yang diberikan. Sakit magh yang tadi kambuh kini entah hilang kemana dan digantikan hatiku berdebar-debar menyaksikan pemandangan memilukan ini, sementara aku malah terangsang melihat istriku hendak digauli didapur. Bagian atas istriku kini tanpa penutup lagi, dasternya sudah diplorotkan sebatas pinggang, memperlihatkan payudara indahnya. Tukang sayur itu menghentikan ciumannya dan kemudian bergerak menciumi payudara istriku, digigiti putting susu istriku hingga membuatnya melenguh sementara matanya terpejam.

“cantik sekali kamu bu… sudah dinikmati saja ya, mumpung sepi bu rumahmu” ujar tukang sayur itu pada istriku yang sedang terengah-engah diburu nafsu dan dibalas Istriku dengan menganggukkan kepalanya. “nah gitu kan sama-sama enak bu, gak ada yang rugi malah ibu yang dapat enak juga, apalagi ibu juga gak kehilangan apa-apa, hehehe” sahutnya sambil terkekeh. Kemudian disodorkannya batang penis tukang sayur itu yang sudah ereksi maksimal pada istriku,

“ayo bu, emut kontolku jangan malu-malu, inikan yang ibu mau tadi, terong yang besar dan panjang hahaha” yang kemudian disambut oleh bibir istriku, dijilatinya batang penis tukang sayur tadi, dimasukkan lagi kemulutnya, begitu berulang-ulang hingga membuat tukang sayur meracau keenakan. “ohhhh enak sekali bu, seponganmu benar-benar nikmat” Istriku benar-benar sudah lupa diri, kejadian ketika ia disetubuhi disungai dan dikebun tebu sudah membuatnya mengabaikan norma yang ada, kini mungkin yang ada dipikirannya adalah bagaimana mendapatkan kepuasan seksualnya yang menggebu-gebu sehingga kini dia tidak lagi sungkan untuk berpenampilan minim dan menggoda. Kudengar suara mulut istriku yang tengah mengulum batang penis si tukang sayur memenuhi ruangan dapur, istriku berjongkok sementara daster atasnya telah melorot ke pinggang, aku pun mengeluarkan batang penisku dan mulai menikmati sensai perselingkuhan istriku yang cantik itu, kukocok batang penisku sendiri dengan membayangkan istriku yang cantik tengah mengulum batang penisku, Istriku kemudian menghentikan sepongannya pada batang penis tukang sayur dan tanpa kuduga-duga dijepitnya batang penis tukang sayur itu pada belahan payudaranya yang besar dan sekal kemudian mengocoknya kembali,,tak kusangka istriku bisa melakukan hal itu dengan payudara besarnya. “buuu benar-benar nikmat tubuhmu, kontolku enak buuuu” racau si tukang sayur sembari meremasi rambut dan kepala istriku, sementara istriku tersenyum-senyum mendengar racauan tukang sayur tadi. Cukup lama istriku menjepit batang penis tukang sayur tadi pada belahan payudaranya dan tukang sayur itu menggerak-gerakkan batang penisnya mengimbangi gerakan pada payudara istriku. Berkali-kali aku menelan ludah melihat istriku dengan lihainya memainkan batang penis tukang sayur tadi, tentu saja tukang sayur itu merasakan kenikmatan melebihi diriku yang hanya harus puas melihat dan dibantu kocokan tangan ku sendiri. Dan tak lama kemudian muncratlah sperma si tukang sayur tadi kewajah istriku dan sebagian menetes melalui dagunya. Tukang sayur itu duduk dikursi sembari terengah engah setelah mendapatkan kepuasan dari jepitan payudara istriku, sedangkan istriku sendiri sibuk menjilati batang penis tukang sayur tadi untuk membersihkan dari sperma. Dielus-elusnya rambut istriku seperti kekasihnya sendiri ketika ia sibuk membersihkan batang penis itu. Setelah bersih istriku kemudian berdiri dihadapan tukang sayur tadi yang tengah menyeruput kopinya, enak benar dia pikirku, sudah dapat kopi, dapat jepitan susu kini dia akan dapat menggenjot liang kenikmatan istriku juga, arrgggghh….

bersambung

thewifediaries
9 years ago

Lanjutan,... Binalnya Istriku - Iuran bersih desa

Aku ketiduran cukup lama rupanya setelah meraih orgasme dengan tanganku sendiri tadi, dibantu bayangan istriku yang tengah kubayangkan digauli oleh kedua keponakanku yang memiliki batang penis besar dan panjang itu. Kulihat jam dinding menunjukkan pukul 09.30, dan aku belum mengambil air untuk mandi nanti sore, waahh gawat ini bisa tidak mandi nanti orang serumah batinku cemas. Segera aku bergegas bersiap-siap dan mengambil timba di dapur.kulihat istriku belum mandi dan tengah memasak untuk makan siang. Sementara budi dan sandi sudah berangkat karena tak kutemukan mereka di dalam rumah maupun dibelakang rumah. “dik, aku kesungai dulu ya ambil air, tadi mas ketiduran cukup lama rupanya” pamitku pada istriku, “iya mas, ambil secukupnya saja, persediaan air kita masih cukup kok kebetulan kemarin sumur kita ada sedikit air cukup buat mandi dan mencuci dirumah, habis ini aku mau mencuci mas sekalian mandi dikamar mandi “sahut istriku, “iya dik, mas berangkat dulu” sahutku dan disambung istriku “hati-hati dijalan mas” lambai istriku dari pintu dapur.

Aku berjalan menyusuri jalan desa menuju sungai tempat mengambil air, ditengah jalan aku bertemu dengan pak dodi ketua RW dan pak joko bendahara desa. Kulihat mereka tengah menenteng tas dan membawa map. Kusapa mereka “wah mau kemana pak dodi dan pak joko kok sibuk sepertinya?” sapaku pada mereka. “eh mas Fais kebetulan ketemu disini, ini kami lagi menarik iuran untuk pembayaran pertunjukan di lapangan desa kemarin lusa, ternyata ada kekurangan pembayaran jadi akhirnya oleh pak lurah, kekurangan biaya tadi dipukul rata ke penduduk desa mas” jelas pak joko selaku bendahara. “Dan ini rencana nya juga kami nanti mampir kerumah mas fais untuk menarik iuran ibu mas fais, kalau mas fais ada uang Rp. 5.000; sekarang jadi nanti saya tidak perlu mampir kerumah mas” sahut pak dodi menambahi. Uang segitu bukanlah jumlah yang besar bagiku, namun ketika kurogoh saku celanaku ternyata aku tidak membawa uang sama sekali apalagi dompet. “waduh saya pas tidak membawa uang ini pak dodi, tapi dirumah nanti ada istri saya kok, biar nanti dibantu istri saya saja pak, bilang saja tadi sudah ketemu dengan saya dijalan” jawabku singkat. “ya sudah kalau begitu mas, saya tak ke bu rumini dulu, nanti sekalian kerumah mas fais” sambung pak joko. “mari mas fais kami berangkat dulu” tambah pak joko, “iya mari pak…”jawabku singkat.

Aku bergegas kesungi untuk mengambil air, namun ketika aku sudah mengambil air, dan bersiap kembali kerumah, aku teringat jika istriku tadi hendak mandi. Wah, aku kok lupa ya, gawat jika pak joko dan pak dodi melihat penampilan istriku dengan dasternya tadi. Aku buru-buru kembali kerumah dengan langkah yang sedikit cepat, 2 timba yang kupikul itu awalnya berat kini tidak lagi kurasakan. Sepanjang jalan air dari timba berceceran kemana-mana. Setelah aku sampai dihalaman belakang, aku tak menemukan istriku didapur, kemana istriku???jangan-jangan dia sudah menemui pak dodi dan pak joko, aku tidak kepikiran mencari istriku di kamar mandi karena tak kudengar gemericik air pertanda orang mandi. aku memutar lewat halaman samping rumah dan justru tidak masuk rumah. Ketika setengah berlari aku mendengar suara pak dodi memanggil-manggil penghuni rumah menandakan ada tamu yang berkunjung, namun kemudian begitu aku sampai justru aku mendengar langkah kaki mereka menjauh dari pintu depan dan melangkah menuju depan (sisi rumah yang satunya dimana terdapat dapur, kamar mandi dan pelataran sumur tempat menjemur baju). Wah dimana ya istriku kalau didepan tidak ada, aku kemudian bergegas hendak menyapa mereka ketika mereka sampai di pintu pelataran halaman belakang, aku mengurungkan niatku karena mereka tiba-tiba tertegunn seperti terkejut melihat sesuatu. Aku melangkah mengendap-endap dan mencari posisi yang tepat untuk dapat melihat apa yang mereka lihat. Begitu aku mengarahkan pandangan dimana pak dodi dan pak joko melihat, aku terkejut setengah mati. Kulihat istriku tengah menjemur pakaian membelakangi kami sehingga dia tidak mengetahui kedatangan pak dodi dan pak joko yang ada dibelakangnya.aku bingung harus memanggil pak joko dan pak dodi atau tidak, namun jika kupanggil nanti malah membuat istriku malu karena melihat dia yang setengah telanjang diperhatikan 2 orang asing. Istriku rupanya baru selesei mandi dan hanya berbalut handuk yang melilit tubuhnya, handuk itu tidak cukup besar untuk melilit tubuhnya, sehingga hanya dipakai sekenanya saja oleh istriku. Bagian payudara istriku terlihat sangat mencuat seperti hendak tumpah dan bagian bawah sangat pendek, hanya 10cm saja dibawah pantat istriku, sehingga jika istriku membungkuk mengambil baju yang hendak dijemurnya dari ember larutan pewangi pasti akan terlihat bongkahan indah pantat istriku serta belahan liang senggamanya yang tembem merekah merah. Pak joko dan pak dodi terpaku melihat keindahan tubuh istriku, berkali-kali mereka menelan ludah karena terangsang melihat wanita cantik dari kota yang kini ada dihadapannya tengah berpenampilan setengah telanjang. Setelah istriku selesai menjemur semua pakaiannya tiba-tiba saja dia berbalik sembari melepas lilitan handuknya. Payudara istriku yang besar dan montok itu seolah terbebas dari kekangan dan borgoncang dengan indahnya, karena cepatnya gerakan istriku melepas dan menyampirkan handuk pada jemuran tadi sehingga dia tidka menyadari ada orang yang tengah memperhatikannya dengan penuh nafsu, dapat kulihat batang penis kedua orang ini tengah ereksi dari gembungan pada celananya. Istriku dengan santai nya mengibaskan rambut curly nya yang basah seusai keramas tadi hingga dia pun melihat kearah pintu masuk pelataran. “aahhh” istriku terpekik kaget melihat ada 2 orang pria dewasa tengah melihat ketelanjangannya, buru-buru dia menutupi payudaranya yang besar dan kemaluannya dengan menyingsutkan lengannya namun tentu saja itu tidak dapat menutupi sepenuhnya bagian payudara istriku karena tidak cukup. Istriku berusaha menggapai handuknya kembali, namun saying handuk itu justru terjatuh pada ember larutan pewangi yang tadi dipakainya membilas baju yang telah dicucinya. Istiku berusaha mengambil handuk nya yang basah tadi dan hendak memakainya. Namun ternyata tiba-tiba pak dodi sang ketua RW dengan beraninya menenangkan istriku, “dik dik disha, ini saya pak dodi RW di lingkungan ini, dan ini pak joko bendahara desa, apa dik disha lupa?” , “iya dik disha, kami tadi ketemu suami dik disha waktu mengambil air, kami mau menarik iuran desa dik, kata mas fais tadi disuruh minta ke dik disha saja” jelas pak joko. Istriku sudah sedikit tenang namun tangannya masih berusaha menutupi payudaranya, sementara handuk yang tadi depegang dengan tangan kiri diabaikan dan jatuh kembali kedalam ember. “oh, iya pak saya ingat, maaf tadi saya kira ada maling masuk rumah makanya saya takut pak” jawab istriku sedikit santai. “wah dik disha habis mandi yah?kok telanjang-telanjang menjemur baju” Tanya pak dodi mesum sambil cengar-cengir pada pak joko. “iya nih, kita kan jadi tidak enak kan pak dod” sambung pak joko terkekeh. “waah maaf yah pak dodi, pak joko saya menyambut tamu tidak sopan begini” sahut istriku masih berusaha menutupi payudaranya namun liang kewanitaannya dibiarkan terbuka bebas. “ah tidak mengapa dik disha, tidak usah sungkan atau malu sama kami, lagipula kami dari tadi sudah melihat dik disha dan kini papa bedanya kan” ucap pak dodi tersenyum-senyum. Diluar dugaan justru akhirnya kini istriku menurunkan tangan kanan nya yang tadi menutupi payudaranya dan sekarang keindahn payudara istriku dengan puting merah kecoklatan itu terpampang dihadapan kedua orang tua yang pantas menjadi ayahnya istriku itu .

Ketika istriku menurunkan tangan yang menutupi payudaranya tadi dan kini sepenuhnya dia telanjang, pak dodi dan pak joko berdecak kagum “waawww….”, namun justru istriku tertawa saja melihat tingkah kedua orang kurang ajar itu dan membuat payudara besarnya berguncang-guncang seiring gelak tawanya. “ahh sudah-sudah pak dodi dan pak joko apa-apaan sih, kayak tidak pernah lihat perempuan gak pakai baju saja, kan juga sudah sering lihat istri-istrinya kan pak” sahut istriku. “wah tapi klo lihat dik disha kan lain cerita lagi, ya gak pak joko” sambung pak dodi, “iya betul itu dik, kalau lihat dik disha kami seperti berada disurga melihat bidadari yang cantik dan menggoda” sahut pak joko memuji istriku. Istriku bukannya berpamitan untuk segera kedalam rumah mengambil pakaian mengenakannya dan kembali dengan membawa uang , tetapi justru menanggapi candaan mereka. Istriku terlihat santai membalas obrolan-obrolan mereka yang menjurus kearah ranjang tanpa sedikitpun rasa canggung. Cukup lama mereka bertiga berdiri, dan kesempatan itu tidak disia-siakan oleh kedua orang tua itu. Berkali-kali mereka meneguk ludah menahan diri supaya dapat terus bisa lebih lama menikmati ketelanjangan istriku. “oia, mas fais kok belum datang ya pak?” tanya istriku , “wah tidak tahu ya dik, tadi sih bapak ketemu pas ngambil air, mungkin ngobrol dulu dengan warga pas disungai”sahut pak dodi terkekeh. “tadi kan mas fais sudah bilang kalau akan dibantu dik disha jadi mungkin mas fais lama baliknya karena sudah merasa akan dibantu dik disha buat pembayarannya”, “mari masuk kerumah pak” sahut istriku mempersilahkan kedua orang itu masuk rumah. Namun bukannya mereka masuk melalui pintu depan, tetapi malah mengikuti istriku dari belakang lewat pintu dalam. Mereka sibuk membetulkan posisi batang penis mereka yang tegang supaya tidak ketahuan istriku, kulihat mereka memperhatikan goyangan pinggul dan pantat istriku ketika berjalan dibelakangnya. Aku harus mencari tempat untuk melihat apa yang akan dilakukan istriku, aku berputar kembali dan bersiap didekat jendela ruang tamu. Sementara itu pak dodi dan pak joko sudah duduk ditemani istriku yang tengah bertelanjang bulat. Istriku menyilangkan kaki nya sehingga bulatan pantatnya terlihat sangat seksi ketika duduk. “pak joko dan pak dodi mau minum apa?” tawar istriku, “ah ndak usah repot-repot dik disha, kami kesini kan cuma sebentar” jawab pak budi, “iya, dik disha disini saja, temani kami mengobrol sambil menunggu mas fais”, sambung pak joko. “ah pak joko ini nanti kalau dilihat mas fais bagaimana istrinya tengah telanjang bersama bapak bapak” sahut istriku, “waahh jadi kalau mas fais belum datang mau ya menemani kita disini dik disha?” tawa pak budi. “ahh udah ah, saya buatin minum dulu ya” balas istriku sambil berjalan kearah dapur. Sementara itu pak dodi dan pak joko kudengar berbisik-bisik “wah gila banget dod istrinya si fais, gatal juga ternyta dia”, “iya jok, gak nyangka aku ternyata si disha binal juga, masak dia kagak malu telanjang didepan kita”, “kamu tadi lihat kan dod, gimana bodynya si disha istrinya fais, seksi dan bahenol banget dodd, teteknya gede baget tapi ndak kendor, tempik e ya tembem habis dicukur”, “kontolku ngaceng iki jok, pengen tak ‘ancheli’  tempik e si disha, kayaknya memang pengen kita kenthu itu istrinya si fais” “wah beruntung banget ya si fais dapat istri cantik seksi kayak disha itu, kalau itu istriku sudah tak kenthu terus dengan kontolku ini dod” sahut pak joko sambil memamerkan batang penisnya yang besar dan panjang. “wah kontolku ya gak mau kalah ini jok, sudah ngaceng dari tadi ini” pak dodi juga mengeluarkan batang penis yang tidak kalah dengan pak joko. “kira-kira si fais bisa memuaskan istrinya apa kagak itu, modele mlempem gitu kayak krupuk kena sayur” ejek pak dodi “sepengetahuanku didunia perkenthuan, hehehe disha itu model-model yang galak diranjang dod, wajahnya lihaten, wajah-wajah haus seks itu, terus lihaten badane, model bongsor dan teteknya besar padat itu dia gak mau kalah sama suami, ditambah lagi betisnya disha itu membunting padi, betis model itu gak puas jika cuma dikenthu satu ronde saja, butuhe pasti yang gede, panjang trus beberapa ronde jika lagi dikenthu, juga kalau ngenthu pengennya pasti diatas dan aku yakin pasti fais gak bisa buat disha merem melek, yang ada paling fais crot duluan” pak joko menjelaskan pengalamannya, “hahahaha”

Itulah sedikit percakapan yang kudengar dari jendela tempatku mengintip. Hatiku panas dingin mendengar pembicaraan kotor mereka berdua, memang benar apa yang dikatakan mereka, gairah istriku sangat tinggi, dia juga merupakan wanita yang cerdas terlebih disha sangat sempurna kecantikan wajahnya, sehingga dapat menggoda siapapun yang menatap wajahnya. Aku memang tak pernah bisa memuaskan istriku ketika aku menyetubuhinya, hanya menggenjotnya beberapa menit aku sudah tidak bisa mengatur ritme sodokan pada liang kenikmatan istriku dan tak lama kemudian crooot croott menyemburlah sperma ku pada rahim istriku. Namun tak dapat kupungkiri jika mendengar omongan cabul kedua bapak-bapak itu tentang istriku justru membuatku terangsang, kemaluanku menegang keras sekali. Pak joko dan pak dodi masih sibuk dengan permainan tangan mereka pada kemaluan masing-masing, keduanya sama-sama besar dan panjang. Mereka tak menyadari jika istriku telah selesei membuatkan minum dan tengah berjalan kembali keruang tamu. Istriku yang cantik itu begitu terkejut melihat apa yang terjadi diruang tamu, namun keterkejutan itu bukan dikarenakan kedua bapak itu tengah memainkan batang penis mereka, tetapi istriku melihat bahwa didepan matanya kini ada 2 batang penis yang besar dan panjang tengah ereksi maksimal. Menyadari bahwa istriku sudah kembali, pak dodi dan pak joko buru-buru memasukkan kembali batang penis mereka. “hayoo pak joko dan pak dodi ngapain itu kok buka-buka celana?” tanya istriku biasa saja Melihat ekspresi dari istriku yang biasa saja tersebut, pak joko dengan kurang ajarnya berkata pada istriku “didalam sesak soalnya dik, biar nyaman kita keluarkan deh, ya kan pak dod? “iya dik, habisnya panas-panas gini lihat yang panas juga” sahutnya sambil cengar-cengir “hahaha...pak dodi dan pak joko bisa saja ah”tawa istriku melihat kelakuan mereka “kalau masih sesak dikeluarkan saja lagi pak, daripada nanti malah kesemutan, hahaha .... ya sudah saya ambilkan uangnya dulu pak, ini kopinya diminum dulu” Nampak istriku terpesona dengan kedua batang penis milik pak dodi dan pak joko, bahkan aku dapat melihat jika liang kewanitaannya sedikit mengkilat karena basah. Istriku masuk kedalam kamar dan kemudian duduk termenung diatas dipan tempat tidur. Perlahan istriku mulai mengelusi bibir liang senggamanya dan tangan yang satunya lagi asyik meremasi payudaranya, “aahhh.... ahhhh ....” desahannya cukup keras hingga akupun dapat mendengarnya yang ada diluar ruangan. Tentu pak dodi dan pak joko pun dapat mendengar desahan istriku. Mereka berdua berpandangan ketika desahan desahan itu kian panjang dan disertai lenguhan. Gila!!! Apa yang istriku lakukan, apakah dia bermaksud hendak memancing mereka masuk kedalam kamar, menunggu salah satu atau bahkan keduanya berani masuk karena merasa diundang oleh istriku melalui desahan dan lenguhannya. Aku harus menghentikan ini, aku mungkin bisa menerima ketika melihat aksi persetubuhan istriku dengan mas teguh disungai kala itu atau ketika istriku digauli oleh pardi dikebun tebu saat dia menonton pertunjukan rakyat. Namun, aku tak siap jika melihat istriku akan digauli lagi, oleh 2 orang tua yang sepantasnya menjadi bapak istriku itu, apalagi ini dirumah keluarga ku. Bagaimana jika ibuku sampai terbangun dan melihat apa yang dilakukan oleh menantunya itu. Aku bergegas lari kepintu belakang supaya seolah-olah aku dikiran baru tiba  dari sungai ketika pak joko dan pak pardi berdiri hendak melangkahkan kaki nya kekamar kami. Saat aku sampai dipintu belakang, aku pura-pura berteriak memanggil istriku. “dik, kamu dimana???kok didapur dan dikamar mandi tidak ada?” “dik kamu apa ada dikamar?” Teriakanku tersebut membuyarkan kenikmatan yang hendak diraih istriku sekaligus menggagalkan niatan kedua orang tua tadi yang hendak berjalan ke kamar kami. Aku lantas kemudian menuju ruang tamu dan melihat pak joko dan pak dodi yang tengah sibuk membetulkan celana mereka. “eh pak joko dan pak dodi, sudah lama pak? Tanyaku berbasa basi “ah barusan kok mas fais, ini saya dengan pak joko juga baru saja tiba” balas pak dodi “oia pak, istri saya dimana?” tanyaku pada mereka “iyaa mas, adik ada dikamar lagi mengambilkan uang buat iuran” teriak istriku dari dalam kamar “sebentar ya pak, ditunggu dulu” sahutku “iya mas” sahut mereka bersamaan. Aku berjalan kearah kamar, dan melihat istriku tengah telanjang mencari dompetnya dilemari. “lho dik, kamu kok gak pakai baju sih?” “maaf mas, tadi handuk ku basah pas aku jemur pakaian, dan ketika itu pak dodi dan pak joko datang, akhirnya aku persilahkan mereka duduk dulu didepan” “jadi kamu tadi telanjang menemui mereka dik?!!!” “maaf ya mas, adik tidak sengaja tadi” jawab istriku memelas aku yang tadi hendak berpura-pura marah untuk menghentikan sifat istriku yang telah menghianati perkawinan kami justru malah terpengaruh dengan kepura-puraan istriku itu, wajahnya begitu polos hingga aku tidak tega memarahinya meski itu hanya pura-pura. “ya sudah lah dik, mau bagaimana lagi, sudah terlanjur, kamu segera pakai baju biar gak kedinginan” jawabku untuk menenangkannya. Kemudian aku mengambil uang dari dompetku yang ada dicelana yang kugantungkan dibalik pintu kamar. Kemudian tak lupa aku tutupkan tirai kamar sebelum menemui pak joko dan pak dodi, “wah maaf menunggu lama ya pak” “tidak apa-apa kok mas fais, hitung-hitung istirahat sebentar setelah ‘berpanas-panasan’ tadi, apalagi kami sudah dibuatkan kopi sama dik disha” sahut pak dodi sambil cengengesan. “kamu ini kok senyam-senyum terus dari tadi pak dod, obatmu habis ya?” seloroh pak joko diiringi gelak tawa mereka berdua. Setelah berbasa-basi sebentar mereka hendak undur diri, namun istriku belum juga kembali kemari setelah tadi aku suruh berpakaian. “saya dan pak joko pamit permisi dulu mas Fais, terima kasih atas keramahannya” “oia, dik disha tadi kemana mas Fais kok tidak kelihatan?” tanya pak joko “mungkin istirahat dikamar pak” “oia, kami lupa jika tadi kami lewat pintu belakang waktu masuk kesini tadi” “iya pak silahkan”, aku memberi jalan kepada mereka untuk kembali kebelakang lewat ruang tengah yang melewati kamar kami. Namun ketika kami bertiga melewati ruang tengah kulihat tirai pintu yang tadi kututup sekarang terbuka lebar, dan tak lama lagi kami bertiga akan sampai didepan pintu kamar. Padahal aku tadi sangat yakin sudah menutup Benar saja, kulihat istriku yang cantik, masih dalam keadaan telanjang bulat tanpa sehelai benang pun itu kini tengah berlenggak-lenggok didepan cermin seolah tidak menyadari kehadiran kami, hingga pak joko dengan santainya menyapa istriku “dik disha kami permisi pulang dulu” sahutnya sambil mendekat kepintu kamar, sementara itu pak dodi mengekor dibelakang pak joko meninggalkan aku yang tengah terpaku tidak percaya dengan apa yang kulihat ini. Istriku pura-pura terkejut dan reflek menutupi payudara dan liang vaginanya dengan tangan dan menyilangkan pahanya. Namun ketika pak joko dan pak dodi sudah didepan pintu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan, istriku dengan santainya menyalami pak dodi dan pak joko sehingga kini payudara istriku terpampang jelas didepan mereka dan didepan mataku. Tentu hal ini membuat pak joko dan pak dodi senyum-senyum melihat keberanian istriku yang nekat memamerkan tubuh indahnya, yang harusnya hanya milikku dan hanya aku yang dapat menikmati indah tubuhnya itu malah kini dapat dinikmati mereka berdua. “hati-hati dijalan pak, kapan-kapan jangan sungkan datang lagi kemari” sahut istriku ketika mereka tengah berjabat tangan. Aku yang mendengar itu semakin larut dalam kecamuk ego dan emosi seolah tidak percaya jika istri yang kucintai, dishaku yang cantik itu terang-terangan mengundang mereka kembali dan mungkin untuk kunjungan mereka berikutnya adalah didalam kamar kami. “wah pasti kami dengan senang hati akan berkunjung lagi dik, ya kan pak joko” sahut pak dodi. “iya pak dodi, oia kami permisi dulu mas fais?” balas pak joko namun aku masih terdiam dalam lamunan hingga tidak menyadari jika aku dipanggil mereka “mas, mas fais ngelamunin apa sih? Ini pak dodi dan pak joko mau pamitan !!!?” teriak istriku “oh maaf pak, iya mari besuk-besuk datang lagi kemari” aku tanpa sadar mslsh mengundang mereka, mempersilahkan mereka berkunjung kemari. Aduh apa yang aku lakukan tadi gerutuku. Akhirnya aku mengantar mereka sampai ke pintu belakang, dan ketika aku kembali kekamar tiba-tiba saja istriku menarikku hingga jatuh diatas kasur. “dik ada apa?” tanyaku heran “mas, bercinta yuuk, adik pengen nih? Sahutnya cepat sambil mengocok batang penisku yang sudah tegang dari tadi. “wah mas juga pengen yah, ini buktinya sudah tegang” sahut istriku sambil mengocok batang penisku. “dik, sepongin batang mas ya?pintaku “aduh mas, mas kan tau adik gak bisa, lagipula adik kan gak mau” sungut istriku tanpa berhenti mengocok penisku Munafik kamu dik, dengan batang penis pardi aja kamu mau mengoralnya, bahkan membersihkan batang penisnya dari sisa sperma seusai menyetubuhimu. Tapi denganku sendiri malah kamu menolak, apa kamu tidak bergairah jika batang penisku ini tidak panjang dan besar ucapku dalam hati. “ayoo mas masukin cepat ke memek adik mas, adik udah gak tahan” pinta istriku Aku arahkan batang penisku ini ke liang kenikmatannya yang sudah sangat basah, dan ternyata cukup gampang batang penisku ini memasuki rongga dinding liang vaginanya. Nampak wajah kecewa dari raut muka istriku, namun karena dia sudah sangat bergairah dia mempercepat goyangan pinggulnya. Aku kewalahan mengimbangi goyangannya , istriku seperti kesetanan, belum pernah aku melihatnya seperti ini. Ditengah-tengah lautan birahi yang melandanya, tanpa sadar dia meracau “ahhhh mas ayoo sodok yang dalam....sodok masss ahh ahh.....” “mas gedein masss, gedeiin dan buat adik puaasss “ Aku tidak percaya mendengar istriku berkata demikian, terang-terangan dia meminta batang penis yang panjang dan besar yang bisa mengaduk-aduk liang senggamanya hingga menyentuh dinding rahim. Akan tetapi, itu justru membuatku kembali bergairah mendengar racauan istriku tadi, aku yang tadi hampir saja keluar, justru mendapatkan kembali tenaga untuk menyodok vagina istriku sedikit lebih lama. Dan akhirnya istriku mendapatkan orgasmenya, “aaaaaahhhhhhh masss nikmaaattt” desah istriku ketika orgasmenya datang. Namun aku yakin, bukan karena aku hebat atau apa, tetapi karena tadi istriku tengah dilanda birahi menunggu datangnya dua pejantan yang siap menyetubuhi dan menuntaskan birahinya , namun tiba-tiba kuhentikan dan kini istriku tidak punya pilihan lain, selain terpaksa menuntaskan birahinya denganku, kasihan sekali kamu dik, maaf kan suamimu ini ratapku dalam diam.

thewifediaries
9 years ago

Lanjutan,... Binalnya Istriku - Pertunjukan untuk Keponakan

Semenjak kejadian dikebun tebu pada malam hiburan rakyat, kini mulai kurasakan perubahan dari sikap istriku, pertama istriku mulai berani berpenampilan “terbuka”, dalam artian bahwa ketika didalam rumah istriku berani menggunakan daster tanpa lengan berbelahan dada rendah tanpa mengenakan BH lagi didalamnya dan kadang aku memergoki dia tanpa menggunakan celana dalam. Padahal dirumah ini ada 2 keponakan kami yang sudah beranjak remaja yang tentu dengan penampilan istriku seperti itu pasti membuat penis mereka menegang selain itu ada pak rustam tukang kebun. Pernah aku komplain pada istriku akan penampilannya itu, namun istriku hanya menjawab enteng “disini panas mas” atau “ah mereka kan masih anak-anak mas”. Sehingga kini, dilingkungan rumah istriku tidak sungkan lagi berpakaian terbuka seperti itu, baik untuk beraktifitas didalam rumah ataupun berbelanja didekat rumah. Tentu saja ini menjadi hiburan bagi para pria disekitar rumah orang tua saya yang notabene tidak pernah melihat perempuan secantik istri saya kecuali melihat artis di televise. Hal ini tentu sering membuat libido saya bangkit meledak-ledak, merasakan cemburu dan emosi namun disisi lain saya juga bergairah apabila istri saya dijadikan objek seksual oleh pria lain. Kedua, ada perubahan sikap dalam melayani saya diranjang, istriku sering beralasan capek atau tidak mood berbeda dengan dulu awal pernikahan kami. Tentu dia sudah merasakan bedanya kenikmatan yang diberikan olehku (hanya aku yang enak) dengan kenikmatan seperti ketika dia disetubuhi mas teguh ditepi sungai itu atau dengan pardi di kebun  tebu saat malam hiburan rakyat. Tentu rasanya beda jika liang senggamanya diaduk oleh penis berukuran standart milikku ini dibandingkan batangan penis super milik mereka berdua yang menghujam dengan kokoh nya sehingga bisa membuat disha istriku yang cantik ini lupa diri dan terbuai kenikmatan yang diberikan mas teguh atau pardi. Seperti halnya pagi ini, istriku dari pagi-pagi sudah sibuk membersihkan halaman samping rumah. Kebetulan pak rustam sudah 2 hari ini sakit sehingga tidak datang dan membuat rumput serta daun kering banyak berserakan. Aku masih tidur ketika mendengar suara “srek..srek..srek” suara orang menyapu. Kulihat dari jendela ternyata istriku yang menyapu halaman samping rumah (kamar kami bersebelahan dengan halaman samping yang disapu istriku, begitu juga dengan kamar budi dan sandi, sementara kamar ibu ada disisi seberang kamar saya serta kamar kedua keponakan saya). Penampilan istriku sangat menggairahkan, dengan mengenakan daster tanpa lengan berbelahan dada rendah istriku membungkuk ketika menyapu memperlihatkan payudara montoknya yang tidak mengenakan BH itu tergantung sangat indah, apabila diperhatikan seksama maka akan terlihat puting susu istriku yang berwarna merah kecolatan, sementara rambut curly nya dibiarkan tergerai, bagian bawah daster istriku juga cukup pendek, ada kurang lebih 15 cm diatas lutut yang membuat pantat istriku kadang terlihat ketika membungkuk. Aku kembali terangsang melihat istriku diluar rumah berpenampilan berani seperti itu. Bagaimana jika ada orang yang melihat kemolekan istriku pagi ini, tentu saja jika pria normal pasti kemaluannya akan mengeras. Aku memutuskan untuk keluar kamar menuju dapur, namun langkahku terhenti ketika aku melewati kamar sandi dan budi, kamar mereka sedikit terbuka, iseng aku melihat apa mereka sudah bangun apa belum karena tidak biasanya jendela kamar mereka masih tertutup.

Perlahan aku longokkan kepalaku mengintip kedalam kamar. Alangkah terkejut aku dibuatnya, kulihat kedua keponakanku itu sedang beronani dengan mengintip istriku yang tengah menyapu, dan yang lebih membuatku terkejut lagi adalah kemaluan mereka cukup besar bahkan besar dan panjangnya diatas punyaku. Dengan kepala penis yang masih kemerahan tanda masih perjaka, budi dan sandi asyik mengocok batang penis mereka. Jendela mereka terbuat dari kaca ribben sehingga cukup gelap untuk orang luar melihat kedalam, namun sebaliknya dari dalam istriku terlihat sangat jelas, bahkan aku dapat melihat payudara istriku yang tengah berayun-ayun dibalik dasternya seiring gerakan tangannya menyapu halaman. Kedua keponakanku sangat antusias sekali mengintip ketelanjangan tante mereka. Kurang ajar sekali mereka pikirku, berani sekali mereka menjadikan istriku yang merupakan suami dari om nya ini sebagai objek seksual beronani. Mereka berbicara jorok mengenai istriku “eh san, lihat tuh bener kan apa kataku kalau tante Disha itu tidak pakai BH” ucap budi, “iya deh, kan aku tadi masih ngantuk-ngantuk waktu kamu kasih tau bud” balas sandi. “wiihh gila ya san, tetek nya tante Disha gundal gandul , gede banget, betah dirumah nih kalau tante Disha disini, Enak banget dikenyot ituh pasti” balas budi sambil mempercepat kocokan pada batang penisnya. “mmm bud, baru kali ini aku sadar kalau ternyata tante kita ini sangat cantik dan bahenol ya, tau gitu kita intipin saja dari dulu jika tante Disha mandi” sahut budi dan kemudian diiringi gelak tawa mereka “hiiiiii hiiii hiiiii”. Kocokan mereka semakin cepat mana kala kemudian istriku membelakangi mereka sehingga pantat istriku terbuka ketika dia membungkuk lagi, dan bahkan aku dapat melihat belahan liang senggama istriku yang rambut kemaluannya sudah terpangkas rapi memperlihatkan belahan vaginan yang tembem seperti apem kemerahan tidak hitam seperti wanita kebanyakan. “widih bud gila, tempik tante Disha nyempluk banget, gak ada jembutnya lagi” sandi berseloroh, “kayak apa ya kira-kira rasanya jika ini dijepit tempik tante Disha” sambil menunjukkan batang penisnya sandi pada budi, “wah tante Disha pasti merem melek tuh” kembali budi berkelakar jorok. “yah… tante Disha nyapunya udahan” budi terlihat kecewa ketika melihat istriku menaruh sapu didekat tong sampah. Nampaknya mereka hendak bersiap keluar, aku pun harus segera bersembunyi. Tetapi langkah mereka tertahan ketika melihat isstriku kembali berjongkok didepan jendela kamar mereka mencabuti rumput, karena daster istriku cukup pendek pada bagian bawah maka ketika dia berjongkok tentu akan membuat kain dasternya tertarik ke bawah memperlihatkan pahanya yang mulus tanpa cacat. “bud, lihat tuh tempik tante Disha kelihatan lagi dari celah bawah dasternya” sahut budi pelan takut terdengar oleh istriku. “eh san, kita lihat dari dekat yuk?” ajak budi. “gimana caranya bud?” Tanya sandi antusias, “udah kamu ikut aja pokoknya, dijamin deh kamu bakalan tegang tak berujung, mumpung om Fais masih tidur, ayuuk ikut” sahut budi cepat. Aku segera berjingkat-jingkat bersembunyi dikamar seberang yang kosong. Kulihat sandi mengintip kearah kamarku, namun karena tertutup dia tidak bisa melihatku didalam kamar. Namun sepertinya dia yakin aku masih tidur, karena jendelaku masih tertutup dan itu bisa dilihat dari cahaya pada angin-angin diatas pintu. Memang kebiasaan dirumah ini ketika bangun, jendela harus dibuka lebar-lebar supaya sirkulasi udara masuk kedalam kamar dan tidak membuat pengap.

Setelah mereka yakin aku masih tidur, mereka bergegas ke halaman samping dan aku keluar dari tempat persembunyianku ketika kudengar mereka menyapa istriku. Aku menuju kekamar sandi dan budi yang untungnya jendelanya tidak mereka buka. “wah…tante Disha pagi-pagi sudah bangun dan bersih-bersih” sapa budi ramah, “iya nih tante Disha rajin banget sudah nyapu halaman juga, kita jadi malu gak bantuin dan malah malas-malasan dikamar” sambung sandi. “ah gak apa-apa daripada tante gak ada kerjaan dirumah sekalian olahraga juga lho biar sehat” balas istriku. “oia tante, om Fais kemana?” Tanya sandi, “walah paling om mu itu masih tidur san” jawab istriku sambil tetap mencabuti rumput. Namun dapat kulihat jika permukaan kemaluan istriku tampak mengkilat lembab dan basah, apakah istriku menyadari jika tadi kedua keponakannya ini menjadikannya objek seksual untuk beronani. Apakah ini artinya istriku terangsang diintip oleh kedua keponakannya??? Kulihat budi dan sandi berdiri disebelah istriku dan matanya tak hentinya melihat kearah belahan payudara istriku dan selakangannya yang dapat terlihat jelas. Seharusnya istriku sadar bahwa kemaluannya terekspose bebas, namun sepertinya istriku justru membiarkannya dan sepertinya malah menggoda mereka. “heehh, kalian berdua kok malah bengong, sini bantuin nyabutin rumput didepan tante ada banyak” suruh istriku. “ehh iya tante” sahut mereka berdua bersamaan sembari berjongkok didepan istriku dengan jarak cukup dekat untuk member ruang melihat asset istriku itu. Kini mereka berdua berhadap-hadapan dengan istriku, berkali-kali kulihat budi menelan ludah sementara sandi menatap kemaluan istriku yang tembam itu tak berkedip sambil tangan mereka mencabuti rumput sekenanya. Apakah persetubuhan istriku dengan kedua pria kemarin itu membuat sisi eksibisionisnya keluar, karena kini dia sudah pernah telanjang bulat bahkan sudah 2 kali digauli pria lain dengan sangat hebat hingga mampu membuat istriku beberapa kali orgasme dalam 1 persetubuhan. Dan kini istriku menjadi semakin binal karena hasrat birahinya membutuhkan kepuasan dan salah satu kepuasan yang mungkin didapatnya adalah dengan cara memamerkan tubuhnya seperti ini, namun memamerkan disini tidak terlihat istriku sengaja melakukan, bahkan kukira sangat alamai, mengalir begitu saja tanpa orang lain sadari. Sehingga dimata orang yang melihatnya, seolah-olah istriku tidak sengaja dan yang melihat seperti tertimpa rejeki.

Nampak pula kemaluan budi dan sandi menggembung keras dibalik celana kolor mereka, mencoba menunjukkan eksistensi nya pada tante cantik mereka. Berkali-kali kedua keponakanku itu mencoba untuk menutupi bagian celana mereka yang menggembung karena ereksi, cukup lama juga mereka menikmati keindahan liang surgawi milik istriku sehingga akhirnya mereka berdua beralasan untuk tidak berlama-lama. “tante, saya dan sandi mau mandi dulu yah, ini mau ke kota cari buku” ujar budi beralasan, “iya tante, keburu siang nanti tokonya tutup” sandi menambahkan. “iya hati-hati dijalan ya, jangan lupa makan dulu sebelum berangkat” jawab istriku perhatian. Aku tak tahu pasti apa yang sebenarnya akan mereka kerjakan, namun kukira mereka mau melanjutkan onani mereka dikamar mandi, karena mereka juga sepertinya sudah cukup lama menikmati keindahan kemaluan istriku yang cantik itu. Kulihat mereka kemudian berlarian kekamar mandi, mungkin sudah tidak tahan pikirku, hahaha… tetapi ketika kulihat istriku menghela nafas panjang dan lama kelamaan nafasnya pun memburu terengah-engah seperti kehausan. Istriku kemudian berdiri dan berjalan kearah samping garasi dan duduk diatas batu yang ada disamping garasi. Istriku mengangkat dasternya sebatas pinggang dan dia mulai bermasturbasi tangan kirinya menggosok-gosok liang senggamanya sendiri sementara tangan kanannya meremasi payudaranya yang montok. “asssshhhh aahhhh” istriku mendesah  panjang sambil memejamkan mata, sayup-sayup kudengar istriku menyebut nama keponakanku tadi “asshhhh ohhh enak bud, iyyaaahh betul jilati memek tanteee sayanggg…”, “ouuchhh san, kontolmu besar dan panjang bibir tante sampai tidak muat”. Rupaya istriku tengah membayangkan sedang dicumbui kedua keponakannya itu, hingga akhirnya semakin dia mempercepat kocokan pada liang senggamanya dan kudengar lenguhan panjang disertai lelehan cairan cinta istriku yang mengalir dari bibir kemaluannya yang merah merekah itu “oouugghhhhhh nikmaattttnyaaa…..” .Kemudian setelah mendapatkan orgasmenya, istriku melihat sekeliling takut-takut aku melihat atau memergoki aksinya barusan. Setelah dirasa cukup aman istriku menuju dapur untuk mengambil minum. Sementara aku kembali kekamar dan ber onani membayangkan liang kenikmatan istriku tengah diaduk-aduk oleh batang penis budi sementara sandi tengah menhujamkan batang penisnya ke mulut istriku hingga dia terengah-engah mendapatkan kenikmatan dari 2 arah. Ohh istriku kamu sungguh binal sekali sayang hingga akhirnya akupun memuncratkan sperma ku diatas lantai kamarku. 


Tags
thewifediaries
9 years ago

Lanjutan,... Binalnya Istriku - Pertunjukan Rakyat Kuda Kepang

Kepalaku pusing melihat kejadian disungai tadi, bagaimana bias istriku yang cantik, istriku yang kucintai, ibu dari kedua anak-anakku tega-teganya menghianati aku suaminya dengan sadarnya dia bersetubuh bersama lelaki yang baru dikenalnya. Sepanjang perjalanan kembali kerumah aku dilanda kebingungan harus bersikap bagaimana terhadap istriku itu. Apakah akan aku ceraikan ataukah aku akan bertahan dengan kondisi seperti ini karena aku begitu mencintai dia dan takut kehilangannya sementara aku tahu jika hal ini bukanlah akhir namun awal dari rasa dahaga seksual istriku yang tak dapat aku puaskan. Tidak lama setelah aku sampai rumah, istrikupun tiba dengan wajah yang sumringah dan segar. “dik, habis dari mana papa cari kok tidak ada?” tanyaku basa basi pada istriku “dari sungai mas, nyuci baju sekalian mandi takutnya keburu panas nanti” jawabnya singkat seolah tidak ada apa-apa. “oh ya sudah, mas tak kesungai dulu kalau begitu mau mandi sekalian ambil air. Mas agak ndak enak badan, ini pusing” sahutku beralasan dan kemudian pergi. … Rembulan hari ini bersinar meski tidak sampai penuh, beberapa hari lagi kami akan kembali ke kota tempat tinggal kami, semoga aku dapat melupakan kejadian didesa ini dan kembali fokus mencari nafkah untuk keluargaku. Malam ini desa kami sangat ramai, karena ada pertunjukan kuda kepang di lapangan desa. Ingin sebenarnya aku pergi melihat seni tari tradisional asli bumi jawa ini, namun badanku cukup meriang akhirnya istriku pergi bersama kedua keponakanku budi dan sandi. Sebelum mereka berangkat aku berpesan kepada budi dan sandi “budi, sandi tolong jaga tante Disha ya, jangan sampai tante kalian terpisah karena takutnya tante Disha nanti tidak tahu jalan pulang, oia ini uang saku buat kalian jajan” kuberikan 2 lembar pecahan 50 ribuan kepada mereka, “baik om, kami akan menemani tante Disha” sahut budi, “dan terima kasih om buat uang sakunya” sambung sandi Tidak lama kemudian aku melihat istriku sudah keluar dari kamar, mala mini dia mengenakan daster tanpa lengan diatas lutut dengan beberapa kancing baju dibagian depan dan untuk menepis udara dingin istriku mengenakan cardigan warna kream yang serupa dengan warna dasternya. Istriku terlihat sangat cantik malam ini dengan polesan kosmetik yang tidak terlalu berlebihan. Memang beruntung sekali aku bias mempersunting istriku ini, dia memiliki kecantikan yang alami, apalagi ditunjang bentuk tubuh dan ukuran payudara yang cukup besar sehingga terlihat sangat sintal bila dipadukan dengan pantatnya yang montok. Mungkin orang yang belum kenal tidak akan menyangka jika istriku ini sudah menikah apalagi sudah memiliki 2 orang anak jika mereka tidak memperhatikan cincin kawin di jari manis telapak tangan kanannya. “mas, adik lihat hiburan dulu ya, gak lama kok nanti juga cepet balik kerumah” pamit istriku sebelum berangkat. “iya dik, hati-hati dijalan, papa tunggu dirumah” sahutku sambil mengantar kedepan pintu. Kulihat istriku dan kedua keponakanku bercanda seiring jalan hingga aku tak dapat melihat mereka karena sudah jauh. Aku kembali ke kamar untuk tiduran, kulepas kaus oblong yang ku kenakan dan hendak ku gantungkan di gantungan baju, namun aku melihat BH istriku yang dipakainya sore ini ternyata ada dibalik bajunya yang ada digantungan. Pikiranku berkecamuk tidak karuan, apa tadi istriku pergi tanpa mengenakan BH, karena dasternya tadi cukup tebal sehingga tidak Nampak puting susu istriku. Aku bingung, apa mau istriku, kenapa dia meninggalkan BH nya dirumah. Setelah lama berpikir, akhirnya ku putuskan untuk menyusul istriku ke lapangan. Aku bergegas ganti baju dan ku kenakan jaket serta topi supaya tidak dikenali, aku ingin tahu apa yang akan diperbuat istriku malam ini.

Ku telusuri jalanan desa menuju lapangan tempat acara hiburan rakyat itu digelar, cukup jauh memang dari rumah kami dan harus melewati beberapa kebun jati milik warga yang cukup luas untuk sampai dilapangan. Pikiranku kembali membayangkan yang tidak-tidak tentang istriku, apakah dia disana janjian dengan mas Teguh ataukah dia sedang mencari sesuatu yang lain, bayangan mas Teguh yang menyetubuhi istriku tadi pagi dengan kontol besar dan panjang miliknya membuatku cemburu, kesal, kecewa dan marah apalagi istriku begitu menikmati setiap hentakan dari kontol mas Teguh hingga dia mendesah dan melenguh kesetanan. Sesampainya dilapangan suasana cukup ramai karena ada pasar malam nya juga ternyata. “wah, bagaimana caraku mencari dikeramaian banyak orang seperti ini ya”batinku. Aku hilir mudik memperhatikan setiap orang yang kulewati, karena tidak cukup terang cahaya lampunya maka cukup sulit juga aku mencari istri dan keponakanku tadi. Namun tak lama kemudian aku melihat kedua keponakanku sedang membeli jagung bakar, segera kuhampiri mereka. “ bud, san , tante Disha kemana kok gak sama kalian”tanyaku sedikit marah. “aa aa anu om, tadi kami terpisah begitu sampai disini, karena ramai dan berdesak-desakan” jawab sandi. “tttadi tante Disha dijalan sudah pesen supaya jika nanti terpisah tidak perlu kawatir, kami disuruh menunggu di dekat gawang itu om 2 jam lagi” sambung budi sambil ketakutan menunjuk arah gawang sepak bola disebelah timur. Geram juga aku dengan kedua keponakanku ini, akhirnya kutinggalkan mereka karena aku kawatir terhadap istriku. Kembali ku cari istriku namun tidak ku temukan. Akhirnya aku menuju tempat pertunjukan kuda kepang disudut lapangan, itulah tempat yang belum aku cari. Mungkin istriku ada disana pikirku karena tempat itu lebih ramai. Aku berjalan perlahan sambil memperhatikan seksama, jangan sampai kehadiranku dikenali orang-orang apalagi istriku. Aku berdiri dibelakang dari satu kerumunan di kerumunan lainnya hingga akhirnya kutemukan istriku dia berdiri ditengah kerumunan orang melihat pertunjukan kuda kepang. Tempatnya sangat penuh dengan orang-orang baik laki-laki dan perempuan kucari celah supaya aku dapat berada didekat istriku. Cukup sulit juga hingga aku dapat tempat tepat dibelakang pemuda yang didepannya adalah istriku. Aku sedikit berdesakan dengan orang-orang disekitarku dan pemuda tadi. Aku ingin memanggi istriku, namun ku urungkan ketika aku melihat posisi pemuda itu sangat mepet dengan punggung istriku.

Pemuda itu kutaksir berusia sekitar 20 tahunan, dia mengenakan kaos bergambar metallica dan mengenakan celana slabrug (celana yang biasa dipakai untuk kegiatan pencak silat). Ternyata pemuda itu menggesek-gesekkan kemaluannya kepantat istriku dengan sengaja. Cukup besar tonjolannya dari balik celananya kulihat, pertanda pemuda itu sudah ereksi dan dia tidak memakai CD. Aku yang ada dibelakangnya saja bisa dapat mencium wangi rambut istriku, apalagi pemuda itu tepat dibelakangnya, tentu dia lebih dapat menikmati keharuman dari tubuh istriku, mungkin hal itulah yang membangkitkan nafsu pemuda itu hingga dia berani berbuat cabul. Berkali-kali dia menggesek-gesekkan kemaluannya yang masih tertutup celana panjangnya dengan memanfaatkan dorongan orang disekitarnya.

***

Suasana keramaian  sangat mendukung aksi cabul dari pemuda tersebut, bahkan ibu-ibu yang ada disebelah kanannya pun tidak menyadari jika pemuda disampingnya sedang asyik mencabuli istriku. Cukup lama dia melakukan aksinya, dan kali ini aku melihat istriku sepertinya menyadari jika dia sedang dicabuli oleh pemuda dibelakangnya tersebut. Namun, istriku bukannya menghindar, tetapi justru dia hanya menoleh kearah pemuda itu dan tak disangka-sangka istriku justru tersenyum sangat manis sekali kepada pemuda tersebut dan dibalas pemuda tadi dengan senyuman khas seorang hidung belang sambil dia berkata “maaf ya mbak jadi berdesak-desakan”. Panas sekali hatiku melihat hal tersebut, istriku yang cantik justru merasa seolah-olah tidak terjadi apa-apa dan malah memberikan senyuman yang seperti “memberikan ijin” untuk terus dilecehkan. Setelah itu istriku kembali menikmati pertunjukan kuda kepang dan tak merisaukan keberadaan pemuda itu. Merasa perbuatannya mendapatkan lampu hijau dari istriku, pemuda itu bertindak lebih berani lagi dengan semakin memepetkan tubuhnya terutama batang kemaluannya yang menggembung ke belahan pantat istriku. Tentu saja pemuda itu akan merasakan jepitan dari hangatnya pantat istriku yang padat karena istriku hanya memakai daster diatas lutut dimana dia mungkin hanya memakai celana dalam saja dibalik dasternya. Kulihat istriku kemudian seperti menikmati rangsangan yang diberikan pemuda itu, ditandai dengan balasan istriku yang menggerak-gerakkan pantat indahnya seirama dengan gesekan kemaluan pemuda tadi. Dan samar-samar kudengar istriku mendesah tertahan dengan memejamkan mata serta menggigit bibir bawahnya. Sungguh pemandangan yang menyayat hati, meluluh lantakkan perasaanku, istriku yang kucintai, Dishaku yang cantik dengan sadarnya dia menikmati dan membalas perlakuan tidak senonoh yang dialaminya ditempat umum seperti ini. Dimana pikirannya saat ini, bias saja orang melihat dan akhirnya berpikiran yang bukan-bukan terhadapnya apalagi keluarga kami adalah keluarga terpandang didesa ini. “aahhhh….” Desah istriku untuk kedua kalinya sambil mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam. Aku yakin pemuda itu yang tepat dibelakangnya mendengar desahan istriku dan karena itu akhirnya dia dengan beraninya meletakkan telapak tangan kanannya ke bongkahan pantat istriku yang montok dan perlahan mengelusnya. Kulihat ekspresi terkejut dari pemuda itu dan kemudian membuatnya tersenyum, ketika dia mengelus perlahan pantat istriku. Ekspresi terkejut yang jika digambarkan seperti ketika kita mendapatkan sesuatu yang sangat tidak terduga. “aaarrrgghhhh” kepalaku semakin pening melihat itu, namun tidak dapat kupungkiri aku sangat terangsang melihat istri yang kucintai, Dishaku yang cantik itu tengah bermain birahi dengan lelaki lain, bahkan peniskupun ereksi maksimal. Aku menduga-duga apa yang membuat pemuda itu terkejut dan tersenyum girang, apakah istriku keluar rumah tidak memakai celana dalam??? Dishaku, bidadari hatiku kenapa kamu menjadi seperti ini sayang??? Ratapku dalam hati. Beruntung sekali pemuda itu malam ini, dapat merasakan kekenyalan dari pantat istriku yang bahkan mampu membuatku “ngecrot” tidak lama setelah aku menyetubuhinya dalam posisi doggystyle. Melihatnya dalam posisi menungging saja aku sudah seperti cacing kepanasan karena istriku begitu seksi. Lambat laun rabaannya berubah menjadi remasan-remasan sementara kemaluannya yang besar itu masih asyik digesek-gesekkan pada belajan pantat istriku. Akhirnya istriku kembali menoleh kepada pemuda itu dengan tatapan mata yang sayu sambil menggigit bibir bawahnya yang menandakan ia sedang dalam birahi tinggi. Dan pemuda itu berbisik ditelinga istriku “enak mbak cantik???” dan hanya dijawab istriku dengan anggukan perlahan dan memejamkan mata pertanda dia menikmati perbuatan cabul pemuda itu. Pemuda itu benar-benar mendapatkan lampu hijau dari mangsanya dan mangsanya sendiri justru menikmati perbuatannya, sehingga dia perlahan menarik daster istriku keatas dan memasukkan tangannya kedalamnya. Sepintas kulihat memang benar istriku ternyata tidak mengenakan celana dalam, pantas saja pemuda itu tadi begitu kegirangan. Kini aku hanya dapat menerka-nerka apa yang dilakukan pemuda itu dibalik daster istriku karena tangannya kini tertutup oleh daster yang istriku pakai.

*** Semakin blingsatan aku melihat kelakuan nakal istriku, dibuatnya aku cemburu, marah, kecewa, namun aku juga horny karenanya. Disha kulihat sangat menikmati rangsangan yang diberikan pemuda itu, wajahnya bersemu merah dengan mata yang terpejam. Tangan pemuda itu telah menyusup kebawah daster istriku dan kini seperti menari-nari bergerak aktif didalamnya, seolah tidak ingin menyiakan kesempatan yang mungkin tidak dapat diulanginya kembali. daster istriku bergerak-gerak pada bagian depan seperti posisi tanganku ketika mengobel liang senggama istriku, apakah kini pemuda itu sudah menjangkau hingga liang kehormatan istriku itu??? Pertanyaan itu berkecamuk dalam otakku, hingga tanpa kusadari tangan kiriku perlahan mengelusi penisku sendiri dari dalam saku celana. Sementara tangan pemuda tadi asyik bermain di liang senggama istriku, tangannya yang satu nya lagi bergerak naik kedalam cardigan istriku. Kini mereka terlihat seperti sepasang kekasih dimana sang prianya tampak menjaga wanitanya supaya tidak terjatuh karena nampak kini pemuda itu memeluk istriku. Namun sebenarnya tangan pemuda itu berusaha menggapai payudara istriku yang mala mini tidak mengenakan BH. Aku tidak tahu apa yang ada dipikiran pemuda itu jika mengetahui bahwa istriku tidak mengenakan pakaian dalam sama sekali. Mungkin dalam pikirannya kini dia sedang mencari akal bagaimana caranya dia bisa menyetubuhi istriku yang cantik itu. Kini kedua tangan pemuda itu aktif merangsang istriku, istriku sesekali mendesah perlahan dan berusaha disamarkan dengan riuhnya suara penonton disekelilingnya. Dirangsang sedemikian rupa membuat birahi istriku yang tidak hanya bangkit, namun juga akhirnya menuntut penuntasan birahinya itu, tangan halus istriku yang sedari tadi hanya menggenggam menahan kenikmatan,kini mulai bergerak. Perlahan tangan istriku mencari-cari batang yang telah mengganjal belahan pantatnya yang kemudian dia elus perlahan dan sesekali meremasnya. Nampak sekali kemaluan pemuda itu besar dan panjang melebihi kemaluanku atau mungkin seukuran dengan kontol milik mas teguh. Disha nampak asyik dengan mainan baru yang ada digenggamannya itu. Dia menengok ke kiri dank e kanan memperhatikan situasi dan setelah dirasa aman dengan cepat dia menyusupkan tangannya yang halus dan lembut itu kedalam celana slabrug pemuda tadi. Karena model pinggang celana slabrug itu berupa kain yang terdapat karet didalamnya sehingga mempermudah tangan istriku untuk masuk. Dikocoknya kemaluan pemuda tadi perlahan sembari dia menikmati permainan pemuda itu pada payudara dan liang senggamanya. Kini mereka saling terangsang dan terbakar birahi. Saking semangatnya istriku mengocok batang pemuda itu hingga membuat celana slabrug pemuda itu tersingkap bagian pinggang hingga nampak kepala penis yang besar . buru- buru istriku melihat sekelilingnya takut ada yang menyadari aksi mesum mereka. Semakin malam atraksi yang ditampilkan semakin membuat penonton riuh, banyak dari mereka yang berdesak-desakan membuat kerumunan ini semakin sesak. Namun ternyata hal tersebut tidak mengganggu keasyikan pemuda itu dengan istriku. Bahkan kini dengan beraninya dia memprotkan celana slabrugnya sebagian hingga dapat kulihat batang kemaluan nya begitu panjang dan besar. Sepertinya pemuda itu menyadari jika aku melihatnya mengeluarkan batang penisnya, kukira dia akan mengurungkan niatnya untuk mencabuli istriku, tetapi dia justru berkata kepadaku “ssstt….mas, maaf ya kita lagi tanggung nih, mas jangan teriak ya, anggap saja mas gak lihat,mas boleh kok ikut melihat”. Mendengar itu kakiku menjadi lemas, bagaimana bisa pemuda itu memintaku untuk memaklumi tindakannya yang kini tengah mencabuli istriku. Namun justru aku mengangguk tanda setuju dan aku pun sedikit bergeser ketika dia memintaku supaya aksinya tidak dapat dilihat dari belakang. Kemudian pemuda itu berbisik pada istriku “mbak, mas nya yang dibelakang sudah aku kode dan oke aman mbak”, kulihat istriku menoleh kebelakang dan dia tersenyum manis kepadaku mungkin itu adalah ucapan terima kasih darinya ditengah-tengah birahi yang melanda. Saat itu aku menutupi diri dengan topi dan slayer pramuka milik budi sehingga wajahku tertutup dan istrikupun tidak mengenali aku suaminya yang ada dibelakangnya tengah menyaksikan aksi mesumnya. Banyak juga masyarakat disini yang berpenampilan sama denganku untuk mengurangi angin yang dingin. Pemuda itu kembali melihat sekitar sebelum akhirnya pemuda itu menyusupkan batang kontolnya yang panjang dan besar kebawah daster istriku. Hatiku deg-deg an, sementara badanku panas dingin jadi satu ketika kulihat istriku sedikit melebarkan kakinya ketika batang penis pemuda itu menyusup kebalik dasternya. Nampaknya posisi ini sedikit menyulitkan mereka sehingga istriku kembali melebarkan kakinya dan sedikit membungkuk, tangan kirinya pun memegang penis pemuda tadi dan mengarahkannya kedalam liang senggamanya. Ketika dirasa pas tangan istriku bertumpu kebelakang berpegangan kepada pahaku , rupanya pemuda tadi menunggu istriku siap menerima penetrasi. Ketika istriku siap, dia menoleh dan menganggukan kepalanya kepada pemuda itu dengan mata yang sayu ciri orang tengah dilanda birahi. Tangan istrikupun menggenggam erat pahaku, sepertinya dia menyiapkan diri dan dengan sekali hentakan perlahan masuklah batang penis pemuda itu kedalam liang senggama istriku. “ouuugghhhh…” lenguh istriku perlahan dan perlahan genggaman tangan istrikupun sedikit mengendur menandakan dia tengah menikmati penetrasi pada kemaluannya, sambil memejamkan mata wajahnya merona merah, sungguh sebuah kenikmatan tersendiri baginya dapat bersetubuh diantara keramaian orang dan tentunya ini menjadi bara api birahi yang membakar gairahnya. Pemuda itu mendiamkan sejenak batang penisnya mengganjal didalam, memberi kesempatan pada istriku untuk beradaptasi sebelum dia memulai penetrasi. “mantep banget mas tempik’e mbak e, wis gak perawan tapi legit poll mas, ini kontolku diremes-remes didalam” bisik pemuda itu kepadaku sambil menunggu penetrasi selanjutnya,dan hanya ku balas dengan anggukan dan acungan jempol. Sudah kepalang tanggung pikirku, malah jadi aib jika aku menghentikan perbuatan mereka, hingga akhirnya aku pasrah untuk mengikuti persetubuhan istriku. Tak lama kemudian pemuda itu mulai mengayunkan perlahan pinggulnya agar tidak mencolok perhatian, sementara istriku kembali meremasi pahaku menahan nikmatnya gesekan batang penis pemuda itu pada dinding kemaluannya. Istriku tidak mau kalah, dia juga mulai memaju mundurkan pantatnya perlahan seiring hentakan-hentakan penis pemuda itu, “assss ahhhhh…..” istriku mendesah tertahan sembari mememjamkan mata, aku yang melihatnya merasakan gairah hingga aku terus mengelus kemaluanku dari dalam saku celana. Riuhnya suara penonton pertunjukan kuda kepang menyembunyikan desahan-desahan istriku dan pemuda itu, berkali kali pemuda itu berkomentar kotor tentang istriku, seperti “enak banget mbak tempikmu” sambil tangan nya meremas payudara istriku, dan entah kapan kancing daster bagian depan istriku sudah terlepas hingga payudaranya yang tergantung bebas terlihat berayun ketika batang penis pemuda itu menghujam liang senggama istriku. Aku takut jika penonton yang didepan istriku akan menoleh kebelakang sehingga dia akan melihat istriku setengah telanjang dan tengah disetubuhi. Namun rupanya semua terfokus pada pertunjukan di arena pemain kuda kepang kini tengah memakan pecahan beling, dan sebaliknya istriku seperti kuda binal yang tengah memacu birahi. Ketika aku asyik membayangkan istriku, ternyata pemuda itu mencabut batang penisnya dan segera memasukkan kedalam celana, istriku Nampak kaget dan bingung ketika menoleh Nampak ekspresi kekecewaan diwajahnya, “mbak, pindah yuk?disini kurang bebas “ ucap pemuda itu. Istriku hanya mengangguk dan segera membetulkan kancing dasternya. “mas, makasih yah sudah jagain tadi, kami mau pindah saja supaya lebih nikmat hehehe “ sahutnya kepadaku yang Nampak heran. Pemuda itu lantas menggandeng tangan istriku keluar dari kerumunan dan berjalan menjauh kearah kebun tebu. Aku yang baru tersadar lantas berusaha mengikuti mereka agar tidak kehilangan jejak. Cukup jauh aku berusaha menjaga jarak agar pemuda tadi maupun istriku tidak merasa jika kuikuti. Pemuda itu dan istriku memasuki rapatnya kebun tebu, entah akan kemana mereka melanjutkan gairah yang tadi tertunda. Aku pun mengikuti mereka masuk kekebun tebu dan astaga… aku terkejut karena disini banyak sekali pasangan yang sedang besetubuh dibalik rimbunnya tanaman tebu mereka mengambil berjarak beberapa belas meter dari pasangan disekitarnya dan hanya beralaskan baju. Rupanya ini sisi lain dari desaku yang belum aku ketahui mereka bersetubuh dengan bebasnya entah dengan siapa mereka melakukannya aku kurang tahu, aku memperhatikan dengan seksama untuk mencari istriku dan pemuda tadi. Namun aku tidak menemukan mereka didekat para pasangan mesum ini, mereka pun juga seolah tidak perduli dengan kehadiranku, bahkan beberapa wanita tanpa malu-malu mendesah menikmati sodokan-sodokan pada liang senggamanya. Aku terus berjalan sambil mengendap mencari keberadaan istriku hingga masuk cukup dalam ke tengah kebun tebu dengan sesekali memicingkan pendengaran untuk mendengar suara yang mencurigakan. Semakin dalam semakin rapat tanaman tebu ini, dan jika tidak berhati-hati mungkin terjadi aku bisa tersesat, hingga sayup-sayup kudengar suara desahan yang tidak asing ditelingaku, kuikuti asal suara itu dengan berjalan perlahan diantara rerimbunan tanaman tebu. disana aku melihat ada sebuah dangau ditengah kebun tebu, dangau yang biasa digunakan mandor atau buruh tani untuk beristirahat sejenak. Didalam dangau yang tidak ada dindingnya itu, kulihat pemuda itu tengah mencumbu istriku, diciuminya leher dan bagian belakang telinga istriku, istriku kini dapat mendesah tanpa malu-malu lagi, cukup keras desahan istriku hingga aku sedikit merinding mendengarnya. Kancing daster istriku kembali terbuka dan tangan pemuda itu meremasi payudara istriku. Istriku meremasi rambut pemuda itu diantara desahan desahannya, perlahan diturunkannya daster istriku kebawah sebatas perut hingga bagian atas tubuh istriku sepenuhnya telanjang. Pemuda itu menghentikan ciumannya dan hanya melihati tubuh istriku dengan nanar, sementara posisi istriku kini setengah bersandar pada lantai dangau dengan sikunya dengan wajah yang sangat menggairahkan. Dipandangi seperti itu membuat istriku tersipu malu, “kamu cantik sekali mbak” puji pemuda itu pada istriku, sementara istriku hanya memalingkan wajahnya sambil tersenyum karena malu. Sinar rembulan yang cukup terang membantuku melihat perbuatan mereka, kulihat pipi istriku memerah ketika dia memalingkan wajahnya tadi. Pemuda itu lantas segera melepas kemaja yang dipakainya dan menaruhnya dilantai dangau. Nampak pemuda itu memiliki dada yang bidang dengan perut yang rata, istriku terkesima melihat pemuda itu dan dengan tangan kirinya dia mengelus perut pemuda itu “keras sekali” ucapnya lirih. Pemuda itu lantas menurunkan celana slabrugnya dan keluarlah batang penis yang panjang dan besar namun belum sepenuhnya tegang. Istriku kembali terpukau ketika melihat batang penis milik pemuda itu, ditengah lamunan istriku pemuda itu berujar “wah, beruntung sekali aku malam ini, bisa ngenthu istri orang” ketika melihat cincin kawin dijari istriku. Mendengar ejekan pemuda itu membuat Disha semakin panas, diraihnya batang penis itu kemudian dikocoknya perlahan. “iya mbak pinter banget kocokanmu, ahh terus mbak enak banget” racau pemuda itu. Pemuda itu kemudian menggerayangi payudara istriku dan meremas-remasnya, sesekali putting istriku dipilin bergantian. Istriku mendesah tak tertahan “ahhh teruss ahhhh …” hatiku terbakar cemburu ketika kemudian kulihat istriku memasukkan batang penis itu kedalam mulutnya, istriku yang sebelumnya tidak pernah mau ketika aku minta untuk mengoral kemaluanku kini dia sendiri yang dengan sadarnya memasukkan batang penis itu kedalam mulutnya “mmpphh” kudengar suara dari bibir istriku,. Istriku melumat batang itu didalam mulutnya, batang penis itu cukup panjang dan besar hingga istriku terlihat kesulitan. Dijilatinya batang penis itu hingga biji pelernya begitu berulang dan disedot-sedot batang penisnya ketika dimasukkan kedalam mulut. Pemuda itu merem melek menikmati sepongan istriku. aku yang sudah terbakar cemburu dan emosi melihat perbuatan mereka sekarang kuturunkan celana ku dan kukeluarkan kemaluanku yang sudah ereksi maksimal, sangat jauh jika dibandingkan milik pemuda itu atau mas teguh yang sudah menyetubuhi istriku kemarin. Kukocok dengan cepat sambil membayangkan istriku tengah melumat kemaluanku dengan lidahnya, memberikan servis yang memuaskan, dijilatinya kemaluanku dan diemutnya biji pelerku. Sementara itu pemuda itu kemudian membantu istriku untuk duduk dengan bertumpu pada lututnya sendiri, kemudian diciuminya bibir istriku dan dibalasnya dengan bertautan lidah, bunyi kecipak terdengar ketika mereka berciuman. Tangan kanan pemuda itu terus meremas-remas payudara istriku sementara tangan kirinya dirangkulkan dibelakang leher istriku, dan istrikupun terus memberikan servis pada batang besar penis pemuda itu dengan mencocoknya cepat. Cukup lama mereka diposisi itu hingga kemudian pemuda tersebut merebahkan istriku dan mulai menjilati liang senggamanya, kudengar desahan desahan istriku seiring jilatan lidah yang menyapu dinding liang senggamanya, istriku mengakang melebarkan kakinya sendiri tanpa diminta pemuda itu hingga pemuda itu cukup leluasa memainkan lidahnya, ditekan tekan klitoris istriku dengan lidahnya hingga dia menjerit kecil dan meracau “ahhhhhhh mass aku keluar” dan kemudian kaki istriku yang tada mengangkang rubuh karena lemas. Pemuda itu kemudian bermaksud melolosi daster istriku yang masih tersanggkut dipinggang nya, bahkan istriku membantunya dengan mengangkat pantat nya ketika pemuda itu menariknya kebawah kaki. “mass aku capek, badanku lemes , tapi nikmat banget mas jilatan lidahmu di itilku” ucap istriku jorok. “hehehe, itu belum seberapa mbak, kan mbak’e belum merasakan batang kontolku ini” pemuda itu membanggakan batang penisnya yang telah ereksi sempurnya. “mbak’e pasti bakal ketagihan disodok kontol superku ini. sudah cantik, tubuhmu juga indah mbak pasti akan kubuat mbak’e merem melek nanti” ujarnya merendahkan. Jam ditanganku sudah menunjukkan pukul 11malam, tanpa memberikan waktu istriku untuk beristirahat, pemuda itu menarik kedua kaki istriku hingga pangkal pahanya menyentuh perut rata pemuda itu. Kemudian diarahkannya batang penis nya kedalam liang senggama istriku, bleesss…. Masuklah batang penis itu kedalam liang senggamanya, perlahan pemuda itu mulai mengayunkan batang penisnya dan terlihat liang senggama Disha yang menggembung ketika penis besar itu bersarang didalamnya dan bibir kemaluannya terlihat tertarik ketika pemuda itu menarik batang penisnya. “terus oohhh enak… oooohhhhh… terus entotin saya mas….”. Disha meracau sejadi-jadinya ketika batang penis pemuda itu menghujam cepat didalam liang senggamanya dan tak memperdulikan keadaan sekitar. Payudaranya besarnya berguncang-guncang seiring sodokan batang penis super itu. Sementara pantat istriku bergoyang liar mengimbangi hujaman batang penis pemuda itu, hingga Disha istriku yang cantik merintih panjang “Uuuhhhhh enak banget kontolmu mas…..”pertanda dia telah meraih orgasmenya yang kedua, pemuda itu hanya tertawa melihat kebinalan istriku. dicabutnya batang penis pemuda itu dan kemudian dia membalik badan istriku dengan posisi doggystyle. Istriku Disha yang masih kecapaian karena orgasmenya yang kedua hanya bisa pasrah membiarkan pemuda itu hendak menyetubuhinya lagi. Disha mulai mengumpulkan tenaganya dengan mengangkat sedikit badannya dengan menggunakan lengannya untuk bertumpu. “plaaakk” terdengar pemuda itu menampar pantat Disha istriku dan membuat istriku melenguh panjang “oohhhhh”, segera pemuda itu kembali menghujamkan batang penis supernya kedalam liang senggama istriku dan mulai memaju mundurkan menyodok-nyodok liang senggama istriku dengan cepat. “oohhh gila legit banget tempikmu mbak, oia mbak aku sudah ngentotin mbak dari tadi tapi aku belum tahu siapa namamuhh… kenalkan aku pardi mbakkk …ahhh…” pemuda itu meracau disaat ia menghujamkan batang penisnya. “Diii…Dis…Disha Amaliaaa massss, ahhh gilaaaa nikmatttt bangeett “ jawab istriku tergagap yang dilanjutkan cercaunya karena liang senggamanya tengah dihujami batang penis yang membuatnya nikmat. “siapa nama suamimu mbak?mbak bukan orang sini pastinya?”Tanya pemuda itu sok yakin, “mmass Fais …. Mas Fais putra bu anu” jawab istriku. “oh mas Fais yah, iya saya tau mbak” sahut pemuda itu sambil terus menggoyang istriku dan tangannya meremasi payudara istriku yang menggantung indah. “mbak, enak mana tak kenthu apa dikenthu bojomu?” sahut pemuda itu kembali dengan logat jawa. “ahhh ahhh eeennaakk kontol mu massss ahhhhhh….” Racau istriku sekenanya. “pasti kecil ya, ini masih sempit banget mbak tempikmu tak kenthu” sahut pemuda itu merendahkanku. Aku semakin panas mendengar rancauan Disha istriku yang tengah dilanda birahi itu hingga membuat nafasku terasa sesak dan memburu dan akhirnya aku memuncratkan spermaku pada dedaunan tebu. Pardi dan istriku bergumul dengan hebatnya, sesekali pardi menjangkau leher Disha dab ditariknya kebelakang mengajaknya berciuman. Istriku menyambut ciuman Pardi dengan mesranya, bibir mereka saling melumat sementara batang penis pardi tetap mengocok liang senggama istriku dan tangannya meremasi payudara istriku. pardi cukup kuat menahan beban tubuh istriku karena sodokan-sodokan penis besarnya tetap membuat payudara besar Disha berguncang indah. “aahh aahhh masssss nikmat banget kontolmuuuu….”racau istriku tiba-tiba melepaskan ciumannya, rupanya Disha tidak kuat menahan nikmat jika tidak meracau. “mmaaaasss aku mau keluaarrr lagiiiiiii akkhhhhhh gilllaaakkk …….”, “tunggu dulu mbak, kita sama-sama aku jugaa mau keluarrr, ini dikeluarkan dimanaahhh???”sambung Pardi, “diih dalam sajahh massss , aakkhhhhhh” sahut istriku mendesah panjang. Bersamaan dengan itu menyemprotlah cairan sperma dari batang penis Pardi, sangat banyak hingga meleleh ke paha istriku. “plookk” bunci ketika pardi mencabut batang penisnya yang besar berurat itu dari liang senggama istriku yang banjir oleh cairan cintanya. “ahh nikmat banget mas sodokan kontolmu, lututku smpai lemes, terima kasih banyak mas” dan Disha istriku dengan sukarela membersihkan batang penis pardi dengan menjilati dan mengoralnya sebagai ucapan terima kasih. Pardi tersenyum-senyum penuh kemenangan karena berhasil membuat istriku bertekuk lutut dan berbuka paha menyambut batang kontolnya yang perkasa itu bahkan kini istriku tengah membersihkan batang penisnya yang perkasa. Sementara aku terduduk terdiam mengingat setiap bagian dimana istriku terlihat sangat menikmati disetubuhi lawan mainnya, masih jelas terdengar ditelingaku bagaimana desahannya dan erangannya ketika liang senggamanya tengah diaduk-aduk dihujami oleh batang penis Pardi. Mereka kini berciuman mesra dan tangan pardi kembali meremasi payudara besar istriku, “ahhh mas…, sudah malam nanti suamiku nyariin” ucap istriku ketika Pardi mulai memancing gairahnya lagi. “aku masih pingin mbak, rasanya rugi jika aku hanya menikmatimu beberapa jam saja” sambung Pardi ketika istriku mulai berpakaian, “kan mas Pardi bisa main kerumah jika kangen” sahut istriku menolehkan kepalanya dengan tersenyum manis. “dan jika ada kesempatan kita bisa …. Paham kan maksudku?” sambung istriku lagi. “iya mbak, siaappp” jawab Pardi optimis. Bersambung…

thewifediaries
9 years ago
Kamu Cantik Sekali, Ingin Sekali Ku Menjamahmu... Memainkan Payudara Indahmu Itu, My Sexy Boss

kamu cantik sekali, ingin sekali ku menjamahmu... memainkan payudara indahmu itu, my sexy boss


Tags
Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags