thewifediaries - the wife diaries
the wife diaries

movieholic - workaholic - mystery

37 posts

Latest Posts by thewifediaries - Page 2

9 years ago

Mbak Widya, kakak sepupuku yang nikmat

image

mbak Widya

Hari itu saya dan istri berkunjung kerumah nenek istri saya. Karena bertepatan dengan acara lamaran sepupu istriku, maka banyak keluarga istriku yang datang. Diantara sepupu-sepupu istriku itu ada yang menarik perhatian ku. Namanya mbak widya, dia sudah bersuami dan punya 1 orang anak yang baru masuk SD pada tahun ini. Mbak widya ini adalah anak dari kakak perempuannya ibu istriku. Usia mbak widya kurang lebih sekitar 33 tahun, mbak widya menikah dengan mas yudi yang bekerja sebagai PNS di instansi pemerintahan sedangkan mbak widya sendiri juga merupakan PNS di dinas kesehatan dikota ini.

Oia, saya belum memperkenalkan diri, nama saya bagus, seperti nama saya bisa dibilang saya cukup tampan dengan tinggi 175 cm maka sering membuat wanita melirik ketika berpapasan. Pada awal pacaran dengan istri saya, saya pernah bertemu mbak widya ini beberapa kali dan sejak itu saya merasa jatuh hati dengan mbak widya meskipun dia sudah bersuami dan memiliki anak yang berusia 1,5 th saat itu. Sering pula istri saya mengajak saya kerumah mbak widya untuk sekedar bermain dengan putra mbak widya yang masih kecil itu maka tidak heran jika saya juga cepat akrab dengan keluarga mbak widya. Sedikit gambaran tentang mbak widya, dia seorang istri yang setia dengan suaminya, berparas cantik dengan tubuh yang sedikit berisi ciri khas dari ibu yang sehabis melahirkan. Meski demikian justru terlihat sangat menggoda karena payudara mbak widya cukup besar, 36B yang tertulis di tali bra nya. Mbak widya juga istri yang menutup aurat, dia memakai hijab ketika pergi keluar rumah.

image

Cerita yang akan saya ceritakan ini adalah kejadian sebelum saya menikah dengan istri saya tersebut. Jadi ceritanya sore itu saya janjian dengan istri saya (waktu itu masih pacar) untuk main kerumah mbak widya, saya disuruh langsung saja kesana karena dia bareng dengan ibunya yang juga mau kesana. Ketika ku ketuk pintu rumah mbak widya, tak lama kemudian kudengar langkah kaki menuju pintu dan membuka gagang pintu. “eh dek bagus, masuk dulu dek, sania nya belum datang tapi” sambut mbak widya . sania adalah nama pacarku,dan ketika itu untuk pertama kalinya kulihat mbak widya tidak mengenakan hijabnya. Sepertinya dia terburu-buru membukakan pintu tadi. Mbak widya mengenakan daster tanpa lengan 10 cm diatas lutut. Bisa kulihat kulit pundak, bahu dan betisnya begitu mulus dan terawat. Ya hampir sama lah dengan kulit istri saya karena memang satu rumpun hehehe....

Ketika itu otomatis penisku langsung tegang, karena mbak widya benar-benar sangat cantik, wajahnya keibuan. Dan sepertinya mbak widya habis menyusui putra nya karena mbak widya seperti tidak memakai bra, putingnya samar-samar terlihat dari balik daster. Waduh tiba-tiba pusing juga mendapat tontonan seperti ini. Setelah mempersilahkanku duduk, mbak widya duduk dikursi satunya. “mas yudi kemana mbak, kok sepi?” tanyaku mengawali pembicaraan. “mas yudi sedang ke lumajang dek, ada diklat seminggu disana” jelas mbak widya. Kami mengobrol santai sambil menunggu kedatangan pacarku dan ibunya, ketika aku hendak menghubungi pacarku karena lama tidak kunjung sampai, kulihat hp ku mati karena kehabisan batrei. Namun kemudian kudengar telepon rumah mbak widya berdering, mbak widya bergegas mengangkat telepon itu. Pantatnya indah bergoyang ketika dia berjalan meuju sumber suara. Tak lama setelah itu mbak widya kembali dan menghentikan lamunan kotorku tentang nya tadi. Ternyata telepon tadi dari pacarku, dia tidak bisa kesini karena mendadak ibu nya ada urusan ke malang dan dia diajak serta , “wah dek, sania ndak jadi kesini tuh, dia diajak bulik ke malang, ini td mendadak berangkatnya” sahut mbak widya. “ya sudah mbak bagus tak pulang saja, lagian sudah grimis” balasku. “ndak usah dek, main disini saja dl, lagian diluar juga kayaknya sudah mulai hujan, nunggu agak reda aja” sergah mbak widya. “oia dek, mau minum apa?dari tadi kok lupa ndak tak tawari minum” sambungnya lagi. “apa saja deh mbak, yang penting hangat” jawabku. “iya ya dingin-dingin gini enaknya yang hangat-hangat” sahutnya sambil tertawa dan berlalu. ku

9 years ago

The Begining, Binalnya Istriku

Namaku Fais, Aku seorang suami berusia 30th yang berstatus PNS, aku memiliki istri yang usianya terpaut tidak jauh denganku 2th. Istriku bernama Disha, seorang lulusan sarjana farmasi. Sedikit gambaran tentang istriku, wajahnya cantik, dg kulih yg kuning langsat khas orang jawa. Rambutnya lurus sebahu yg diwarnai dg warna coklat, istriku cukup tinggi untuk seorang wanita yaitu 170 cm dengan kaki jenjang yg tentunya mulus dipadukan dengan ukuran payudara 34B dan bongkah pantat yang montok, serta perut yang rata hasil dari senam BL yg rutin dilakukannya. Dengan penampilan seperti itu, tentu istriku terlihat sangat menawan dan menggoda setiap mata pria yang memandangnya.  Kami menikah tahun 2009 dibulan september, dan kami sudah dikaruniai 2 orang putra yang lucu-lucu. Putra pertama kami berusia 5 tahun dan putra kedua kami berusia 3 tahun. Liburan hari raya tahun 2015 kami membawa kedua putra kami liburan dirumah neneknya di kecamatan semen kabupaten kediri. Liburan kali ini memang cukup panjang dan kebetulan saya mengajukan tambahan cuti ke dinas sehingga kami pun memiliki waktu yang lama dirumah orang tua saya. Tidak banyak yang berubah disini, masih sama seperti saat saya kecil. Daerah perbukitan yang cukup kering dengan banyaknya hutan jati, ladang ladang jagung dan ketela pohon karena tidak cukup air apabila masyarakat disini menanam tanaman padi sehingga mayoritas menanam palawija pada kebunnya. Saya berasal dari keluarga yang cukup terpandang didesa ini dan jelas lah kami termasuk keluarga berada. Rumah orang tua saya adalah rumah peninggalan dari jaman kolonial yg memang sengaja tidak dilakukan perubahan pada model bangunan, hanya direnovasi pada dinding, plafon dan atap sehingga kesan mistis dan kuno terpancar bila melihatnya. Dirumah ini tinggal ibuku yang berusia lanjut, budi dan sandi yang merupakan keponakan ku, pak rustam penjaga rumah sekaligus tukang kebun serta bi narti yang mengurusi keperluan rumah tangga. Disha sangat senang bila berlibur kemari, dikarenakan suasana pedesaan yang sejuk dipagi dan sore hari, juga keramahan warga membuat Disha sangat betah apabila berkunjung. Namun liburan kali ini bertepatan dengan musim kemarau yg cukup panjang, sumur-sumur warga mengering, begitu juga dengan sumur dirumah keluarga kami. Namun kami dan masyarakat masih bersyukur karena sungai besar yang membentang didesa kami tidak kering, meskipun debit airnya berkurang. Oleh warga sungai tersebut digunakan untuk keperluan sehari-hari. Kami juga beruntung karena pak rustam setiap pagi dan sore mengambil air untuk keperluan mandi, mencuci dan memasak. Namun karena kasihan akhirnya untuk saya, budi, sandi, dan bi narti setiap hari juga mengambil air disungai sekalian mandi dan mencuci. Sore itu disungai banyak warga yang mandi dan mencuci, mereka terbagi menjadi dua kelompok, ibu-ibu disebelah timur dan bapak bapak disebelah barat. Karena hanya dua lokasi itu yang tertutup bebatuan yang cukup besar. sementara itu kulihat banyak ibu-ibu yang mencuci tidak jauh dari lokasi mandi ibu-ibu. karena agak rame, akhirnya istriku memilih tempat mencuci baju agak jauh dari mereka, lokasi tersebut cukup sepi dan terlindung. namun dari tempatku mandi masih dapat kulihat jelas, karena aku pun khawatir jika istriku butuh bantuan sewaktu-waktu.

cukup banyak pula cucian yg istriku cuci, karena sampai 4x pulang pergi mengambil air, dia belum kelihatan selesei untuk kemudian mandi.

Sebenarnya akupun tadi sudah mandi, namun karena harus angkat-angkat air, akhirnya aku berkeringat lagi maka kuputuskan untuk mandi kembali dan kulihat istrikupun selesei juga mencucinya dan dia bersiap untuk mandi. Karena hari sudah mulai gelap dan sudah tidak banyak orang disana, bapak bapak sudah banyak yg pulang, hanya tinggal beberapa ibu-ibu saja yg masih belum selesei mandi. Maka istriku akhirnya memberanikan diri mandi ditempatnya mencuci tadi, kulihat dia mulai melepas kancing kancing bajunya, dan menaruh baju tersebut diatas batu disebelah kanan nya. Walaupun tubuh indahnya bias kulihat setiap hari, namun melihatnya melepas bajunya tersebut tak ayal membuatku ngaceng juga, dan sesekali kuelus2 pelan dari luar celana pendek. Seteleah melepas bajunya tadi, istriku membuka pengait BH nya, dan dapat kulihat payudara kencang istriku dengan puting kecoklatan yang kontras sekali dengan kulitnya yang putih semakin membuat ku tegang tak karuan.

Karena aku juga kawatir apabila ada orang yang tiba-tiba datang dan melihat istriku setengah telanjang. Dalam diriku muncul rasa penasaran dan aku memutuskan untuk melihat dari tempat yang cukup tersembunyi.

Aku pun berteriak kepada istriku “ma, aku bawa air lagi ya, habis ini balik lagi jemput mama”,

dan di jawab istriku “iya pah, jangan lama-lama ya, takut juga sudah mulai gelap”,

“oke ma” jawab ku sembari pergi.

POV : Fais (suami Disha)

Setelah berjalan cukup jauh aku pun memutar dan bersembunyi disemak-semak, kelihatan konyol sekali kelakuanku mengingat yang kulihat sebenarnya istriku sendiri. Dua menit, lima menit dan sepuluh menit berlalu akhirnya yg kukawatirkan tadi terjadi juga. Dari jauh aku dapat melihat sesosok lelaki, bertelanjang dada dan hanya memakai sarung berjalan sambil memikul  dua timba air yang akan diisi disungai. Ketika itu aku ingin berteriak dan memberitahu istriku, namun aku lupa dengan tujuan awal kenapa aku bersembunyi tadi. Akhirnya sosok lelaki tersebut dapat ku kenali, dia adalah Teguh, tukang ronda dikampung ini. Dari jarak 50 m dari tempatnya berdiri, kulihat Teguh pun tertegun, karena didepannya melihat seorang perempuan setengah telanjang sedang mandi, kulit mulus istriku membius pikirannya apalagi ditambah kemontokan dan keseksian tubuh Disha istriku, bisa dipastikan Teguh pun akhirnya terbakar birahinya juga. Tangannya perlahan mengelus-elus kontolnya yg tertutup sarung. Sepertinya cukup besar juga kontol Teguh karena tonjolan nya begitu kentara.

semilir angin musim kemarau di sore hari rupanya membuat istriku terbawa suasana menikmati mandi sorenya, apalagi gemericik air sungai yang melewati bebatuan juga cukup membuat berisik ditelinga. sehingga kehadiran Teguh yang ada dibelakangnya tidak disadari. istriku sangat menikmati kesegaran air yang membasahi tubuh indahnya, sambil sesekali dia bermain air dan sesekali membasuh payudaranya dan entah karena dingin atau bagaimana akhirnya putingnya mencuat keras. tak bisa kubayangkan bagaimana perasaan teguh saat itu, aku yang suaminya saja bisa sangat terangsang sekali. rupanya memang benar perkiraanku, kontol teguh sangat besar dan panjang. bisa kulihat dia mengeluarkan kontolnya dengan menurunkan ikatan sarungnya dan dipegangi dengan tangan kiri, supaya apabila aksinya dilihat orang dia bisa dengan cepat menutupi kemaluannya sementara tangan kanan nya asik mengocok kontolnya sambil sesekali menoleh kesekitar lokasi tersebut dimana dia bisa dapat mandi sambil menikmati indah nya tubuh istriku itu.

akhirnya dia memutuskan mandi tidak jauh dari lokasinya berdiri, dan dari sana Teguh pun dapat melihat tubuh istriku dengan jelas begitu pula istriku apabila dia membalikkan badan tentu dapat melihat Teguh. segera dilepas sarung yang mengganggu nya tersebut dan diletakkan diatas batu sekenanya dan kemudian dia mengocok kontolnya dengan cepat dan tanpa sadar Teguh merancau cukup keras

“ahh, indah sekali tubuhmu mbak ....“

dan mungkin istriku mendengar sayup-sayup suara dari belakang sehingga dia membalikkan tubuhnya sehingga dia dapat melihat Teguh yang sedang telanjang bersandar pada batu dibelakangnya sementara matanya terpejam seolah-olah sedang membayangkan menjamah tubuh istriku. istriku cukup terkejut karena tiba-tiba ada yang mandi tidak jauh darinya dan tentu dia tau apa yang menyebabkan laki-laki itu beronani. namun ketika dia melihat apa yang ada digenggaman tangan teguh, dia bergumam lirih

“ ...iihhh...” dan dengan segerah dialihkan pandangannya supaya dia tidak ketahuan jika dia melihat kemaluan laki-laki lain.

seumur hidupnya istriku belum pernah melihat secara langsung kemaluan laki-laki dewasa secara langsung, dan selama ini yang dia tahu hanya lewat film bokep yang sering kita tonton bersama. pernah dulu dia berkomentar saat melihat wanita disetuhi laki-laki bule di film bokep yang kita tonton,

“pah, itunya kok besar dan panjang ya” sambil matanya tanpa berkedip menatap layar. dan kujawab saja sekenanya “namanya juga film mah”.

namun kini, secara langsung dia melihat kemaluan laki-laki lain secara live dan dapat kulihat dia pun mulai bergairah karena perlahan payudara istriku seperti semakin kencang disertai putingnya makin mencuat, kulihat wajahnya juga memerah karena jengah.rupanya istriku seperti penasaran saja, dilihatnya kiri dan kanan dimana suasana semakin sepi. dan perlahan disapukan pandangannya kembali pada sosok Teguh yang sedang asyik beronani. kontol panjang teguh yang kira-kira 18cm dengan diameter 8cm dimana urat-uratnya dapat kulihat sangat menonjol tentu juga dapat dilihat istriku dengan cukup jelas.

rupanya disinilah awal dari lahirnya sisi binal istriku, tiba-tiba angin cukup kencang karena hari semakin sore. membuat sarung Teguh terbawa angin dan jatuh ke sungai. Teguh yang kaget karena  tiba-tiba ada angin berhembus cukup kencang membuka matanya dan dapat kulihat mata mereka berpandangan. mereka pun cukup kaget, Teguh berusaha menutupi kemaluannya dengan berusaha duduk didasar sungai sementara Disha menutupi dadanya. dan tak lama kemudian Teguh menyadari jika bajunya terbawa air sungai yang menuju kearah istriku. dengan terbata-bata dia berkata

“mbak, tolong ambilkan sarung saya”

namun untuk menggapainya istriku harus melongokkan badannya yang tentu Teguh dapat melihat bagian atas istriku yang toples. sepertinya Disha dilanda kebingungan, karena apabila dia memutuskan mengenakan bajunya dulu dan  tidak segera diambil maka sarung itu akan terlewat dan terbawa jauh. namun jika dia langsung mengambil sarung itu maka tubuh atasnya yang telanjang akan semakin terlihat saat dia melongokkan tubuhnya untuk menggapai sarung tadi. rupanya istriku masih tersadar meskipun dia dalam kondisi bergairah.

“mbak, tolong ambilkan sarung saya , saya tidak membawa baju yang lain lagi” 

kali ini dengan wajah panik teguh meminta tolong. dan akhirnya istriku pun dengan berat hati karena malu, dia menglongokkan badannya diatas batu disebelah kanannya, tangan kanan nya berusaha menggapai sarung tersebut sementara tangan kirinya menutupi payudara besarnya. rupanya dengan cara itu tangannya tidak dapat menjangkau sarung itu, dan mau tak mau dia memajukan lagi badannya dan supaya tetap seimbang akhirnya tangan kirinya digunakan untuk bertumpu pada batu tadi. sehingga tampak lah pemandangan yang sangat erotis, tubuh atas istriku sepenuhnya telanjang dapat dilihat oleh Teguh dan payudaranya yang besar terlihat sangat sekal menggantung indah terayun perlahan. seandainya kejadian td dapat dislow motion tentu akan lebih indah. Teguh tertegun dan meneguk ludahnya beberapa kali melihat hal itu.

setelah meraih sarung tadi istriku segera keposisi semula dan menutup payudaranya tetapi masalah kembali datang, karena bagaimana dia menyerahkan sarung itu pada Teguh karena jarak mereka cukup jauh. kulihat istriku berkata pada Teguh

“mas ini sarungnya bagaimana???” istriku sedikit berteriak

“eh iya mbak, terima kasih” Teguh baru tersadar dari lamunannya.

“saya ambil mbak”, buru buru teguh berdiri dan berjalan diatas bebatuan dengan hati-hati dan dia lupa jika dia masih telanjang.

istriku kaget karena tiba-tiba laki-laki telanjang tadi berjalan kearahnya dengan kontol panjang dan besar terangguk-angguk. istriku ganti yang tertegun, kini kontol panjang dan besar itu semakin dekat dan terlihat jelas. dan istriku tanpa sadar berkata ketika Teguh hampir sampai,

“mas, ‘itunya’ kelihatan” sambil memalingkan wajahnya yang memerah.

“wah maaf maaf banget mbak” Teguh pun tersadar segera menutupi kemaluannya dengan tangan kirinya sambil dia kembali turun ke sungai untuk menutupi kemaluannya didalam air.

cukup dekat jarak mereka, sekitar 3 meter an yang hanya dipisahkan bebatuan. ditempatnya Teguh berusaha menjulurkan tangannya sementara istriku juga berusaha menjulurkan sarung itu. namun lagi-lagi tangan mereka tidak dapat saling menggapai. hingga akhirnya istriku agak melongokkan badannya sementara tangan kirinya bertumpu pada batu untuk menjaga keseimbangan. tentu saja pemandangan indah kembali terpampang dihadapan Teguh apalagi kini jarak nya cukup dekat untuk melihat dengan jelas urat kebiruan pada bagian payudara istriku yang kini menggantung bebas. entah kenapa kali ini istriku seperti tidak berpikir dulu dan langsung bergerak secara spontan. Teguh seperti tidak konsentrasi ketika ujung sarung yang diserahkan istriku tadi menyentuh jarinya. karena pandangannya terfokus pada tubuh istriku, pada payudara nya yang sekal dan besar dan kemolekan tubuh istriku. hingga istriku memanggilnya

“mas, ini sarungnya”

Teguh yang kaget pun kemudian berdiri dengan spontan meraih sarungnya sehingga tangannya bersentuhan dengan tangan istriku yang halus dan lembut. sementara itu kemaluannya kembali bebas terpampang dan terlihat istriku. cukup lama tangan itu bersentuhan dimana keduanya saling tertegun seolah saling mengagumi.

dari lokasiku mengintip, kontolku semakin tegang dan dengan sadar aku beronani, mengocok kontolku yang bila dibandingkan milik Teguh tidak ada apa-apanya sembari menanti kejadian selanjutnya. Mungkin aku suami yang bodoh karena dengan sengaja aku meninggalkan istriku yang cantik mandi disungai menjelang magrib dimana suasana sudah semakin sepi dikarenakan banyak yang sudah kembali kerumah masing-masing. Berharap terjadi hal yang seharusnya tidak boleh terjadi, namun membayangkan ketika istriku mengayun-ayunkan pinggulnya mengimbangi hentakan-hentakan dari sodokan kontol laki-laki lain yang lebih besar dan panjang dari penis ku, mendengar erangannya yang tanpa malu-malu lagi keluar dari bibirnya menahan nikmat ketika kontol panjang dan besar itu  mengaduk-aduk vagina nya dengan ritme cepat serta melihatnya terpejam mengayati setiap sodokan kontol yang diterima dan sesekali matanya terbelalak karena dalamnya sodokan pada vaginannya yang sangat sempit dan legit hingga menyentuh dinding rahim, membuatku semakin terbakar dalam obsesi.

Sering ku bayangkan istriku yang cantik ini selingkuh, entah dengan teman kerjanya, dengan atasannya ditempat kerja atau dengan siapapun yang dikenalnya, dimana laki-laki itu pasti sangat bernafsu mencumbu istriku, menciumi lehernya yang jenjang , menciumi tengkuk dan belakang telinganya. Sembari tangannya bermain pada payudara istriku yang masih tertutup blazer kerjanya, meremas-remas perlahan diiringi desahan-desahan istriku. Dan kemudian tangan kanan laki-laki itu membuka kancing kancing blazer istriku yang kini dia sudah berciuman berpagutan lidah yang saling membelit, melolosi blazernya dan meletakkan di kursi kerja sehingga kini istriku hanya mengenakan blouse krem satin yang tipis. Tangannya kembali bermain pada payudara istriku dan meremasinya penuh nafsu. Tak ketinggalan tangan kirinya menjamah bongkahan montok pantat istriku, meremas-remasnya. Istriku yang dirangsang sedemikian rupa tak tinggal diam, tangan kanan nya merangkul leher, memeluk laki-laki itu sembari tangan kirinya membuka ikat pinggang dan resleting celananya, mencari-cari sesuatu yang dapat menuntaskan dahaga birahinya. Setelah cukup kesulitan membuka resletingnya akhirnya dia menemukan apa yang dia cari, dikeluarkannya kontol laki-laki itu yang ternyata besar dan panjangnya melebihi penisku. Digenggamnya kontol itu dengan gemas, seolah-olah tangan istriku dan kontol itu sudah saling mengenal sangat lama dan tidak asing lagi.

Dikocoknya perlahan kontol besar dan panjang itu hingga membuat laki-laki yang sedang mencumbunya mendesah menikmati. Kemudian disingkapnya rok istriku keatas sambil dia meraba paha mulus istriku yang selalu merawat tubuhnya terutama bagian bagian vital, seolah-olah dia sedang membelai kain sutra karena mulusnya dan akhirnya tibalah tangan kirinya pada pangkal paha istriku yang tertutup celana dalam merah maroon sepadu dengan BH nya, diusapnya lembut permukaan vagina istriku yang sudah terasa lembab dan dimasukkan jari telunjuknya melalui sisi samping celana dalam istriku membelai belai jembut istriku yang tipis mencari belahan vaginanya dan dikobel-kobel memek istriku yang semakin membuatnya terbakar nafsu birahi dan ditandai keluarnya cairan lubrikasi dari vaginanya.

cukup lama mereka melakukannya dalam posisi berdiri, saling merangsang satu sama lain, dan pada akhirnya didudukannya istriku pada meja kerja yang tadi rapi setelah istriku membereskan faktur-faktur pengiriman obat, kini kembali berantakan berserakan kertas faktur akibat istriku yang duduk dimeja dan kedua tangannya bersandar menahan tubuhnya agar tidak rebah. sementara kakinya telah dikangkangkan lebar, roknya disingkap keatas dan laki-laki itu mulai menciumi paha bagian dalam istriku dan bergerak dengan tujuan yang jelas yaitu vaginanya yang basah yang kini telah diciumi dengan rakus, dijilatinya vagina istriku , lidahnya dengan terampil membuka lipatan dalam vaginanya, masuk dan keluar dan sesekali menjilati, menekan nekan itil istriku. mendapat rangsangan sedemikian dahsyat itu akhirnya Disha tak kuat untuk menahan erangan dan desahan-desahannya

“ahh... ahh.... mmmphh... terus ahh nikmaaattttnya” racau istriku

ruangan kerja istriku kini penuh dengan suara desahannya yang sebenarnya cukup keras dan dapat didengar orang dari luar, namun sore ini apotek yang dikelola istriku tengah sepi karena memang tutup. laki-laki itu rupanya piawai sekali membuat wanita baik-baik seperti istriku mau menyerahkan kehormatannya sebagai seorang istri. tampak wajah istriku benar-benar menahan nikmat ketika itilnya dijilati dan ditekan tekan oleh lidahnya yang perkasa itu, itu baru lidahnya, bagaimana dengan kontolnya yang besar dan panjang itu tentu jauh lebih nikmat lagi. dan akhirnya aku pun berejakulasi dalam lamunanku membayangkan istriku yang cantik itu baru akan disetubuhi laki-laki lain. ah, aku memang suami yang gila punya pikiran seperti itu.

akhirnya dinginya udara disungai itu dan basahnya tanganku menyadarkan lamunan kotorku , ternyata aku benar-benar sudah berejakulasi. namun tunggu, sepertinya ada yang aneh dengan mereka...

...........................................................................................................................

POV : Disha (istri Fais) Musim kemarau kali ini memang membuat kering sumur-sumur warga, namun ditengah kesusahan yang melanda, tetap ada nikmat yang dapat disyukuri kami semua, yaitu air sungai yang membelah desa kami ini tetap mengalir meskipun debitnya menurun. Sehingga kami dapat memanfaatkan nya untuk kebutuhan masak, mandi ataupun mencuci. Karena kasihan dengan pak Rustam yang setiap hari mengambil air disungai untuk kebutuhan rumah, akhirnya suamiku berinisatif untuk sedikit meringankan bebannya dengan membantu mengambil air. Aku pun juga turut serta supaya bias sekalian mencuci dan mandi supaya tidak kemalaman jika menunggu mas Fais selesei mengisi bak air dirumah. Sore itu cuaca cukup cerah dan banyak ibu-ibu yang mencuci dan mandi ditempat khusus karena yang mandi disana juga ada bapak-bapak. Cukup kurasakan suasana kekeluargaan didesa ini, sepanjang jalan kami banyak bertegur sapa dengan para warga hal ini dikarenakan suamiku adalah keturunan orang terpandang didesa ini. Akhirnya kami sampai juga disungai yang kumaksudkan. Namun kulihat tempat mandi cukup banyak ibu-ibu sehingga aku takut baju yang kucuci akan sedikit kotor karena airnya bercampur. Kulihat sekeliling akhirnya kutemukan juga tempat yang pas untukku mandi dan mencuci. Tempat itu cukup tertutup batu-batuan besar jika dilihat dari arah seberang (tempat bapak-bapak mandi). Aku berjalan dengan hati-hati diatas batu-batu besar supaya tidak terpeleset. Setelah sampai, segera ku cuci baju-baju kotor yang kubawa supaya nanti tidak pulang terlalu malam. Satu dua tiga dan akhirnya selesei juga, sementara matahari sudah mulai terbenam. Kulihat mas Fais masih ada disana sedang mengobrol dengan bapak-bapak. Dengan bergegas aku buka kancing baju ku satu persatu dan kuletakkan di atas batu disebelahku. “mmm, ternyata ada rasa tersendiri mandi ditempat terbuka seperti ini ya” gumam ku yang tanpa sadar memacu aliran adrenalin ditubuhku dan membuatku merasa hangat. Kugapai pengait BH yang menutupi payudaraku yang berukuran 34B ini, cukup besar dan kencang yang membuat setiap lelaki selalu menatap nanar karena aku senang memakai pakaian yang cukup ketat. Kuloloskan melewati kedua lengan ku, akhirnya tubuh atasku telah sepenuhnya telanjang, dan putingku pun mencuat keras karena pengaruh adrenalin ku tadi. Ku ambil air dan ku siramkan pada wajah dan tubuhku, segar sekali air sungai ini sehingga rasa penat sehabis mencuci tadi. Rasanya ingin sekali berlama-lama mandi disini. Segera kusabuni badanku dan ketika aku menyabuni payudaraku, ku bermain disana cukup lama dan membuatku semakin bergairah. Dan ketika aku terhanyut dalam birahi ku ini tiba-tiba kudengar suamiku memanggil. “ma, aku bawa air lagi ya, habis ini balik lagi jemput mama” teriak suamiku. dan ku jawab “iya pah, jangan lama-lama ya, takut juga sudah mulai gelap”.. setelah itu kulihat suamiku berjalan menjauh sembari membawa timba air. Segera kulanjutkan mandiku yang sempat tertunda tadi karena aku asyik bermasturbasi dengan meremasi payudaraku. Kembali aku asyik menyirami tubuhku dengan air agar aku dapat segera bersiap-siap. Namun kudengar lamat-lamat dari belakang seperti ada suara orang, dan seperti suara desahan. Perlahan aku menoleh ke belakang, dan betapa terkejutnya aku melihat seorang lelaki ada disana dan ya ampun… dia tengah beronani, mengocok kemaluannya yang sangat besar dan panjang sembari memejamkan matanya menikmati setiap kocokan yang dilakukan. Dapat kulihat kemaluan lelaki itu berurat sangat menonjol. Baru kali ini aku melihat kemaluan lelaki lain secara live yang selama ini hanya kudapat melihatnya di video bokep yang kutonton bersama suamiku. Namun kali ini aku melihatnya secara langsung yang hanya berjarak beberapa puluh meter saja dari tempatku berada. Gairahku yang sempat terbakar tadipun akhirnya muncul kembali, kutertegun dengan ukuran kemaluannya itu, entah bagaimana rasannya apabila kemaluanku ini dimasuki kemaluan sebesar dan sepanjang itu. Ketika aku tertegun memandangi laki laki itu, tiba-tiba berhembus angina yang cukup kencang sehingga membuat sarung lelaki itu yang diletakkannya diatas batu jatuh kesungai terbawa air, sepertinya dia belum menyadari karena mata kami berpandangan. Wajahkupun memerah karena malu ketahuan memperhatikan lelaki yang sedang beronani, sementara dia seperti belingsatan bingung harus bagaimana dan tersadar ketika hendak mengambil sarungnya yang kini terjatuh terbawa air kearahku. Dengan terbata dia memintaku mengambilkan sarungnya sembari tangannya menutupi kemaluannya. “mbak, tolong ambilkan sarung saya” Aku masih terdiam selain karena masih kaget karena aku terpergok memandanginya tadi, aku pun juga tentu harus berusaha menggapai sarung tadi karena tanganku tak cukup untuk langasung mengambilnya. Hal ini tentu akan memperlihatkan ketelanjangan tubuh atasku karena aku tidak akan sempat berpakaian dulu. Akhirnya dia pun mengulangi permintaannya sekali lagi sembari memohon padaku. “mbak, tolong ambilkan sarung saya , saya tidak membawa baju yang lain lagi” , Bias kulihat ekspresi kebingungan dari wajahnya. Akhirnya aku berusaha menggapai sarung yang sebentar lagi akan melewati batuan disebelahku. Kulongokkan badan ku untuk tangan kanan ku dapat menggapai sarung tadi sementara tangan kiriku kugunakan menutupi payudara besarku. Rupanya tangan kananku masih tak sampai dan sebentar lagi sarung itu akan melewati ku, akhirnya kugunakan tangan kiriku tadi untuk bertumpu pada batu sehingga payudara ku bebas terlihat oleh lelaki itu yang ku tak tahu namanya itu. Aku tak dapat menyebutkan perasaan yang aku rasakan sekarang, namun rasa malu, canggung dan gairah kini menjadi satu dalam pikiranku sehingga tanpa sadar putingku pun kembali mengeras. Baru kali ini tubuhku telanjang dilihat lelaki lain sehingga membuatku sedikit merasa ‘nakal’. Segera kuraih sarung lelaki tadi dan aku kembali menutupi payudaraku, namun dapat kumelihat sepintas lelaki itu sangat menikmati moment-moment langka dalam hidupnya tersebut. Bahkan ketika aku memanggilnya untuk memberikan sarungnya pun lelaki itu masih melamun. Hingga ku dapat melihat dia menelan ludahnya melihatku tadi. Akhirnya dia pun tersadar dan terlihat senang, hingga tanpa sadar dia berjalan dengan santainya menghampiriku. Kini kemaluan lelaki itu tampak jelas kulihat dan semakin mendekat, kemaluan yang besar dan panjang berayun-ayun diselakangan lelaki itu masih dalam kondisi tegang maksimal. Aku pun menjadi malu dan memalingkan wajahku sembari berkata “mas, ‘itu’ nya kelihatan”. Terlihat dia cukup panik dan akhirnya kembali turun kesungai menutupi tubuh bawahnya yang jaraknya denganku kini tinggal beberapa meter. Aku berusaha menjulurkan tangan ku kepadanya dan dia pun melakukan hal yang sama menjulurkan tangannya untuk meraih sarung yang berada ditanganku. Namun tentu saja kedua tangan kami masih berjauhan, namun tiba-tiba sifat ‘nakal’ dalam diriku muncul seiiring dengan aku yang masih bergairah tadi. Hingga tanpa canggung dan malu lagi ku longokkan tubuhku  sembari tangan kiriku bertumpu pada batu untuk menjaga keseimbangan. Tentu saja hal ini membuat lelaki itu girang, kulihat wajahnya berbinar memandangi tubuhku yang mulus dan payudaraku yang besar dan kencang yang kini tergantung bebas didepan matanya yang hanya berjarak beberapa meter darinya. Sepertinya dia benar-benar menikmati indahnya tubuhku ini hingga aku memanggilnya beberapa kalipun dia masih belum memberi respon seolah-olah pikirannya berada ditempat lain. Akhirnya dia pun tersadar juga dan dengan segera dia berdiri meraih sarung ditangan ku hingga tangan kami saling bersentuhan cukup lama. Kini dengan jelas kulihat kemaluan lelaki itu, besar panjang dan berurat. Berbeda jauh dengan milik suamiku yang tidak ada apa-apanya dibandingkan milik lelaki ini. Entah bagaimana rasanya kembali ku membayangkan seandainya kemaluanku dimasuki oleh kemaluan lelaki ini, tentu rasanya sangat sesak dan pasti nikmat sekali hingga tanpa sadar aku mengagumi kegagahan kemaluannya. Lelaki itupun rupanya tidak melewatkan kesempatan dalam larutnya aku dalam lamunan, dia tetap diam sembari matanya menelusuri tubuhku dari ujung rambut hingga ujung kaki, centi demi centi dia perhatikan dengan cermat namun sepertinya dia sedikit kecewa karena aku masih mengenakan kain untuk menutupi bagian bawah tubuhku. Seperti seolah tahu jika aku sedang mengagumi kemaluannya hingga tak memanggilku yang mungkin dapat membuatku tersadar. Dapat kurasakan kemaluanku basah oleh cairan lubrikasiku sendiri yang menandakan aku sedang terangsang.   Dan entah tanpa sadar aku melangkahkan kaki ku menghampirinya, sementara tangan kiriku kuarahkan kekemaluannya yang besar dan panjang itu. Ketika semakin dekat dan tangan ku sudah menyentuh kemaluannya dia pun memanggilku “mbak….” dengan perlahan. Seperti tak ingin aku terkejut dan malu atas aksiku sendiri. Aku pun tersadar aku berada persis dihadapan lelaki itu, lelaki yang telah telanjang bulat sementara aku hanya mengenakan kain jarit untuk menutupi bagian bawah tubuhku sementara tubuh atasku telah telanjang terpampang dengan jelas. Aku menunduk, rasa malu kembali menerpaku namun tak urung tangan kanan ku masih berpegangan dengan nya sementara aku tak berusaha menutupi payudaraku. Meski begitu, entah dari mana aku punya keberanian untuk mengatakan hal ini kepadanya, “mas, ini sarungnya aku pakaikan ya”. Dan tanpa menunggu persetujuannya aku pun berjongkok didepannya yang kini aku berhadapan persis dengan kemaluannya yang besar dan panjang. Tubuhku benar-benar bergairah melihat pemandangan yang begitu menakjubkan ini, dapat kulihat bagaimana urat-urat dikemaluannya begitu menonjol dan sepertinya sangat keras sekali. Sengaja kusenggolkan lenganku ketika melilitkan sarung tadi dan benar-benar terasa sangat keras seperti batang kayu. Setelah sarung tersebut selesai aku kenakan padanya kini pemandangan yang membuatku kagum itu pun hilang dan berganti ucapan terima kasih dari lelaki itu yang memandang tubuhku yang sedang masih berjongkok didepannya. “te terima kasih banyak mbak, saya tidak tahu bagaimana pulangnya nanti jika sarung itu hanyut” ujarnya. Akhirnya aku pun dengan berat hati berdiri, dan kembali lelaki itu dapat menikmati keindahan payudara ku lebih jelas. Dapat kulihat dari matanya jika dia sangat terangsang, dan sangat ingin menggauliku. Namun rasanya cukup gila juga jika dia menggauliku ditempat ini karena ini tempat terbuka meskipun aku tidak akan menyebut hal itu ‘pemerkosaan’ karena sebenarnya akupun juga menginginkan kemaluannya menyetubuhiku. Rupanya dia masih memiliki akal sehat dan untuk mengalihkan birahi dalam tubuhnya dia memperkenalkan diriku. Yang kini kutahu namanya adalah Teguh, seorang tukang ronda dikampung ini. Kemudian dia berjalan kearah tempatku mencuci tadi dan mengambilkan baju dan BH ku. Ternyata cukup gentlemen juga mas teguh ini, dia tidak membiarkan ku terus-terus an telanjang memamerkan payudaraku sendiri meskipun dia sendiri juga pasti menyesali karena kehilangan kesempatan memandangi payudaraku. Diberikannya pakaianku dan segera kukenakan namun aku sengaja tidak memakai BH, perlahan kukancingkan baju ku dari bawah supaya dia dapat melihat payudaraku hingga detik terakhir aku mengancingkan bajuku. Dia pun meneguk ludah ketika kini aku sudah berpakaian karena payudara besar ku terlihat sekali dari luar baju jika aku tak mengenakan BH apalagi putingku pun mengeras. Aku pun berbalik kearah tempatku mencuci untuk membereskan cucianku, ketika aku berbabalik dan berjalan aku sengaja melenggak-lenggokkan pantatku dan membuatnya semakin pusing, aku yakin dia memperhatikan goyangan pantatku tadi karena dia seperti tidak konsentrasi ketika mengajakku berbicara menanyakan nama dan asalku. Dia mengambil tempat duduk diatas batu tidak jauh dari tempatnya berdiri tadi sambil kita mengobrol aku menunggu suamiku. Aku memperkenalkan diri dan memberitahukan jika aku istri dari mas Fais. Rupanya dia kenal dengan suamiku dan dia kembali bertanya sampai kapan aku berada di desa ini. Obrolan kami semakin santai hingga tak sadar hari sudah gelap. Kulihat dari jauh suamiku berjalan dengan tergesa-gesa, dalam hati aku takut juga jika suamiku tahu apa yang terjadi tadi. Sebelum berpamitan mas teguh mengatakan setiap pagi dia mengambil air pukul 03.30 sembari tersenyum penuh makna dan berjalan kearah suamiku dengan tenangnya. Ketika berpapasan dia menyapa suamiku dan suamikupun juga seperti tidak tahu apa-apa. Suamiku menanyakan keadaanku karena dia khawatir sudah larut takut jika ada apa-apa. Aku dan suamiku pun berjalan pulang, ku gunakan ember cucianku untuk menutupi payudaraku supaya suamiku tidak menyadari jika istrinya tadi sama sekali tidak memakai BH ketika asyik mengobrol dengan lelaki lain. Namun aku penasaran arti senyumannya tadi dan kenapa dia memberitahukan jadwalnya mengambil air disungai…

Karena hari sudah gelap, maka aku dan mas Fais bergegas pulang kerumah. Karena penerangan listrik tidak sampai ke sungai tempat kami mandi tadi. Kami masih harus melewati persawahan untuk dapat sampai kerumah. Cukup jauh juga sebenarnya jarak dari sungai kerumah keluarga mas Fais. Sesampainya dirumah segera kusiapkan makan malam untuk orang-orang dirumah. Mas Fais makan dengan lahapnya, sepertinya dia benar-benar kelelahan sehingga membuat perutnya kosong. Sesudah semua selesei makan aku bergegas membersihkan piring-piring yang kotor untuk dicuci, sementara mas Fais pamit ke kamar dulu. Mungkin dia mengantuk karena kebiasaan suamiku jika makan kekenyangan maka dia akan cepat tertidur dan pulas sekali. Akhirnya aku sendirian didapur mencuci piring kotor tadi. Dapur dirumah ini merupakan bangunan yang terpisah dari bagunan utama (rumah), letaknya ada dibelakang dan dihubungkan dengan koridor di pintu samping rumah. Dapur ini sangat luas, maklum karena rumah kuno sehingga dulu mungkin berfungsi sebagi tempat menyimpan hasil panen. Dapur ini memiliki ventilasi yang tidak tertutup dan cukup besar dan panjang. Namun ditutupi oleh kawat ram ukuran 10x10 yang terpasang kokoh pada setiap tepinya.

Ketika aku mencuci piring kotor, entah hanya perasaan ku saja atau bagaimana aku merasa seperti ada yang mengawasi ku dari arah belakang melalui ventilasi, namun ketika kutengok ke belakang aku tidak melihat siapapun. Aku yakin dengan perasaan ku tadi karena firasatku selalu tepat, perasaan seperti yang biasanya aku alami ketika sedang berpergian sendirian atau ditempat kerja. Mungkin karena aku selalu mengenakan pakaian yang cukup ketat namun terlihat profesional jika dikenakan ditempat kerja. Aku biasanya memakai celana bahan kain yang press dengan kaki ku yang jenjang atau rok span yang juga press kakiku, sehingga cetakan celana dalamku selalu terlihat. Sementara untuk kemejanya aku biasa mengenakan blouse ketat atau tanktop yang aku tutupi blazer. Namun untuk blouse tersebut kadang biasa aku lepas diruang kerjaku. Sehingga apabila ada tamu atau orang berkunjung tentu dapat melihat keindahan payudaraku dan tentu warna dari BH yang hari itu aku kenakan. Dari kebiasaanku tadi akhirnya aku memiliki intuisi yang kuat apabila diperhatikan oleh lawan jenis. Namun siapa yang memperhatikan ku sekarang. Dirumah ini hanya ada budi dan sandi serta pak rustam saja, sementara kalau bi narti tentu tidak mungkin. Akhirnya aku masa bodo saja, kulanjutkan aktifitasku agar pekerjaan ku segera selesei. Memang malam ini aku hanya mengenakan daster tanpa lengan dan panjangnya 10cm diatas lutut. Sehingga kulitku yang putih mulus serta kaki jenjangku dapat dilihat siapa saja. Setelah selesei aku segera menyusul suamiku ke kamar, dan ternyata benar sekali jika dia sekarang sedang tertidur. Setelah mengunci pintu kamar akupun membangunkan suamiku, ingin  mengajaknya bercinta karena aku masih merasakan sisa gairah tadi sore. Kubangunkan suamiku dengan menciumi lehernya supaya dia terbangun. Dan ternyta usahaku berhasil, rupanya suamiku tau apa yang kuinginkan. Segera dia mencium bibirku sementara tangan nya meremas payudaraku, ahhh nikmat sekali. Akupun tak tinggal diam, aku kocok kemaluannya yang sudah tegang, sambil kami tetap berciuman. Namun ternyata baru beberapa kali kocokan saja mas Fais sudah keluar sambil meremas kuat payudaraku. Bukan nikmat yang aku terima tapi rasa nyeri, dia pun meminta maaf padaku, dan sebagai gantinya dia akan mengocok vagina ku dengan jarinya, karena kepalang tanggung akhirnya aku iya kan saja. Segera kuangkat dasterku sebatas pinggang hingga kemaluanku yang tertutup celana dalam satin merah pun terlihat. Meskipun aku yakin pemandangan ini sangat menantang setiap lelaki, namun nampaknya suamiku terlihat tidak bergairah karena kemaluannya sudah mengecil lagi. Setelah itu ia lepaskan celana dalam ku dan ia mulai menjilatinya. Nikmat yang tadi terhenti kini kurasakan kembali, perlahan aku mulai mendesah dan menerang sambil tanganku menekan kepala mas Fais supaya dia terus melanjutkan jilatannya. Setelah 15 menit berlalu aku coba memegang kemaluan mas Fais namun hasilnya nihil, kemaluannya sama sekali tidak ereksi. Sementara aku sudah terangsang hebat, setelah capek menjilati kini jarinya mengaduk-aduk vaginaku, desahanku semakin memburu dan wajahku tengadah keatas menikmati setiap tusukan tusukan jarinya berharap aku dapat segera orgasme. Namun kulihat suamiku sepertinya sudah capek dan aku pun mengatakan untuk menyudahi saja. Dia terlihat enggan namun kuyakinkan aku tidak apa-apa sembari mengucaokan I love you untuk menghiburnya. Mas Fais segera tertidur dan aku berbaring disampingnya, kubiarkan vagina ku terekspose karena tak kupakai lagi celana dalamku. Kutatap langit-langit dan tiba-tiba terbayang sosok mas Teguh yang kutemui sore tadi disungai, terbayang badannya yang kekar dengan perut rata serta otot lengan yang kokoh yang menandakan dia adalah pekerja keras dalam artian sesungguhnya, dan tak lupa betapa besar dan panjangnya kemaluan mas Teguh yang berurat itu. Kugelengkan kepalaku tpertanda aku tidak menginginkan bayangan itu, namun nafsuku yang tak tersalurkan tadi menuntut hal yang lain. Perlahan kuraba vaginaku sendiri, kutekan tekan klitorisku dan kugosok bibir vaginaku dengan cepat sembari membayangkan kembali kegagahan mas Teguh yang melakukan itu padaku. Ku tahan desahan desahan ku supaya suamiku tidak terbangun. Setelah beberapa menit, akhirnya kudapatkan orgasmeku yang jarang sekali kudapat dari suamiku. Kulihat sudah pukul 22.00 aku ingin segera tidur supaya besuk tidak bangun kesiangan. Namun sebelum aku terlelap, kembali bayangan mas teguh dan kemaluannya yang besar dan panjang itu ada dipikiranku.

Cukup panas juga udara malam ini, beberapa kali aku terbangun karena kegerahan. Kulihat jam menunjukkan pukul 02.55, sebentar lagi sudah subuh pikirku. Kuambil celana dalam ku diatas lantai akibat pertempuran “kentang” dengan suamiku semalam dan kupakai. Kuberanjak dan kuraih gagang pintu, aku berjalan keluar kamar hanya dengan mengenakan daster dan aku tak memakai BH, sehingga payudaraku yang montok ini cukup kentara dari luar jika aku tidak mengenakan BH. Masih terlalu pagi, sehingga banyak anggota keluarga yang masih terlelap itulah kenapa aku bisa sedikit “terbuka”. Cukup sejuk udara diluar kamar, kuambil gelas dan kuisi air. Kubawa ke samping rumah dan kuminum sambil menikmati sejuknya udara pagi hari. Apalagi angin berhembus cukup kuat sehingga membuat bulu kudukku berdiri termasuk juga puting susuku yang mencuat. Kucoba berjalan-jalan di halaman rumah, sambil berolahraga aku berjalan bolak-balik dan dari kejauhan kulihat seseorang berjalan sambil memikul dua timba air. “mas Teguh” pikirku cepat, lelaki yang membuatku panas dingin dengan kemaluannya yang besar panjang dan berurat. Tak lama kemudian dia sampai juga didepan rumahku dan kemudian menyapaku. “pagi-pagi kok sudah bangun mbak Disha” sapanya ramah. “iya nih mas Teguh, didalam rumah tadi gerah banget, jadinya bangun sekalian deh hitung-hitung olahraga juga” ujarku sambil mengibas-kibaskan kain daster ku dibagian dada sehingga ku yakin mas Teguh dapat melihat tonjolan puting susuku dibalik daster. “iya nih mbak sekarang kan lagi musim kemarau, saya saja dirumah juga tidak pakai baju kalau tidur” ujarnya sambil dia melirik tubuhku. Penampilanku pagi ini memang bisa dibilang sedikit menggoda karena aku hanya mengenakan daster tanpa lengan dan BH yang panjangnya diatas lutut sehingga bahu dan pahaku yang mulus terlihat olehnya. mendengar kata-katanya barusan membuat ku teringat akan kemaluannya yang panjang dan besar itu. “mas Teguh mau ambil air ya?” tanyaku basa-basi. “iya mbak, keburu ‘panas’ jika sudah mulai pagi” jawabnya sambil tersenyum. Entah maksudnya mas Teguh tadi panas tadi itu matahari atau karena dia melihatku seperti ini. “oia mas, jangan panggil mbak lah, kan lebih tua mas Teguh juga, panggil dik saja gak apa-apa” sahutku cepat. “wah ndak enak mbak, karena keluarga mas Fais orang terpandang didesa ini” ujarnya memberi alasan. “gak apa-apa mas, panggil dik aja kalau gak ada orang atau kalau kita ketemu dijalan” balasku. “oia mas, aku ikut kesungai sekalian yah, mau mencuci baju, biar nanti bisa segera bersantai” pancingku padanya. Tanpa menunggu jawabannya aku berjalan kedalam untuk mengmbil ember cucian. Dan benar saja dia menunggu ku, “ayuuk mas, keburu pagi jadi banyak orang nanti” ajak ku sambil memberikan senyum manis. Kami berjalan beriringan menuju sungai didesa ini, masih sepi karena hari masih sangat pagi. Sepanjang jalan kamipun mengobrol dan saling curi-curi pandang. Setibanya disungai, mas Teguh mengambil jarak kurang lebih 100 m dari tempatku mencuci. Aku mengambil tempat mencuci diantara beberapa bebatuan besar karena sekalian mandi pikirku. Ketika hendak mencuci gairah ku yang semalam tertunda bangkit kembali, perlahan tubuhku dialiri perasaan hangat dan payudaraku mengeras. Ada rasa gatal dikemaluanku yang meminta dipuaskan. Awalnya aku hanya ingin sedikit menggoda mas Teguh dengan memberinya tontonan gratis di pagi hari, namun kini justru aku yang sepertinya ingin dia puaskan. Kucoba mencari akal dan akhirnya muncul ide nakal di benakku. “aduuhhh”, teriakku kesakitan supaya didengar mas Teguh. Sambil aku memijit-mijit betisku kulihat mas Teguh berjalan tergesa-gesa kearahku. “kenapa dik???” tanyanya cepat sambil mencoba memijat betis ku. “tadi aku terpeleset mas karena gelap” sahutku beralasan. Mas Teguh tampak serius memijit sambil sesekali aku mengaduh. Pijitannya perlahan seperti sedang mengelus-elus ketika aku tak lagi mengaduh kesakitan. Posisiku saat itu sedang duduk dibawah dengan membungkuk, sementara mas Teguh berada sedikit diatas ku sehingga ku yakin dia bisa mencuri-curi pandang kearah payudara ku yang menggantung bebas dibalik daster karena tak tertutup BH. Dengan terbata-bata dia berkata “maafkan saya dik Disha jika saya lancang mengatakan ini, namun saya benar-benar sangat mengagumi dik Disha, sejak kejadian kemarin sore sepanjang malam saya selalu terbayang kecantikan dan kemolekan tubuh dik Disha apalagi saya belum beristri dik, tolong saya dik???” pintanya. Deg ... jantungku berdegup kencang seolah tak percaya saya akan mendengar kata-katanya itu. Kucoba menenangkan diri dan tidak panik karena takut juga jika nanti aku menolak dan dia akan menyetubuhiku paksa sehingga membuatku kesakitan dan meminta tolong bisa malu juga aku dan keluarga suamiku. “lantas mas Teguh ingin nya bagaimana?” tanyaku perlahan. “saya hanya ingin bisa melepaskan hasrat ini saja dik, saya tidak pernah menyangka jika tadi saya bertemu adik didepan rumah apalagi adik tampak begitu menggoda sehingga saya semakin bergairah”. “ehhh apaan sih mas Teguh mintanya kok itu” sahutku sedikit serius. “ya namanya membantu kan tidak harus dengan bersetubuh dik, kalau saya diperbolehkan, saya ingin mengocok didepan dik Disha” lanjutnya lagi sambil tersenyum karena seperti mendapatkan lampu hijau dan pancingannya berhasil. “apa gak ada cara yang lain to mas? Nanti kalau dilihat orang bagaimana!” sambil aku melirik mengawasi keadaan sekitar yang masih gelap dan sepi. “tenang saja dik, penduduk disini selalu mengambil air jika matahari sudah terang, lagipula sebentar saja dik mungkin ndak sampai 5 menit” lanjut mas Teguh.  Mas Teguh dengan cepat membuka celananya dan beronani di depanku, mendapat tontonan “live” seperti itu perlahan kurasakan celana dalam ku mulai basah. Kulihat perlahan kemaluan mas Teguh memanjang dan membesar, jauh apabila dibandingkan dengan milik suamiku. Merah padam wajahku mendapat tontonan itu, sementara mas Teguh sepertinya menyadari jika aku mulai bergairah. Cukup lama dia mengocok kemaluannya sambil berulangkali menyebut namaku “Indah sekali dik Disha tubuhmu”, “nikmat sekali dik sepongan bibirmu”. Rupanya dia sedang membayangkan aku mengoral kemaluannya. “Cepetan donk mas Teguh!!!”, sahutku yang ketakutan sambil melihat terus kearah sekitar. “coba dik disha dilepas saja dasternya supaya saya bisa cepet keluarnya” pancing mas Teguh. Mungkin idenya tadi ada benarnya juga dengan aku sedikit membantunya mungkin mas Teguh akan cepat selesei. Dengan sedikit enggan aku berdiri bersandar pada batu sambil perlahan mengangkat dasterku keatas sebatas buah dadaku, memperlihatkan celana dalam merah dan payudaraku yang bebas terpampang didepannya. “dilepas sekalian saja dik dasternya biar ndak capek meganggnya” sambil dia mencoba mengangkat kain dasterku keatas. Dengan berat hati aku bantu juga dengan menggerakkan bahuku supaya dasterku bisa dengan mudah terlepas. Ketika aku mencoba melepas daster ini mas Teguh berkata lagi “dik sebaiknya biar cepat keluar dilepas saja sekalian celana dalamnya, nanti kotor kan biar saya juga bisa segera keluar dik”. Tanpa menunggu persetujuanku mas Teguh langsung turun dan menarik celana dalam ku kebawah. Karena kepalang tanggung malah aku mengangkat kakiku sendiri untuk dapat melepas celana dalam itu seluruhnya. “wah dik, badanmu bener-bener indah sekali, sudah gitu cantik lagi orangnya, mimpi apa aku semalam dik” ujar mas Teguh sambil mengocok kemaluannya. Aku pun sedikit takut dan kawatir jika nanti dilihat orang sedang telanjang didepan lelaki yang bukan suamiku apalagi outdoor begini, “Mas udahan ya saya takut dilihat orang…”. “sebentar lagi lah dik, ini gak keluar-keluar, duuhh gimana ini dik?” sahut mas Teguh. “coba bantuin aku dik biar cepet keluar”. Dengan sedikit panik akhirnya kuraih tangan mas Teguh dan mengarahkannya ke payudaraku, terasa hangat dan kasar tangan nya karena terbiasa bekerja keras. Sementara mas Teguh tersenyum kegirangan dan mulai meremasi payudaraku dan memilin-milin puting susuku sambil tangannya yang satu lagi terus mengocok kemaluannya itu. Meski matahari sudah mulai terlihat, namun belum ada tanda-tanda aktivitas warga disungai itu pertanda jika sudah lewat dari lima menit seperti awal yang dikatakan mas Teguh. Dan akhirnya aku pun melenguh untuk pertama kalinya “uuughhh....” sambil memejamkan mata. Mendengar lenguhanku tadi membuat mas Teguh semakin berani karena seperti mendapat ijin untuk berbuat lebih jauh lagi. 

Tiba-tiba mas Teguh menghentikan mengocoknya dan mengarahkan tangan kanan nya kearah liang kewanitaanku yang sudah basah. Sambil memejamkan mata, tanpa sadar kulebarkan kakiku untuk mempermudah mas Teguh memasukkan jarinya. Akhirnya akupun terbuai dan terbawa kedalam permainan yang kuciptakan sendiri. Sambil memejamkan mata aku mendongakkan wajahku menikmati permainan jari mas Teguh di liang senggamaku ‘oooohhh….sss....sshhh… enakkk mass….” Dan tanpa sadar aku mengangkat kaki kiriku untuk bertumpu di batu sebelah mas Teguh duduk sehingga kini liang senggama ku tepat berada sejajar dengannya. Tanpa membuang waktu lagi, mas Teguh segera menjilatinya dan membawaku dipuncak birahi. Mas Teguh sudh sepenuhnya mengendalikan gairahku ia menjilati memekku, memilin putingku dan meremas-remas buah dadaku dan sesekali memainkan jari-jarinja di memekku. “yaaa ammmmppppuunnn…. masss… nikmaaattttt”, racauanku yang mulai tidak jelas. akhirnya aku mendorong Mas Teguh untuk duduk bersandar pada batu yang ada dibelakangnya, kemudian aku kakangi kemaluan mas Teguh dan dengan tangan ku sendiri kugenggam kemaluan mas Teguh yang besar dan panjang dan menuntunnya ke dalam liang senggamaku. Rasa tidak terpuaskan yang dalam beberapa hari ini tidak kudapatkan dari mas Fais akhirnya perlahan kini mulai kunikmati. Rasanya benar-benar sangat sesak sekali kemaluan mas Teguh atau bisa kubilang kontol karena saking besar dan panjangnya itu tidak mampu masuk semuanya menyisakan sepertiga bagian diluar memekku. Sambil meremas buah dadaku sendiri ku merancau “oohhh mas mas Teguhhh” kugoyangkan pinggulku naik turun sementara mas Teguh duduk bersandar pada batu sambil tersenyum penuh kemenangan. Menang karena dia berhasil membuatku Disha Amalia, istri dari laki-laki terhormat didesa ini, kini tengah mencoba mendapatkan kepuasan seksual darinya. “enak dik?” tanya mas Teguh melihat aksi liarku, “mmmpphhh.... ahhhhh..... enak mas, enak bangettthh...” ujarku tak perduli melihat dia tertawa karena aku asik mengayun-ayunkan pinggulku pada kemaluannya yang terasa sangat keras sekali. Berkali-kali kepala kontol mas Teguh menyentuh dinding rahimku, dapat kurasakan setiap inchi dari kontol mas Teguh menarik-narik dinding liang senggamaku ketika aku mengayunkan pinggulku. “enak mana sama mas mu dik?” lanjut mas teguh bertanya. “ooouughhh maaassss.... masss ennnaakkk”, sahutku tak perduli sambil melenguh memejamkan mata. Aku ingin dipuaskannya, aku pukul dadanya sambil tetap aku mengayun-ayunkan pinggulku naik turun, “mass… aku udah gak tahaannn lagiii… mas ayooo goyangin cepetannn”. Namun justru mas Teguh mengangkat pahaku dan membuat terlepas kontol yang tadi mengaduk senggamaku. “maaasss kokk gitu?” ujarku kesal. Namun dengan tertawa seolah merendahkan didorongnya badanku sehingga tangan ku bertupu pada batu dibelakangku. Kuturuti saja apa maunya supaya rasa gatal di liang senggamaku tadi bisa segera terpuaskan. Dan kemudian yang kutunggu-tunggu akhirnya bbleeess.... masuklah kontol mas Teguh “uugghhh” lenguh ku pelan, mas Teguh mulai memaju mundurkan kemaluannya itu perlahan dan semakin kencang menyodok-nyodok memekku. Dapat kurasakan payudaraku yang besar dan sekal itu bergantung berayun bebas akibat sodokan mas Teguh. “aahhh mas Teguh kok belum keluar-keluar sihh, nikkmmaaatt” cerca ku disela sela kenikmatan yang menderaku. Mas Teguh dengan bangga berkata, “ingin kunikmati setiap moment ini dik, sayang jika aku buru-buru keluar, sangat jarang ada wanita cantik yang sudah bersuami bisa kugauli, ingin kubuat kamu puas dengan kontolku ini” ujarnya cabul. Aku benar-benar sudah seperti wanita murahan tak malu-malu lagi melenguh dan mendesah-desah menahan nikmat. Matahari pagi sudah terlihat, tempat kami yang gelap pun kini sudah semakin terang menandakan sudah hampir satu jam lebih aku disteubuhi mas Teguh, namun aku tak perduli aku ingin dipuaskan pagi ini. Terus disodok-sodokkannya kontol mas Teguh sambil kedua tangannya memegangi pinggulku, cepat sekali sodokannya sehingga membuatku merancau “aakkhhhhh maaassssssssssss nikmatttt bgt....aku mau keluaaarrr masss Teguuhhhh”. Namun belum terlihat jika mas Teguh mau keluar, “masss aduhhh gilaaa enakkkk bangettttt….” Ujarku sambil ngos ngosan. Memang kuat sekali stamina mas Teguh ini, sudah lama aku disetubuhi namun dia belum menunjukkan akan berejakulasi. Biasanya suamiku baru sepuluh menit menggenjot memekku, ritme sodokannya sudah tidak beraturan. Namun mas Teguh berbeda, ritme sodokan kontolnya justru makin cepat dan membuatku kewalahan menahan nikmat. Dan tak lama kemudian aku meraih orgasmeku “maaasss....akuu keluuuaarrrrr...” dan membuat lutut ku lemas dan hampir terjatuh karena tanganku tidak kuat lagi bertumpu. Dengan sigap mas Teguh menahanku sehingga aku tidak terjatuh. “kamu cantik sekali dik, tubuhmu juga indah dan memekmu sangat sempit, beruntungnya aku pagi ini bisa menggaulimu dik” ujar mas Teguh memujiku. Mendengar itu pipikupun memerah karena malu. tak bisa kupercaya aku dipuaskan oleh orang yang bukan suamiku, aku disetubuhi habis-habisan dan aku sangat sangat puas. Untuk pertama kalinya  dalam hidupku aku menghianati rumah tanggaku, dengan membiarkan diriku ini digauli lelaki yang belum ada satu hari kukenal, maafkan Disha mas Fais, istrimu ini benar-benar menikmati persetubuhan tadi gumamku dalam hati. Tak ada sesal, yang ada kini rasa puas dan nikmat yang kini mengisi kekosongan hatiku . karena aku benar-benar menikmati dan menginginkannya meskipun awalnya aku hanya berniat sedikit pamer dengan menggoda mas Teguh. Kulihat mas Teguh kembali memakai celana nya “mas mau kemana? Kan mas belum terpuaskan” tanyaku dengan berat hati, “sudah mulai siang dik, sebentar lagi akan banyak yang kesungai. Gak apa-apa dik yang penting kamu sudah terpuaskan, jika dilanjut babti malah terpergok orang dik” jawab mas Teguh. “baik mas, kalau ada kesempatan kita ulangi lagi yah mas, adik janji akan memuaskan mas Teguh” sahut istriku sedikit manja. Kemudian kulihat mas Teguh berjalan menjauh kembali ketempat dia tadi meninggalkan timbanya. Sementara aku dengan rambut yang acak-acakan masih terduduk dan mencoba mengingat lagi peristiwa yang barusan terjadi sambil aku meraih baju daster untuk segera kupakai.  Benar-benar gila, pagi ini ku tinggalkan suamiku yang tadi masih tertidur, dan kemudian aku meraih kepuasan dengan lelaki lain yang baru kukenal kemarin sore dan aku menikmatinya dan tidak menyesal. Disha, kamu benar-benar wanita binal gumamku. 

POV : Fais “Dik, mas mau keluar .....” dan bersamaan dengan itu muncratlah sperma yang cukup banyak ditelapak tangan istriku. Dapat kulihat sedikit raut kekecewaan dari ekor matanya. Memang saat ini kondisi badanku kurang fit, ditambah dengan fantasi yang tidak-tidak pada istriku dan kejadian disungai sore tadi membuat gairahku meledak-ledak namun tak diimbangi dengan stamina yang tinggi. Memang paling lama aku biasa menyetubuhi istriku hanya 15 menit saja, itupun dengan menahan rasa geli diujung penisku. Aku berusaha mencoba memuaskannya kembali, kulihat istriku mulai membuka dasternya menariknya keatas, kucumbui istriku, kujilati bibir kemaluannya namun gairahku tak kunjung juga terbakar, penisku tetap tidak ereksi.  Sepertinya istriku menyadari kekuranganku, dan dia menyuruhku untuk lekas beristirahat dengan kecupan lembut serta ucapan I love you darinya. Segera dia merebahkan diri disampingku, begitupun juga aku segera bergegas memejamkan mata. Aku tidak dapat tertidur meski mata ini terpejam, aku tiba-tiba takut jika istriku akan berbuat curang dibelakangku, menghianati perkawinan ini karena memang sangat jarang dia bisa meraih kepuasan dariku. Waktu rasanya berjalan begitu lambat, apalagi malam ini begitu panas udaranya. Kudengar kokok ayam yang dipelihara ibuku, menandakan hari sudah mulai pagi, dan kurasakan istriku sepertinya juga terbangun. Aku masih berpura-pura tertidur ketika kulihat dia beranjak keluar kamar. Perlahan kuikuti kemana istriku berjalan, ternyata dia mengambil air dan duduk diserambi rumah menikmati dinginnya angin pagi hari. Aku bersembunyi dibalik pintu, jaga-jaga jika nanti istriku balik lagi kekamar aku bisa segera berlari kedalam kamar. Namun sepertinya dia tidak berniat lagi kembali kekamar, malah dia berjalan-jalan dihalaman rumah seperti sedang menunggu sesuatu. Dapat kulihat dari balik dasternya samar-samar putingnya mencuat, duh kenapa tidak pakai BH sih dik, nanti jika ada yang lihat bagaimana batinku.  Dan benar saja , dari tempatku mengintip dapat kulihat dari seberang ada orang yang sedang berjalan menuju jalan didepan rumah, namun istriku malah seperti salah tingkah, siapa sosok yang berjalan itu karena tempatku cukup gelap sehingga tidak jelas. Dan tak lama kemudian tibalah sosok berjalan tadi didepan rumah keluarga kami, dia cukup terkejut melihat istriku hanya berdaster tipis saja yang samar memperlihatkan puting susunya yang mencuat. Lamat-lamat akhirnya aku mengenali sosok itu, dia seorang laki-laki, ya laki-laki yang sepertinya membuat istriku terpesona tadi sore dengan  kemaluannya yang panjang dan besar berurat itu, mas Teguh.

Oh dik, apakah ini hanya kebetulan ataukah ini mimpi burukku karena memfantasikanmu yang tidak-tidak. Kucoba untuk mencubit lenganku sendiri “aduuuhh” pekikku menahan sakit. Ini bukan mimpi, ini alam nyata, dan sekarang kulihat istriku yang dengan pakaian seadanya itu tengah mengobrol akrab dengan mas Teguh. Entah mengapa istriku cepat akrab dengan mas Teguh ini, padahal istriku tipikal wanita yang tidak begitu suka dengan orang baru. Namun kini kulihat istriku sedang tertawa saat berbicara dengan mas Teguh. Kudengar istriku ingin ikut pergi ke sungai untuk mencuci, dia segera berbalik ke arah rumah. Hal ini membuatku kalang kabut, akhirnya aku bersembunyi dikamar mandi, dan berharap istriku tidak kembali kekamar dan segera berangkat ke sungai. Dewi fortuna rupanya ada disampingku, istriku hanya mengambil ember kotor di dekat sumur, kulihat dari lubang fentilasi kamar mandi, istriku sedang merapikan dirinya, membenahi rambutnya yang sedikit acak-acakan. Setelah dia rasa cukup, dia kembali berjalan dengan cepat kedepan. Kutunggu hingga beberapa saat untuk kembali memantau, setelah kurasa cukup aku kembali kedepan dan kulihat halaman rumah sudah sepi, ternyata mereka sudah berangkat menuju sungai. Aku harus bergegas menyusul mereka supaya aku bisa melihat apa yang ada dipikiran istriku. Aku berjalan mengendap-endap melewati kebonan disamping jalan setapak yang mereka lalui, dapat kudengar mereka bercakap-cakap sambil sesekali tangan istriku mencubit pinggang mas Teguh karena mas Teguh melucu. Tidak lama kemudian akhirnya sampai juga mereka disungai, istriku mengambil tempat tidak jauh dari mas Teguh. Aku harus segera mencari posisi yang tepat supaya dapat melihat apa yang akan dikerjakan istriku. Setelah mengendap-endap diantara bebatuan, akhirnya kudapatkan posisi yang pas, tempatnya cukup tersembunyi karena tertutup ilalang dan bebatuan sungai yang berada disebelah istriku. Kulihat istriku sedang duduk diatas batu, tatapannya seperti kosong sedang memikirkan sesuatu. Dan kini kudengar istriku berteriak “aduuhhh...” sambil memegangai betisnya dan kulihat diseberang mas Teguh tergopoh-gopoh berlari kearah istriku. “kenapa dik???” tanyanya  sambil memijit betis istriku.  “ini mas, tadi aku gak sengaja terpeleset” sambil dia memegangi betisnya yang juga dipegang oleh mas Teguh, kedua tangan mereka bersentuhan sementara posisi mas Teguh yang lebih tinggi membuatnya dapat melihat gundukan payudara istriku dari celah dasternya. Lama kelamaan pijitan mas Teguh kulihat seperti sedang mengelus-elus betis istriku dan anehnya istriku malah mendiamkannya dan tak lagi kudengar rintih kesakitan dari istriku. Dalam suasana yang hening itu, tiba-tiba mas teguh berkata dengan kurang ajarnya “maafkan saya dik Disha jika saya lancang mengatakan ini, namun saya benar-benar sangat mengagumi dik Disha, sejak kejadian kemarin sore sepanjang malam saya selalu terbayang kecantikan dan kemolekan tubuh dik Disha apalagi saya belum beristri dik, tolong saya dik???”. Pikiranku kacau berkecamuk tidak karuan antara,tegang,marah,panik, terangsang, aku tidak tahu lagi. Kini dadaku berdegup sangat keras dan kemaluanku langsung ereksi menanti reaksi dari istri tercintaku. “lantas mas Teguh ingin nya bagaimana?” tanya istriku perlahan. “tolong bantu saya melepaskan hasrat dalam diri saya ini dik, saya tidak menyangka akan melihat adik tadi didepan rumah dengan penampilan yang sangat menggoda saya” . “ehh apaan sih mas teguh ini” sahut istriku sedikit marah. “membantu kan tidak harus dengan bersetubuh dik, saya hanya ingin bisa beronani didepan dik Disha “ jawabnya sambil tersenyum kurang ajar. “apa tidak ada cara lain mas untuk membantu mas teguh, aku takut jika dilihat orang?” tanya istriku sepertinya pasrah. “tenang saja dik, hari masih gelap dan jarang ada yang pergi kesungai pagi-pagi dik, lagipula sebentar saja dik gak sampai 5 menit nanti” mas teguh mencoba menepis kekawatiran istriku.  Kulihat istriku menoleh kekiri ndan kekanan memperhatikan  situasi, dan dengan cepat tanpa menunggu persetujuan istriku mas teguh langsung membuka celananya dan beronani didepan istriku. Kini kemaluan mas teguh yang panjang dan besar berurat itu tengah mengacung dengan gagahnya, tampak istriku pipinya memerah karena menahan malu, atau mungkin akhirnya istriku yang cantik itu ikut terangsang terbawa suasana. Sambil mengocok kemaluannya mas teguh meracau menyebut nama istriku, rupanya mas teguh benar-benar tergoda oleh istriku yang cantik ini. “cepetan dong mas, nanti keburu ada orang” ujar istriku, “sebentar lagi dik, kalau terburu-buru aku jadi tidak bisa konsentrasi, coba kamu lepas dastermu dik supaya bisa cepat keluar” pancing mas teguh. Dengan sedikit enggan kulihat istriku berdiri bersandar pada batu dibelakangnya dan mulai mengangkat ujung dasternya keatas sebatas payudaranya. Kini tubuh indah istriku terpampang bebas, memperlihatkan kemulusan dan kemolekan tubuh istriku tercinta dengan payudara yang tergantung begitu menggiurkan. Mas teguh pun terpana, karena wanita yang sangat dikaguminya, istri dari orang yang disegani dikampung ini tengah pasrah memperlihatkan keindahan tubuh padanya. “dilepas saja dik dasternya biar dik Disha tidak kecapekan memegangi nanti” rayu mas Teguh. Istriku dengan pasrah mencoba menarik kain dasternya keatas melewati bahunya, “dik, sini aku bantu melepas celana dalammu ya” tanpa diminta mas teguh langsung memlorotkan celana dalam istriku ke bawah, dan gilanya istriku justru membantunya dengan mengangkat telapak kakinya hingga celana dalam itu sepenuhnya terlepas.

Nampak kemaluan istriku yang sudah basah oleh rangsangan yang secara live diberikan mas teguh. Kini mas teguh tepat berada didepan kemaluan istriku, dan istriku terdiam terpaku melihat mas teguh mengocok kemaluannya lagi. “sungguh indah sekali dik tubuhmu, mimpi apa aku semalam bisa melihatmu seperti ini” puji mas teguh. “mas sudah ya, aku takut jika nanti ketahuan orang” balas istriku. “dik sebentar lagi ya, ini belum mau keluar, atau kamu coba bantuin aku biar bisa segera selesei dik” rayu mas teguh kembali. Dengan sedikit panik kulihat istriku meraih tangan mas teguh dan tanpa ku duga-duga istriku meletakkannya dipayudara besarnya itu. Aku sudah tidak dapat berpikiran dengan jernih lagi karena perasaan cemburu, marah, dan benci itu kalah oleh nafsu dan hasratku untuk melihat lebih jauh lagi. Kulihat mas teguh meremas-remas perlahan payudara istriku yang cantik itu dan sesekali memilin-milin putingnya, sementara istriku memejamkan matanya dan menengadahkan kepalanya keatas, terlihat jelas pipi istriku memerah karena menahan gairah dan malu hingga akhirnya “ugghhhhhhh” istriku melenguh untuk pertama kalinya. Mendengar lenguhan istriku yang menahan nikmat itu membuat mas teguh berani berbuat lebih jauh lagi, karena mas teguh menghentikan kocokannya dan mengarahkan tangannya keliang senggama istriku yang sudah sangat basah oleh cairan cintanya. Tanpa sadar istriku melebarkan kakinya ketika ujung jari mas teguh mulai meringsek memasuki liang kewanitaannya membuatnya terbuai kenikmatan yang dibuatnya sendiri itu. Sudah lama tidak mendapatkan kepuasan seksual dariku rupanya membuat istriku yang cantik itu menjadikan kesempatan ini untuk mendapatkan kepuasan. Sambil mendongakkan kepalanya istriku kembali melenguh untuk kedua kalinya “uuhhhh....ssstttt...mmmmphh” dan tanpa sadar istriku menaikkan kakinya diatas batu disebelahnya sehingga membuat nya mengangkang lebar dan tanpa membuang kesempatan lagi mas teguh langsung melumat liang kewanitaan istriku. Aku panas dingin melihatnya, tanpa sadar tanganku pun mengocok kemaluanku sendiri nyang tak seberapa besar dan panjang bila dibandingkan dengan kemaluan mas Teguh itu. Aku pun ikut terangsang melihat istri yang kunikahi, yang kucintai, dewi cintaku itu kini tengah dilanda birahi dan tengah mencari kepuasan dari orang yang baru dikenalnya. Mas teguh dengan rakusnya menjilati dinding kemaluan istriku, menekan nekan klitorisnya hingga membuat istriku yang cantik ini meracau tanpa sadar ‘’oooohhh….sss….sshhh… enakkk mass….”, kini istriku telah sepenuhnya dalam kendali mas teguh, ia nbegitu sangat menikmati apa yang dilakukan oleh lelaki yang bukan suaminya itu ia tak sungkan lagi untuk mendesah kenikmatan “yaaa ammmmppppuunnn…. masss… nikmaaattttt” teriak istriku berkali-kali. Dan mungkin aku harus merelakan jika mas teguh menyetubuhi istriku yang cantik itu karena ia telah sepenuhnya pasrah akan perlakuan mas teguh. Namun yang tak kuduga, kulihat istriku Disha justru mendorong mas teguh hingga mas teguh terduduk bersandar pada batu dibelakangnya dan... istriku yang cantik kini ia mengakangi kemaluan itu dengan tangannya sendiri memegang kemaluan mas teguh yang panjang dan besar berurat untuk diarahkan pada liang senggamanya. “aaaaaaahhhhhhhh” bersamaan dengan desahan istriku kulihat dia meringis menahan nikmat ketika kemaluan besar mas teguh secara perlahan menghujam kedalam liang senggamanya, istriku sangat menikmati setiap gesekan dari penis besar mas teguh. Kini istriku telah sepenuhnya menghianatiku, diberikannya kenikmatan yang harusnya hanya untukku itu pada lelaki lain. Hatiku hancur melihat pemandangan yang menyayat hati ini, lututku lemas melihat ketika kemaluan mas teguh akhirnya bersarang diliang kenikmatan istriku terlebih lagi karena justru istriku sendiri yang menuntun kemaluan mas teguh untuk menyetubuhinya. Dengan liar istriku mengayun-ayunkan pinggulnya naik turun sehingga payudara indah istriku berguncang hebat. Mas teguh tersenyum melecehkan, karena dia berhasil menyetubuhi istriku bahkan membuat seperti istriku sendiri yang meminta disetubuhi.

Disha istriku yang cantik, yang kucintai itu kini tengah dilanda birahi dan terus merancau tanpa sadar “oohhh mas mas Teguhhh”. “enak mana sama masmu dik?”sahut mas teguh, “hmmmmpppp massss enak” jawab istriku tak jelas. Namun kutahu maksudnya adalah enak disenggamai mas teguh. Rasanya cemburu ketika kudengar istriku menjawab itu, namun aku sudah dimabukkan oleh libido dan nafsuku hingga aku pun semakin panas melihat persetubuhan mereka. “mas ayoo goyangin cepetan ...aku mau keluar ahhh” pinta istriku. Namun mas teguh bukannya menuruti permintaan istriku justru malah mengangkat paha istriku hingga kemaaluannya terlepas “lho mas kok ???” belum sempat istriku menyelesaikan perkataannya, mas teguh mendorong tubuh istriku kedepan hingga istriku itu bertumpu pada batu didepannya. Rupanya mas teguh ingin mengganti posisi karena dirasanya posisi tadi kurang nyaman. Istriku dengan posisi setengah menungging itu terlihat sangat seksi sekali, payudaranya bergantung sangat indah, besar namun sekal tidak kendur. Dapat kulihat kemaluan mas teguh yang besar dan panjang berurat itu kini mengkilap oleh cairan cinta istriku tadi. bleesss....Perlahan didorongnya kemaluannya itu memasuki liang senggama istriku,  istriku kembali mendongakkan kepalanya meringis menahan nikmat. “uugghhhh” lenguh istriku pelan ketika kemaluan itu telah menyentuh dinding rahimnya namun masih menyisakan 15 cm karena tidak bisa masuk saking panjangnya. mas Teguh mulai memaju mundurkan kemaluannya itu perlahan dan semakin kencang menyodok-nyodok liang senggama istriku. Dapat kulihat payudaraku yang besar dan sekal itu bergantung berayun bebas akibat sodokan mas Teguh. “aahhh mas Teguh kok belum keluar-keluar sihh, maaass  nikkmmaaatt” cerca istriku disela sela kenikmatan yang menderanya. Mas Teguh dengan bangga berkata, “ingin kunikmati setiap moment ini dik, sayang jika aku buru-buru keluar, jarang ada wanita cantik yang sudah bersuami bisa kugauli, ingin kubuat kamu puas dengan kontolku ini” ujarnya cabul. istriku benar-benar sudah seperti wanita murahan tak malu-malu lagi melenguh dan mendesah-desah menahan nikmat, hingga dia tidak perduli siapa dirinya, siapa laki-laki yang sedang menyetubuhinya dan diamana dia berada. Hingga tak terasa Matahari pagi sudah terlihat, sudah hampir satu jam mas teguh menyetubuhi istriku, namun mereka seolah tak perduli terus disodok-sodokkannya kemaluan mas Teguh sambil kedua tangannya memegangi pinggul istriku, cepat sekali sodokannya sehingga membuat istriku merancau “aakkhhhhh maaassssssssssss nikmatttt bgt….aku mau keluaaarrr masss Teguuhhhh”. “masss aduhhh gilaaa enakkkk bangettttt….” Ujarku sambil ngos ngosan. Memang kuat sekali stamina mas Teguh ini, sudah lama dia menyetubuhi istriku namun dia belum menunjukkan akan berejakulasi. Biasanya aku hanya bertahan tak lebih dari 15 menit ketika menyetubuhi istriku, namun mas teguh benar-benar luar biasa hingga membuat istriku lupa siapa dirinya. Dan tak lama kemudian istriku meraih orgasmenya “maaasss….akuu keluuuaarrrrr…” teriak istriku cukup kencang dan diikuti jatuhnya tubuh istriku akibat lututnya lemas menahan beban ketika disetubuhi tadi. Dengan sigap mas teguh menahan tubuh istriku dan merebahkannya didada mas teguh yang bidang itu. “kamu cantik sekali dik, tubuhmu juga indah dan memekmu sangat sempit, beruntungnya aku pagi ini bisa menggaulimu dik” ujar mas Teguh memuji istriku. Mendengar pujian itu, pipi istriku bersemu merah karena malu. Aku masih berharap ini semua hanyalah mimpi dari tidurku semalam, melihat istriku yang cantik itu  digauli disetubuhi habis habisan dan istrikupun terlihat sangat puas dengan persetubuhan itu hingga tak kulihat raut penyesalan dari wajahnya. Tak lama kemudian mas teguh terlihat kembali mengenakan celananya “mas mau kemana? Kan mas belum dapat kepuasan???”tanya istriku dengan berat hati. “sudah mulai siang dik, sebentar lagi akan banyak yang kesungai. Gak apa-apa dik yang penting kamu sudah terpuaskan, jika dilanjut nanti malah terpergok orang dik” jawab mas Teguh. “baik mas, kalau ada kesempatan kita ulangi lagi yah mas, adik janji akan memuaskan mas Teguh” sahut istriku dengan senyumannya. aku marah, cemburu , kesal dan emosi, melihat senyum istriku cantik sekali, indah sekali senyumannya yang baru kali ini aku melihatnya. Senyuman yang seperti sangat ingin sekali disetubuhi dan digauli lagi oleh mas teguh. Kemudian mas teguh berjalan meninggalkan istriku yang melihatnya dari belakang, istriku tampak sangat menggairahkan seusai disetubuhi habis-habisan oleh mas teguh. Ingin sekali aku langsung menubruknya dan menggaulinya, namun jika aku lakukan tentu perkawinanku akan hancur karena aku mengetahui penyelewengannya dan jika itu terjadi aku tak tahu jika kami bercerai nanti, apakah justru semakin membuat istriku bebas untuk bersetubuh dengan siapapun, mencari lelaki mana yang dia rasa mampu memuaskannya namun jika aku pertahankan apakah aku sanggup menahan amarah, cemburu, libido dan gairah jika mengingat hari ini dan apa yang akan terjadi kemudian hari, entahlah...

Bersambung....

9 years ago

Selingkuh

Setelah kejadian di mall beberapa waktu yang lalu, kehidupan kami berjalan seperti biasanya, baik suami dengan teman-temannya juga tetap bertegur sapa meskipun ada rasa canggung. Saya pun juga dapat menjalani hidup dg baik dan bahkan ada rasa “nakal” yang tiba-tiba menjadi bagian dari sifat saya. Heru, 32 th, adalah teman sekantor suamiku yang sebaya dengannya, dimana pada waktu itu dia tidak ikut dalam acara makan malam.

Sebut saja aku Disha, usia 28 th. Heru dan suamiku sering bermain tenis bersama di sekitaran taman Sekartaji, entah mengapa setiap Heru datang kerumah menjemput suamiku ia selalu menyapaku dengan senyumnya yang khas, sorotan matanya yang dalam selalu memandangi diriku sedemikian rupa apalagi sewaktu aku memakai daster yang agak menerawang tatapannya seakan menembus menjelajahi seluruh tubuhku.

Aku benar benar dibuat risih oleh perlakuannya, sejujurnya aku merasakan sesuatu yang aneh pada diriku, walaupun aku telah menikah 2 tahun yang lalu dengan suamiku, aku merasakan ada suatu getaran dilubuk hatiku ditatap sedemikian rupa. Suatu hari suamiku pergi dinas keluar kota selama 4 hari. Pas di hari minggu Heru datang kerumah maksud hati ingin mengajak suamiku bermain tenis, pada waktu itu aku sedang olahraga dirumah dengan memakai hot pant ketat dan tanktop.

Ketika kubuka pintu untuknya ia terpana melihat liku liku tubuhku yang seksi tercetak jelas di tanktop dan celana pendekku yang serba ketat itu. Darahku berdesir merasakan tatapannya yang tajam itu. Kukatakan padanya suamiku keluar kota sejak 2 hari lalu, dia hanya diam terpaku dengan senyumannya yang khas tidak terlihat adanya kekecewaan diraut mukanya, tiba-tiba ia berkata “..Disha mau tidak gantiin suamimu, main tenis dengan saya..” Giliran aku yang terpana selama menikah belum pernah aku pergi keluar dengan laki laki selain suamiku tetapi terus terang aku senang mendengar ajakannya, dimataku Heru merupakan figure yang cukup ‘gentleman’.

Sementara aku masih ragu-ragu tiba tiba dengan yakin ia berkata “..Cepet ganti pakaian aku tunggu disini..” Entah apa yang mendorongku untuk menerima ajakannya aku langsung mengangguk sambil berlari kekamarku untuk mengganti pakaian. Dikamar Aku termangu hatiku dagdigdug seperti anak SMU sedang berpacaran lalu aku melihat diriku dicermin kupilih baju baju tenisku lalu ketemukan rok tenis putihku lalu kupakai dengan blous ‘you can see’ setelah itu kupakai lagi sweater, wouw.. cukup seksi juga aku ini.., setelah itu aku pakai sepatu olahragaku lalu cepat cepat aku temui Heru didepan pintu “..Ayo Her aku sudah siap..” Heru hanya melongo melihat pakaianku. Jakunnya terlihat naik turun.

Singkat kata aku bermain tenis dengannya dengan penuh ceria, kukejar bola yang dipukulnya, rok miniku berkibar, tanpa sungkan aku biarkan matanya menatap celana dalamku, ada perasaan bangga dan gairah setiap matanya menatap pantatku yang padat bulat ini. Saking hotnya aku mengejar bola tanpa kuduga aku jatuh terkilir, Heru menghampiriku lalu mengajakku pulang. Setiba di rumah, kuajak Heru untuk mampir dan ia menerimanya dengan senang hati. Heru memapahku sampai ke kamar, lalu membantuku duduk di ranjang. Dengan manja kuminta ia mengambilkan aku minuman di dapur, Heru mengambilkan minuman dan kembali ke kamar mendapatkan aku telah melepas sweater dan sedang memijat betisku sendiri. Ia agak tersentak melihatku, karena aku telah menanggalkan sweaterku sekarang tinggal memakai blous “you can see” longgar yang membuat ketiak dan buah dadaku yang putih mulus itu mengintip nakal, posisi kakiku juga menarik rokmini olahragaku hingga pahaku yang juga putih mulus itu terbuka untuk menggoda matanya.

Tampak sekali ia menahan diri dan mengalihkan pandangan saat memberikan minuman kepadaku. Memang “gentleman” pria ini. penampilannya agak kaku tetapi disertai sikap yang lembut, kombinasi yang tak kudapatkan dari suamiku, ditambah berbagai macam kecocokan di antara kami. Mungkin inilah yang mendorongku untuk melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang wanita yang sudah bersuami. Aku menggeser posisiku mendekatinya, lalu kucium pipinya sebagai ucapan terimakasihku. Heru terkejut, namun tak berusaha menghindar bahkan ia menggerakan wajahnya sehingga bibirku beradu dengan bibirnya. Kewanitaanku bangkit walaupun aku tahu ini adalah salah tetapi tanpa kusadari ia mencium bibirku beberapa saat sebelum akhirnya aku merespon dengan hisapan lembut pada bibir bawahnya yang basah.

Kami saling menghisap bibir beberapa saat sampai akhirnya aku yang lebih dulu melepas ciuman hangat kami. “Her..” kataku ragu. Kami saling menatap beberapa saat. Komunikasi tanpa kata-kata akhirnya memberijawaban dan keputusan yang sama dalam hati kami, lalu hampir berbarengan, wajah kami sama-sama maju dan kembali saling berciuman dengan mesra dan hangat, saling menghisap bibir, lalu lama kelamaan, entah siapa yang memulai, aku dan Heru saling menghisap lidah dan ciuman pun semakin bertambah panas dan bergairah. Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Heru mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa menyentuh ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku semakin melayang perasaanku, dan menikmati kelembutan yang memancing gairah ini. Kembali Heru yang melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas, ia mendorong tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yang menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku.

Heru mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai barang milikku yang paling sensitif yang masih terbalut celana dalam itu dengan lembut namun pasti. “Mmhh.. Heruu..sudah terlalu jauh Her..” desahku di sela-sela ciuman panas kami. Aku agak lega saat tangan kekarnya meninggalkan selangkanganku, namun ia mulai menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku, lalu ia loloskan dari kepalaku. Buah dadaku yang montok dan puting susuku membayang menggoda dari BH-ku yang tipis dan seksi, membuatnya semakin penasaran. Ia kembali mencium bibirku, namun kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku, untuk kembali lagi ke bibir dan lidahku.

Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku yang saat itu sudah tegak mengacung. Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku melihat dada bidang dan kekar, serta perut sixpacknya di depan mataku. Tak lama ia pun memutuskan untuk mengalihkan godaan bibirnya ke buah dadaku yang masih terbalut BHku. Diciumi buah dadaku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku untuk melepas kait BH-ku. Sama sekali tidak ada protes dariku iapun melempar BH-ku ke lantai sambil tidak buang waktu lagi mulai menjilati putingku yang memang sudah menginginkan ini dari tadi. “Ooohh.. sshh.. aachh.. Heruu..” desahku langsung terlontar tak tertahankan begitu lidahnya yang basah dan kasar menggesek putingku yang terasa sangat peka.

Heru menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini, “..Oooh Heru suuddhaah.. Herr.. stoop..!!” tetapi Heru terus saja merangsangku bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini ia benar-benar telanjang bulat. Kontolnya yang besar dan berotot mengacung tegang, karuan aku terbelalak melihatnya, besar dan perkasa lebih perkasa dari kontol suamiku, vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan. Oh..tak kupikirkan akibat dari keisenganku tadi yang hanya ingin mencium pipinya saja sekarang sudah berlanjut sedemikian jauh. Heru melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik rokku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas pinggiran CD ku, semili lagi menyentuh bibir vaginaku.

Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi akal sehatku masih menyatakan bahwa ini perbuatan yang salah. Akhirnya, dengan menyibakkan celana dalamku, Heru mengalihkan jilatannya kerambut kemaluanku yang telah begitu basah penuh lendir birahi. “ggaahh.. Heeruu..stoop..ohh..” bagaikan terkena setrum rintihanku langsung menyertai ledakan kenikmatan yang kurasakan saat lidah Heru melalap vaginaku dari bawah sampai ke atas, menyentuh klitorisku.

Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar berotot Heru berlutut di depanku. Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat batang kontolnya yang tegang besar kekar berotot berbeda dengan punya suamiku yang lebih kecil. Oohh..betul betul luar biasa napsu birahiku makin mengebu gebu. Entah mengapa aku begitu terangsang melihat batang kemaluan yang bukan punya suamiku.Oooh begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang karena aku tahu sebentar lagi aku akan disetubuhi oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu birahiku terus mengelegak. Kupasrahkan diriku ketika Heru membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu Heru menurunkan pantatnya dan menuntun kontolnya ke bibir vaginaku. Kerongkonganku tercekat saat kepala kontol Heru menembus vaginaku.”Hngk! Besaar..sekalii..Heer..” Walau telah basah berlendir, tak urung kontolnya yang demikian besar kekar berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yang belum pernah merasakan sebesar ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.

Tanpa terburu-buru, Heru kembali menjilati dan menghisap putingku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah kontolnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk kontol berotot ini ke dalam liang kenikmatanku tahap demi tahap. Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan yang semakin bergairah. Akhirnya napsu birahikulah yang menang laki laki perkasa ini benar benar telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku dan yang timbul adalah rangsangan dahsyat yang membuatku ingin mengarungi permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.

“Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. heeruu.. masukin kontolmu yang dalaam..!! oouch.. niikmaat.. heerr..!! Baru kali ini lobang vaginaku merasakan ukuran dan bentuk kontol yang bukan milik suamiku, yang sama sekali baru ..besaar dan perkasaa.., aku merasakan suatu rangsangan yang hebat didalam diriku. Seluruh rongga vaginaku terasa penuuh, kurasakan begitu nikmatnya dinding vaginaku digesek batang kontolnya yang keras dan besaar..! Akhirnya seluruh batang kemaluannya yang kekar besar itu tertelan kedalam lorong kenikmatanku, memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku, Heru mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, “..oouch.. niikmaat.. heeruu..!!” aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh kenikmatan.

“hh.. sshh.. hh.. Heerruu.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sahyangghh..” Heru membalas dengan pertanyaan “Ohh.. Disha nikmatan mana dengan kontol suamimu..?” otakku benar benar terhipnotis oleh kenikmatan yang luar biasa..! jawabanku benar benar diluar kesadaranku “Ohh ssh Heruu. kontolmu besaar sekalii..! jauh lebih nikmaat ..!! Heru makin gencar melontarkan pertanyaan aneh aneh, “..hh..Disha lagi diapain memekmu sama kontolnya Heru..?” aku bingung menjawabnya, “Bilang lagi dientot..!” Heru memaksaku untuk mengulangnya, tapi dasar aku lagi terombang ambing oleh buaian birahi akupun tidak malu malu lagi mengulangnya “hh.. hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang..”

Terus menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Heru kembali menari di putingku yang memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Rasa kesemutan berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak berpusat dari vagina dan putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu dahsyat sehingga terasa seakan tubuhku melayang. Kontolnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding vaginaku yang mencengkeram erat.

Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yang intensitasnya terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini meledak dalam seluruh tubuhku. Desahanku sudah berganti dengan erangan erangan liar kata kataku semakin vulgar. “Ahh.. Ouchh.. entootin terus sayaang.. genjoott.. habis memekku..!! genjoott.. kontolmu sampe mentok..!!” Ooohh.. Herruu.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!” mendengar celotehanku, Heru yang kalem berubah menjadi semakin beringas seperti banteng ketaton dan yang membuat aku benar benar takluk adalah staminanya yang bukan maiin perkasaa.., tidak pernah kudapatkan seperti ini dari suamiku.

Aku benar benar sudah lupa siapa diriku yang sudah bersuami ini, yang aku rasakan sekarang adalah perasaan yang melambung tinggi sekali yang ingin kunikmati sepuas puasnya yang belum pernah kurasakan dengan suamiku. Heru mengombang ambingkan diriku di lautan kenikmatan yang maha luas, seakan akan tiada tepinya. Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku yang begitu dahsyatnya menggulung diriku “Ngghh.. nghh .. nghh.. Heruu.. Akku mau keluaar..!!” pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, Heru mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan batang kemaluannya dalam dalam dengan memutar mutar keras sekalii.. Clitorisku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. “..aacchh.. Heruu.. niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!”

Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti ‘forever’ menyemburkan lendir orgasme dalam vaginaku, kupeluk tubuh Heru erat sekali wajahnya kuciumi sambil mengerang mengerang dikupingnya sementara Heru terus menggerakkan sambil menekan kontolnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili kontolnya menggesek dinding vaginaku menghasilkan suatu kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan dalam tubuhku yang tidak bisa kulontarkan dengan kata kata. Beberapa detik kenikmatan yang terasa seperti ‘forever’ itu akhirnya berakhir dengan tubuhku yang terkulai lemas dengan kontol Heru masih di dalam vaginaku yang masih berdenyut-denyut di luar kendaliku. Tanpa tergesa-gesa, Heru mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat, membuatku benar-benar merasa aman, terlindung dan merasa sangat disayangi. Ia sama sekali tidak menggerakkan kontolnya yang masih besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah.

Setelah aku kembali “sadar” dari ledakan kenikmatan klimaks yang memabukkan tadi, aku pun mulai membalas ciumannya, memancing Heru untuk kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Sekarang aku tidak canggung lagi bersetubuh dengan teman suamiku ini. Gairahku yang sempat menurun tampak semakin terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan kontolnya pada dinding vaginaku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan aku semakin berani melayani gairahnya yang memang tampaknya makin liar saja.

Genjotan kontolnya pada vaginaku mulai cepat, kasar dan liar. Aku benar-benar tidak menyangka bisa terangsang lagi, biasanya setelah bersetubuh dengan suamiku setelah klimax rasanya malas sekali untuk bercumbu lagi tapi kali ini Heru memberiku pengalaman baru walau sudah mengalami klimax yang maha dahsyat tadi tapi aku bisa menikmati rangsangannya lagi oleh genjotan kontolnya yang semakin bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir birahiku menetes lagi bertubi-tubi dari dalam vaginaku.

Lalu Heru memintaku untuk berbalik, ooh ini gaya yang paling kusenangi “doggy sle” dengan gaya nungging aku bisa merasakan seluruh alur alur batang kemaluan suamiku dan sekarang aku akan merasakan batang yang lebih besar lebih perkasa oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas “..Yeess..Herr..masukin kontol gedemu dari belakang kelobang memekku..” Heru pun menatap liar dan yang ditatap adalah bokongku yang sungguh seksi dimatanya, bongkahan pantatku yang bulat keras membelah ditengah dimana bibir vaginaku sudah begitu merekah basah dibagian labia dalamku memerah mengkilat berlumuran lendir birahiku mengintip liang kenikmatanku yang sudah tidak sabar ingin melahap batang kemaluannya yang sungguh luar biasa itu. Sambil memegang batang kontolnya disodokannya ketempat yang dituju ”Bleess..” ..Ooohh.. Heruu.. teruss.. Herr.. yang.. dalaam..!! mataku mendelik merasakan betapa besaar dan panjaang batang kontolnya menyodok liang kenikmatanku, urat urat kemaluannya terasa sekali menggesek rongga vaginaku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini. Hambatan yang selalu kuhadapi dengan suamiku didalam gaya ‘doggy sle’ ini adalah pada waktu aku masih dalam tahap ‘menanjak’ suamiku sudah terlalu cepat keluar, suamiku hanya bisa bertahan kurang dari dua menit.

Tetapi Heru sudah lebih dari 15 menit menggarapku dengan gaya ‘doggy sle’ ini tanpa ada tanda tanda mengendur. Oh bukan maiin..! bagai kesurupan aku menggeleng gelengkan kepalaku, aku benar benar dalamkeadaan ekstasi, eranganku sudah berubah menjadi pekikan pekikan kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga batang kontol yang besaar dan panjaang itu lenyap tertelan oleh kerakusan lobang vaginaku. kenikmatanku bukan lagi pada tahap “menanjak” tapi sudah berada di awang-awang di puncak gunung kenikmatan yang tertinggi.

“Hngk.. ngghh..Heruu..akuu mau keluaar lagii.. aargghh..!!” aku melenguh panjang menyertai klimaksku yang kedua yang kubuat semakin nikmat dengan mendorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan kontolnya yang besar sedalam-dalamnya di dalam vaginaku, sambil kukempot kempotkan vaginaku serasa ingin memeras batang kemaluannya untuk mendapatkan seluruh kenikmatan semaksimum mungkin. Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukan Heru yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun Heru menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan yang maha nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya dengan suamiku.

Heru memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. “Disha aku belum keluar sayang..! tolongin aku isepin kontolku sayaang..!” Aku benar benar terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Heru belum juga keluar, bukan main perkasanya. biasanya malah suamiku lebih dulu dari aku klimaksnya kadang kadang aku malah tidak bisa klimaks dengan suamiku karena suamiku suka terburu buru.

Merasa aku telah diberi kepuasan yang luar biasa darinya maka tanpa sungkan lagi kuselomot batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya bahkan selangkangannya ketika kulihat Heru menggeliat geliat kenikmatan, “..Ohh yess Dis.. nikmat sekalii.. teruss hes.. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh.. Disha.. saayaangg..!!” Heru mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja menyelomot batang kemaluannya yang besar, untuk makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan batang kemaluannya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak hentakan kebelakang, benar saja melihat gerakan erotisku Heru makin mendengus dengus bagai kuda jantan liar, dan tidak kuperkirakan yang tadinya aku hanya ingin merangsang Heru untuk bisa cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku bangkit lagi vaginaku terasa berdenyut denyut clitorisku mengeras lagi.

Ohh.. beginikah multiple orgasme yang banyak dibicarakan teman temanku? Selomotanku makin beringas, batang yang besar itu yang menyumpal mulutku tak kupedulikan lagi kepalaku naik turun cepat sekali, Heru menggelinjang hebat, akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali batang kemaluannya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas kontolnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih batang kemaluannya lalu kududuki sembari ku tuju ke vaginaku yang masih lapar itu. Bleess.. aachh..aku merasakan bintang bintang di langit kembali bermunculan. “..Ooohh..Disha..kau sungguuh seksxyy.. masuukin kontolku..!!” Heru memujiku setinggi langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya bahkan bisa kukatakan baru pertama kali inilah aku begitu antusias, begitu beringas bagai kuda betina liar melayani kuda jantan yang sangat perkasa ini. “..Yess.. Heruu.. yeess.. kumasukkan kontolmu yang perkasa ini..!” kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga batang kontol yang besar itu melesak dalaam sekali.. “..aachh.. Disha.. putaar.. habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!” giliran Heru merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya, tidak bisa kulukiskan betapa nikmatnya perasaanku, tubuhku terasa seringan kapas jiwaku serasa diombang ambing di dalam lautan kenikmatan yang maha luas kucurahkan seluruh tenagaku dengan memutar menggenjot bahkan menekan keras sekali pantatku, kali ini aku yang berubah menjadi ganas dan jalang, bagaikan kuda betina liar aku putar pinggulku dan bagai penari perut meliuk meliuk begitu cepat.

Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir habiss.. bahkan kukontraksikan otot-otot vaginaku sehingga kontol yang besar itu terasa bagai dalam vacum cleaner terhisap dan terkenyot didalam liang vaginaku. Dan yang terjadi adalah benar benar membuatku bangga sekali, Heru bagai Layang-layang putus menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, sekali-kali ingin melepaskan tubuhku darinya tapi tidak kuberikan kesempatan itu bahkan kutekan lagi pantatku lebih keras, batang kontolnya melesak seluruhnya bahkan rambut kemaluannya sudah menyatu dengan rambut kemaluanku, clitorisku yang lapar akan birahi sudah mengacung keras makin merah membara tergencet batang kemaluannya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, buah zakarnya kuraih dan kuremas-remas, “..Ooohh.. aachh.. yeess.. Heess.. yeess..!!” Heru membelalakan matanya sama sekali tidak menyangka aku menjadi begitu beringass..begitu liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Heru bangkit, dengan posisi duduk ia menylomot buah dadaku… aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua buah dadaku. “..selomot.. pentilku.. dua. duanya.. Herr..yeess..!! …sshh.. …oohh..!! mataku menjadi berkunang kunang, “..Ooohh.. Disha.. nikmatnya bukan main posisi ini..! batang kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!” Heru mendengus-dengus kurasakan batang kontolnya mengembung pertanda spermanya setiap saat akan meletup, “..Ohh.. sshh..aahh.. Heruu ..keluaar.. bareeng..sayaannghh..!! jiwaku terasa berputar putar..! “..yess..Hess..aku… keluarkan diluar apa didalam..?”. “..Ohh.. Heru kontoolmu.. jaangaahhn.. dicabuut.. keluarin.. didalaam..!! Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt kenikmatan tubuhku bergetar hebat sekalii..! dan tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam rahimku, “..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh.. nikmaatnya.. memekmu Disha..!!” Heru memuncratkan air maninya di dalam rongga vaginaku, terasa kental dan banyak sekali. Akupun mengelinjang hebat sampai lupa daratan “..Nggkkh.. sshh.. uugghh.. Heerru.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh.. sayaahng.. aarrgghh..!! gelombang demi gelombang kenikmatan menggulung jiwaku, ooh benar benar tak kusangka makin sering klimaks makin luar biaasaa rasa nikmatnya jiwaku serasa terbetot keluar terombang ambing dalam lautan kenikmatan yang maha luas. Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai batang kontolnya pantatnya pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali.

Seluruh tetes air maninya kuperas dari batang kemaluannya yang sedang terjepit menyatu di dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya sungguh luar biaasaa!! Oohh Heru aku kuatir akan ketagihan dengan batang kontolmu yang maha dahsyat ini!! Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, klimaks yang ketiga ini membuat tubuhku terasa lemas sekali, Heru sadar akan keterbatasan tenagaku, akhirnya ia membaringkan tubuhku di dadanya yang kekar, aku merasakan kenyamanan yang luar biasa, kepuasanku terasa sangat dihargainya. Tiga kali klimaks bukanlah hal yang mudah bagiku untuk mendapatkannya didalam satu kali permainan seks. Heru telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!! akan kukenang kejadian ini selama hidupku. Tiba tiba Heru melihat jam lalu dengan muka sedih ia mengatakan kepadaku bahwa ia harus menemui seseorang 10 menit lagi, akupun tak kuasa menahannya, aku hanya mengangguk tak berdaya. Sepeninggal  Heru dari rumah, aku termenung sendirian di ranjang. Suatu kejadian yang sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam kesadaranku. Aku telah menikmati perbuatan seks dengan sahabat suamiku bahkan harus kuakui, aku betul betul menikmati kedahsyatan permainan seks dengan sahabat suamiku itu. Tetapi aku telah mengkhianati suamiku. Aku mulai merasakan sesuatu yang salah, sementara di lain pihak, aku sangat menikmatinya.

Hati dan akal sehat terpecah dan menyeretku ke dua arah yang berlawanan. Pergumulan batin terjadi membuatku limbung. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba melupakan kejadian barusan. Namun hingga kini, pergumulan batin dalam diriku masih terus berlangsung. Di lain pihak aku tetap ingin mencintai suamiku, walaupun ia tak bisa memberikan apa yang telah diberikan orang lain kepadaku.


Tags
9 years ago

(Curhat suami) Akibat Memamerkan Istri

Saya seorang suami di Kediri. Saya sudah menikah sekitar 5,5 tahun. Istri saya, sebut saja namanya Disha, merupakan seorang wanita yang sangat cantik. Hingga saat ini saya merasa beruntung dapat meminangnya.

Pernikahan kami cukup bahagia, namun saya memiliki hobi, yang mungkin bagi beberapa orang sedikit aneh, yaitu saya sangat senang "memamerkan" istri saya. Saya sering menyuruh istri saya mengenakan baju yang cukup terbuka saat berjalan bersama saya. Pandangan kagum para pria ke istri saya membuat saya merasa bangga. Istri saya awalnya merasa risih, namun lama-kelamaan istri saya sudah terbiasa mengenakan pakaian yang seksi ketika berjalan bersama saya, bahkan istri saya mengakui bahwa dia juga menikmati pandangan kagum dari para pria yang melihatnya. Istri saya mengakui bahwa variasi seperti ini juga membuatnya semakin terangsang.

Suatu ketika saya mengajak beberapa teman kerja saya untuk berkunjung ke rumah saya. Kebetulan saat itu istri saya juga baru pulang kerja hingga belum sempat menyiapkan makanan, oleh karena itu saya mengajak istri saya bersama teman-teman saya untuk makan di salah satu mall di Kediri. Teman-teman saya setuju, maka saya dan istri saya meminta waktu untuk berganti pakaian sebentar.

Ketika berada di kamar, saya menyuruh istri saya mengenakan baju yang sexy. Awalnya istri saya menolak karena malu dengan teman-teman kerja saya, namun saya terus merayunya hingga istri saya mau mengikuti keinginan saya.

Istri saya mengenakan sebuah gaun hitam berbentuk kemben dengan bawahan yang pendek. Warna gaun tersebut membuat warna kulit istri saya yang putih semakin kontras. Sementara rambut panjang istri saya diikat keatas yang memperlihatkan lehernya yang jenjang. Teman-teman kerja saya yang melihat dandanan tidak dapat menyembunyikan rasa terkejut mereka. Menyadari tatapan teman-teman saya, istri saya tampak sedikit salah tingkah, namun juga tampak bangga. Istri saya bahkan sempat berbisik pada saya, "sayang ... temen-temenmu pada melongo tuh" Saya hanya menahan senyum.

Kami pergi ke salah satu mall di kota kami dengan mengendarai mobil saya. Istri saya dan saya duduk di depan, sementara saya melihat dari spion teman-teman saya mencuri terus mencuri pandang ke arah istri saya. Melihat itu saya mengirim SMS ke istri saya, "Sayang, pada mupeng tuh... Tambah godain dong" Istri saya membaca SMS saya sambil tersenyum dan membalas, "Yang pengen digodain kamu kan benernya"

Namun istri saya menuruti saya dengan sifat isengnya. Istri saya pura-pura membetulkan rambutnya sambil mengangkat kedua tangannya. Hal itu tentu membuat kedua payudara istri saya semakin menonjol. Tidak berhenti sampai disitu, istri saya berpura-pura menjatuhkan jepit rambutnya ke belakang, kemudian membalikan tubuhnya ke belakang untuk meminta tolong teman saya mengambilkan jepit rambutnya.

Saat tubuh istri saya menghadap ke belakang, kedua tangannya tetap berada diatas menahan rambutnya, tentu saja kedua ketiak istriku yang mulus serta payudaranya yang cukup montok seakan dipamerkan ke teman-teman saya. Saya melihat teman-teman saya sempat tertegun beberapa saat sebelum mengambilkan jepit rambut istri saya tersebut. Sesampainya di mall, seperti dugaan saya, banyak pria yang mencuri pandang ke istri saya.

Selesai makan, teman-teman saya mengatakan ingin pergi ke ruangan merokok sebentar, karena saya tidak merokok maka saya mengatakan akan menunggu mereka di salah satu toko yang menjual baju sambil menemani istri saya belanja.

Saat sedang berbelanja, saya pura-pura menjauh dari istri saya seakan-akan tidak saling kenal, untuk membiarkan para pria mencuri pandang padanya. Kebetulan saya melihat ada 3 anak muda yang terus memperhatikan istri saya sambil berbisik-bisik. Saat itulah timbul ide gila saya. Saya lalu mengirim SMS ke istri saya, "Sayang, liat tuh 3 anak muda disana, udah mupeng banget, kayaknya ga tahan liat kamu... Ga pengen kamu godain?" Istri saya membalas, "Iya mereka ngeliatin terus, pengen godain sih say, cuma kayaknya serem, kaya preman tuh mereka" Saya kembali membalas "ah ini kan di mall, bisa apa mereka, isengin dikit aja, pura-pura jalan depan mereka gitu" Istri saya membalas SMS saya, "hmm.... kalau cuma jalan kurang seru... Sayang perhatiin aku ya, aku mau ngerjain mereka" Sifat usil istri saya yang sedikit genit kembali muncul.

Istri saya pura-pura memilih baju di dekat mereka, kemudian berjalan ke arah kamar ganti. Seperti yang kami duga, ketiga pria tersebut membuntuti istri saya ke kamar ganti. Kamar ganti di toko tersebut mengunakan penutup kain bukan pintu, dan kebetulan beberapa kamar ganti yang ada saat itu sedang kosong.

Istri saya masuk ke kamar ganti yang tengah sambil dengan sengaja menarik kain penutupnya dengan keras, yang menyebabkan kain tersebut terbuka beberapa centi, yang membuat orang yang ada di luar dapat melihat istri saya yang berada di dalam kamar ganti tersebut dengan cukup jelas.

Istri saya mulai berpose seksi di depan kaca, yang membuat ketiga pria yang mengintipnya tampak semakin bernafsu. Hal tersebut membuat saya juga semakin bernafsu. Mendadak istri saya membuka bajunya, dan karena gaun tersebut menjadi satu dengan BH, maka otomatis kedua payudara istri saya terpampang dengan jelas. Saya tidak menyangka istri saya senekad itu. Walaupun terangsang, namun saya juga kuatir, maka saya mendekati kamar ganti tersebut.

Tampaknya ketiga pria tersebut belum menyadari bahwa saya ada suami dari wanita yang sedang mereka intip tersebut. Mereka bahkan berkata kepada saya dengan bahasa jawa yang kasar, yang artinya kira-kira begini, "Mas, sini, ikut ngintip, ada perek yang pamer susu tuh..." Saya hanya berusaha mengikuti permainan, dan tersenyum sambil pura-pura terkejut. Mendadak salah seorang dari mereka tampak mengawasi keadaan, seperti ingin masuk ke kamar ganti tersebut, melihat itu saya mau mengirim SMS ke istri saya untukmenyudahi permainan ini.

Namun belum sempat saya mengirimkan SMS, salah satu pria tersebut membuka kain penutup kamar ganti tersebut dan masuk. Istri saya tampak kaget, dan berusaha menutupi bagian atas tubuhnya yang telanjang.

"Sudah mbak, ga usah teriak atau berontak, nanti kamu malah malu banyak yang dateng liat kamu telanjang ... Kami cuman pengen ngicipin mbak sebentar kok."

Istri saya tampak panik dan melihat ke arah saya, namun saya juga tidak tahu harus berbuat apa, karena apabila terjadi keributan, maka akan ada banyak orang yang datang dan melihat keadaan tubuh istri saya yang saat itu sedang nyaris telanjang.

Belum sempat berbuat apa-apa, pria tersebut langsung melumat bibir istri saya, sambil kedua tangannya meremas-meremas kedua payudara istri saya. Mendadak kedua pria lain yang masih di luar berkata, "ah ga sabar, ikutan ah ...." "mas tolong bantuin jagain di luar ya" Saya hanya terdiam dan justru harus menjadi penjaga saat ketiga anak muda tersebut menggerayangi istri saya.

Istri saya tampak panik, namun istri saya juga menyadari keadaan akan lebih rumit jika dia berteriak, Jadi istri saya tampak berusaha melayani mereka agar cepat selesai. Mereka menyuruh istri saya berjongkok dan menghisap kemaluan mereka. Tampak istri saya terlihat jijk saat melakukannya.

Mendadak mereka mengangkat istri saya kemudian membuka celana dalam istri saya. Istri saya tampak ketakutan, saya sendiri merasa tidak berdaya. Dan apa yang kami kuatirkan benar-benar terjadi, istri saya diperkosa secara bergilir sambil berdiri.

Keadaan bertambah parah, karena teman-teman saya rupanya sudah selesai merokok, dan karena mereka melihat saya berdiri dekat kamar ganti, mereka kemudian mendatangi saya. Saya ingin mencegah mereka mendatangi saya, namun tidak tahu cara melakukannya tanpa menarik perhatian.

Awalnya mereka bingung melihat saya yang terdiam saat mereka menyapa saya, namun saat mereka melihat istri saya yang sedang disetubuhi oleh 3 orang pria di kamar ganti yang terbuka, mereka sangat terkejut. Istri saya yang melihat kehadiran teman-teman saya tampak semakin malu, saya sendiri tidak tahu harus berkata atau berbuat apa.

Mendadak salah satu teman saya berkata kepada pria-pria tersebut, "Mas, gantian ya" Saya sangat terkejut mendengarnya, teman saya sudah terang-terangan ingin ikut memperkosa istri saya. Pria yang ada di dalam menjawab, "Sebentar lagi ya mas, dah mau keluar neh" Dan benar saja, tampak pria tersebut mendesah dan memperlihatkan tanda dirinya sudah mengeluarkan spermanya di vagina istri saya.

Teman-teman saya kemudian bergantian masuk ke ruang ganti tersebut. Istri saya tampak sangat terkejut. Mereka menutup tirai kamar ganti tersebut, hingga saya tidak tahu apa saja yang mereka lakukan pada istri saya, namun suara desahan istri saya terus terdengar.

Saat mereka selesai, saya melihat Disha terduduk lemas di lantai, sekujur tubuhnya dipenuhi keringat serta lelehan sperma para pria tersebut. Saya kemudian membantu dirinya berkemas ala kadarnya dan kemudian bergegas ke tempat parkir meninggalkan teman-teman saya.

Setelah itu kami sempat shock dengan kejadian yang berlangsung cepat tersebut, namun kami memutuskan untuk tidak saling menyalahkan, namun menggunakan kejadian tersebut untuk membuat kami menjadi lebih baik.


Tags
9 years ago
Ini Calon Istri Sexy Kan? Ada Yg Punya Ide Ga Buat Mamerin Body Dia Ditempat Umum Tp Biar Ga Kliatan

Ini calon istri sexy kan? Ada yg punya ide ga buat mamerin body dia ditempat umum tp biar ga kliatan lg pamer

9 years ago

lanjutannya gan

kebinalan istri part1 : gara-gara kemarau

Waktu itu dikampungku dilanda kemarau yang berkepanjangan hingga sumur-sumur warga mengalami kekeringan termasuk sumur yang ada dirumah ku, akhirnya dengan sangat terpaksa untuk memenuhi kebutuhan air bersih aku harus menempuh perjalanan selama 30 menit untuk sampai dimata air bersih.

Mata air itu terletak ditempat yang cukup sepi dan rimbun dengan pepohonan namun jika musim kemarau tiba maka mata air itu akan menjadi ramai karena banyak warga yang hilir mudik mengangkut air bersih dan tak jauh dari sumber mata air itu ada sebuah sungai yang cukup besar dengan air yang lumayan jernih yang biasa dijadikan tempat mencuci oleh ibu-ibu sekaligus tempat mandi karena memang sengaja disungai itu dibuatkan tempat pemandian umum yang hanya ditutupi oleh daun kelapa . biasanya ibu-ibu dan remaja putri bergantian menggunakan pemandian itu sementara untuk laki-laki tidak dibuatkan tempat pemandian khusus karena bisa menggunakan sungai yang lebar itu untuk mandi .

Kejadian yang tak terduga itu terjadi sore hari tepatnya pukul 5 sore aku bersama istriku yang baru kunikahi beberapa bulan pergi  kesungai untuk mandi, kami memilih jam lima sore agar kondisi sungai sepi karena biasanya jika diatas jam 5 kondisi sungai rame oleh ibu-ibu yang mencuci baju dan otomatis pemandian umumpun antriannya panjang. 

Benar saja kondisi sungai itu cukup sepi , tapi istriku tidak bisa menggunakan pemandain umum untuk mandi karena masih ada ibu-ibu yang memakai pemandian itu karena takut keburu sore akhirnya istriku mencari tempat yang aman untuk mandi saat itu dia memilih mandi dibalik batu besar hingga orang yang datang dari arah depan tidak bisa langsung melihatnya sementara aku memilih untuk mengisi ember dengan air bersih di mata air yang berada diatas sungai tempat istriku mandi, karena berada diatas aku bisa melihat dengan jelas saat istriku sedang mandi cukup mendebarkan juga saat melihat istriku mulai menanggalkan pakaiannya satu persatu walau sudah sering melihat istriku telanjang tapi posisi mengintip seperti itu memberikan sensasi yang berbeda apalagi itu dialam terbuka diaman bisa kapan saja ada orang yang lewat dan melihat posisi istriku.

Benar saja aku melihat ada seorang laki-laki yang menuju sungai dari arah sebrang, ingin sekali aku berteriak memberitahu istrku agar menutup badannya dengan kain karena dari arah itu dia bisa melihat tubuh telanjang istriku dari arah belakang yang pastinya tidak akan disadari oleh istriku, namun usahaku terlambat karena orang itu terlanjur melihat keberadaan istriku dia berhenti sesaat dan memandang istriku dengan pandangan seolah tak percaya ada seorang wanita cantik sedang dalam kondisi setengah telanjang berada disungai karena saat itu hanya celana dalam merah jambu yang masih melekat ditubuhnya.

Entah kenapa ada perasaan bangga muncul saat melihat ada seorang lelaki yang bergitu terpesona terhadap keindahan tubuh istriku hingga tanpa kusadari libido ku perlahan bangkit, tapi tiba-tiba aku mendengar istriku menjerit , lalu aku langsung menoleh kearahnya dan ternyata disalah  satu batu besar tempat dia mandi ada se ekor ular yang cukup besar  , istriku terlihat sangat ketakutan karena ular itu mengarah kepadanya namun saat istriku mencoba untuk lari tiba-tiba laki-laki itu berteriak dan menyuruh istriku untuk tetap diam, ternyata orang itu mas nanang dia adalah tukang ojek langganan istriku sambil membawa kayu dia mengendap-endap perlahan mendekati ular itu dari arah belakang dan setelah menunggu beberapa saat dengan beberapa pukulan dia berhasil membunuh ular itu.

Mungkin karena saking takutnya istriku tidak sadar dengan kondisi badannya yang nyaris telanjang bulat , padahal dihadapannya telah berdiri dengan gagahnya seorang laki-laki yang bukan suaminya . dan saat kesadarannya kembali pulih bergegas dia mengambil handuk dan menutupi tubuh telanjangnya. Walau berkali-kali minta maaf tapi mas nanang tidak bisa menyembunyikan kekagumannya terhadap tubuh indah istriku, dan semua itu wajar karena istriku memang seorang wanita yang sangat cantik diumurnya yang baru menginjak 24 tahun kecantikannya membuat setiap lelaki tekagum-kagum  dengan kulit putih mulus , payudara besar dan masih kencang karena belum dipakai untuk menyusui semkain diperlengkap oleh bulatan pantatnya yang selalu terlihat menungging indah dan kencang yang selalu berhasil membakar gairah ku.

Akhirnya istriku memilih meneruskan mandinya dipemandian umum karena kebetulan sudah kosong, sementara mas nanang terlihat melepaskan pakaian dan mencucinya tak jauh dari tempat istrku mandi.  Setelah dua ember yang ku bawa penuh dengan air bersih aku bergegas menuju kesungai dan ikut mandi disamping mang nanang yang sedang mencuci, Kita sempat berbincang-bincang sambil berkali-kali dia meminta maaf atas ketidak sengajaannya melihat tubuh telanjang istrku, namun sering aku menangkap basah secara diam-diam dia menoleh kearaha pemandian umum tempat istriku berada ,  berkali-kali dia menghela nafas panjang dan dari balik celana kolornya aku melihat tonjolan yang tak mampu dia sembunyikan pertanda birahinya sudah terbakar karena melhat keindahan tubuh istrku tadi, ditambah lagi penutup pemandian umum yang hanya terbuat dari daun kelapa membuat badan orang yang ada didalamnya terlihat menerawang dan saat itupun kulit mulus istriku samar terlihat dari balik pemandian itu. Sebenarnya jarang sekali wanita yang mandi dipemandian itu dalam kondisi telanjang bulat karena penutupnya yang memang tidak rapat hingga orang dari luar atau yang sedang berjalan menuju sungai bisa saja melihat, tapi istriku merasa tidak nyaman jika dia mandi masih memakai kain makanya dia mungkin satu-satunya wanita yang mandi ditempat itu dengan telanjang bulat paling kalo kondisi sedang ramai hanya memakai celana dalam.

Setelah selesai maka kami bergegas pulang dan meninggalkan mas nanang yang baru saja mau mulai mandi , sebelum meninggalkannya aku sekali lagi mengucapkan terimakasih karena telah menolong istriku dari ular yang hampir mencelakakannya. Namun karena pulang sambil membawa air bersih dan kondisi jalan yang menanjak aku dan istriku berkali-kali berhenti untuk beristirahat, karena seringnya kami berhenti mas nanang yang tadi kami tinggalkan berhasil menyusul dan saat berpapasan dengan istrku tiba-tiba saja handuk yang melingkar dipinggang mas nanang terjatuh dan ternyata dibalik handuk itu dia tidak memakai apa-apa lagi hingga  tubuh telanjangnya terpampang dihadapan istriku. Mas nanang yang saat itu sedang memikul ember terlihat salah tingkah tapi dia tidak bisa jongkok untuk mengambil handuknya yang terjatuh karena kondisi jalan yang menanjak, jika hal itu dia lakukan maka air yang dia bawa diember pasti akan tumpah .

Lalu dengan terbata-bata dia meminta tolong kepada istriku untuk mengambilkan handuknya dan mengikatkan dipinggangnya ,sebenarnya aku ingin membatu mas nanang  tapi saat itu posisi ku cukup jauh dengan  mereka karena aku masih dibawah dan sama seperti mas nanang sedang memikul ember yang berisi air maka dengan setengah berteriak aku menyuruh istriku untuk membantu mas nanang. Mendengar instruksi dari ku, istrku yang sedari tadi menolehkan wajahnya kearah lain entah karena malu atau risih melihat ketelanjangan mas nanang akhirnya menoleh kearah lelaki yang sedang telanjang disampingnya.

Untuk mengambil handuk itu mau tidak mau istriku harus menunduk yang membuat wajah istriku percis didepan penis mas nanang yang perlahan mengeras hingga akhirnya mengacung dihadapan istrku, untuk beberapa detik istrku bertahan dalam posisi itu dan terlihat dia menelan ludahnya sendiri sambil menghela nafas menyaksikan penis besar dan berurat milik mas nanang memang ku akui senjata rahasia mas nanang itu lebih besar dari senjata ku yang berukuran standar.Bahkan saat melilitkan handuk dipinggang mas nanangpun tangan istriku terlihat gemetar dan pandangannya seakan tak mau lepas dari selangkangan mas nanang, hingga akhirnya mas nanang mengucapkan terimakasih kepada istriku dan berlalu meninggalkannya mematung kaku menatap mas nanang yang semakin menjauh.

Semenjak kejadian itu istriku terlihat sering melamun sendiri entah apa yang dia bayangkan,  hingga terjadi suatu peristiwa yang merubah kehidupan kami khususnya istriku. Saat itu seperti biasa dihari minggu sore aku bersama istriku pergi kesungai untuk mandi namun saat itu istriku membawa cucian yang lumayan banyak hingga aku terpaksa pulang lebih dulu karena ada sudah ada janji dengan pak RT, walau sudah hampir magrib aku tidak khawatir meninggalkan istrku karena dia bersama tetangga kami yang juga mencuci ditempat itu.

Setelah urusan selesai aku bergegas kembali kerumah,  namun saat kembali tiba dirumah aku tidak menemukan istriku padahal saat itu sudah hampir jam setenah tujuh mungkinkah dia belum kembali dari sungai maka untuk membuktikannya aku bergegas menuju kesungai.  Setibanya disungai aku tidak menemukan istriku dan sungai itu tampak sepi karena tidak ada seorangpun disana dan haripun sudah mulai gelap. Tiba-tiba kekhawatiran ku semakin menyeruak saat  aku mengecek ketempat pemandian dan ternyata tumpukan baju yang tadi dicuci istriku masih ada lengkap dengan perlengkapan mandinya.

Entah kemana istriku, seperti orang linglung aku mencari istriku sampai akhirnya aku menyusuri sungai dan tiba disebuah kebun jagung yang cukup rindang ditempat itu aku mendengar suara-suara aneh yang rasanya sangat aku kenal, semakin mendekat suara itu semakin jelas hingga akhrinya aku yakin itu adalah suara desahan dan rintihan istriku seketika tubuh ku bergetar dan terasa lemas membayangkan apa yang terjadi  , dari jauh terlihat sesuatu bergerak-gerak  karena gelap maka aku tidak bisa melihatnya dengan jelas lalu aku mengendap-endap mendekati tempat itu dan bersembunyi dibalik semak semak.

Alangkah terkejutnya aku saat itu, hingga kaki ku seketika lemas dan tak sanggup berdiri karena dihadapanku terlihat sebuah pemandangan erotis yang menyayat hati sekaligus membakar birahiku, istriku tercinta sedang menungging ditanah tanpa sehelai benangpun sementara mas nanang yang pernah menjadi penyelamat istriku kini tengah menghujamkan penisnya yang besar kelubang senggama istirku .

Wajah istriku yang persis berhadapan dengan ku terlihat meringis entah menahan sakit atau nikmat, tapi dari desahannya aku yakin dia sedang dilanda kenikmatan yang tiada tara hingga dia tidak perduli siapa dirinya, siapa laki-laki yang sedang menyetubuhinya dan diamana dia berada.

Walau beralaskan tanah tapi pantat istriku bergoyang begitu liar dan indah mengimbangi setiap hentakan pinggang mas nanang , dan sesekali mereka terlihat berciuman dengan liar dan ganas diikuti tangan mas nanang yang begitu aktif meremas payudara istriku yang menggantung indah. Tak ayal lagi suasana kebun jagung yang sepi dan gelap kini dipenuhi erangan dan desahan nikmat yang keluar dari mulut istrku diiringi suara dua alat kelamin yang saling beradu.

Ingin rasanya aku melabrak mereka dan mendamprat istriku namun badanku yang lemas membuat ku tak berdaya hingga aku hanya mematung kaku menyaksikan persetubuhan liar antara istriku dan tukang ojek langganannya . Dan akhirnya desahan panjang istriku yang bersahutan dengan erangan mas nanang menyudahi permainan terlarang itu.

Tubuh istriku terlungkup ditanah dengan pantat menungging indah dihadapan mas nanang , sementara mas nanang mengoleskan cairan sperma yang keluar dari penisnya kepantat istriku sambil sesekali meremas dan menampar pantat gempal kebanggaan ku itu. “mas udahan dulu yuck nanti suami saya nyariin, entar kita lanjutin lagi..” perkataan istrku benar-benar semakin melemahkan tubuhku hingga aku terduduk ditanah aku tak bisa bayangkan sudah berapa kali mereka melakukan semua itu ,  sungguh aku tak mampu membayangkannya apalagi mereka terlihat bergandengan menuju tempat pemandian  sambil sesekali berciuman mesar, aku hampir tak sadarkan diri dan nafaskupun terasa sesak.

setelah hampir 30 menit aku termenung sendiri di kebun jagung yang gelap dan sepi meratapi perselingkuhan istriku dengan tukang ojek langganannya, akhirnya aku tiba dirumah dengan perasaan tak karuan, tapi dirumah istriku menyambut dengan senyuman mansinya sama sekali tidak terlihat kelainan dari ekspresi dan tingkah laku istriku seolah tidak terjadi apa2 dan semua normal2 saja.

“ko baru pulang  pa, dari mana aja” .“ Maaf mah tadi ngobrol dulu sama pak rt” aku menjawab sekenanya sambil ngeluyur ke dalam kamar, entah karena aku begitu mencintai istriku hingga aku tidak tega jika harus menghakiminya, atau karena ada perasaan aneh dalam diriku yang sebenarnya menikmati saat menyaksikan persetubuhan istriku sendiri dengan laki-laki lain. Aku terus melamun dan membayangkan kejadian erotis tadi berulang ulang ku akui birahiku perlahan bangkit setiap kali aku mengingat tubuh telanjang istriku yang menungging diatas tanah sementara sebuah penis berukuran besar mengaduk-aduk lubang senggamanya dengan brutal,dan setiap desahan dan erangannya membuat tubuhku merinding.

Karena birahi yang semakin meluap hingga aku tak sanggup menahannya lagi, bergegas aku menghampiri istriku yang sedang membuatkan kopi didapur, aku langsung memeluk tubuh sexynya dari belakang dan menggesekan penisku yang sudah mengeras di bulatan pantatnya, tangankupun tak mau kalah dengan gemas meremas dan memilin payudara istriku yang masih terasa kencang, sementara bibirku memberikan kecupan disekitar leher istriku yang jenjang.

“pa.. Kenapa si ko tiba-tiba begini..” Tanpa memperdulikan istriku aku mendorong tubuhnya ketepian meja hingga pantatnya menungging indah dengan satu gerakan aku berhasil menurunkan celana dalamnya dan menaikan bagian bawah daster yang istriku pakai sampai ke pinggang maka terpampanglah dihadapanku bulatan pantat istriku yang indah dan bisa membuat semua lelaki tergila-gila.

Tanpa membuang waktu dengan rakus aku menjilati setiap inci permukaan pantat gempal istriku hingga belahan lubang senggamanya yang mulai basah dan membuat sipemilik mendesah karena nikmat, setelah puas menikmati lubang senggama istriku yang baru saja di jejali penis jumbo mas nanang , aku langsung menghujamkan penisku yang berukuran standar dan kalah jika dibandingkan dengan mas nanang,tapi walau begitu aku masih bisa membuat istriku merintih lirih .

Sunggung aku menemukan sensasi yang luar biasa saat menyetubuhi istriku sambil mengingat kejadian erotis yang kusaksikan tadi, saat pantat istriku bergoyang liar menikmati hujaman penis lelaki lain saat mulutnya mendesah menikmati goyangan dan remasan dari lelaki lain hingga membuat gelombang ogasmeku begitu cepat datang karena vagina istriku bekas dinikmati mang nanang terasa begitu nikmat dan akhirnya sambil memeluk erat tubuh indah istriku spermaku meluncur dengan deras memberikan kenikmatan yang luar biasa hingga tubuhku terasa lemas.

Aku memberikan kecupan mesra di bibir istriku tanda terimakasih atas kenikmatan yang baru saja kudapat tapi saat melihat tatapan matanya aku tau dia belum terpuaskan namun aku yang begitu lelah tak sanggup melayaninya lagi dan langsung masuk kedalam kamar meninggalkan istriku yang masih didapur dengan kondisi setengah telanjang dan begitu nempel dikasur tanpa sadar aku langsung tertidur pulas.

Tiba2 aku terbangun karena mendengar suara orang berteriak saat menoleh kearah jam ternyata baru jam dua belas malam , namun aku terkejut karena istriku tidak ada ditempat tidur baru saja aku turun dari tempat tidur dan hendak mencarinya aku mendengar suara istriku berteriak “mang ada apa teriak2..” Teriakan istriku menghentikan seseorang yang sedang berlari.

Ternyata orang itu mang odang yang kebagian jatah meronda, sementara seorang orang lagi aku tidak bisa melihat dengan jelas karena berlari menjauhi rumah ku entah apa yang dia kejar.

“ eh ko teh novi yang keluar mas aditnya mana? ” sapa mang odang ramah. “suami saya baru aja pules kasian mau ngebangunin” jawab istriku sambil tersenyum manis “pasti kecapean habis tempur ya…” Celetuk mang odang sambil terkekeh namun istriku hanya tersenyum manis memamerkan lesung pipinya.

Wajar saja jika mang odang berkata seperti itu karena kondisi istriku saat itu terlihat janggal rambutnya tidak tertata rapi dan wajah serta lehernya terlihat berkeringat, ditambah lagi istriku masih menggunakan daster tipis dengan bawahan cukup pendek hingga memamerkan paha mulusnya, dan jika kena cahaya lampu samar terlihat dari balik daster itu dia tidak memakai apa2 lagi.

Mang odang terlihat beberapa kali menelan ludahnya sendiri saat menatap tubuh istriku yang seakan menantang itu,“oiya teh novi sama mas adit ga apa2 kan soalnya tadi pas lagi keliling kita melihat ada orang yang keluar dari pintu belakang rumah the novi kita pikir maling makanya kita teriakin eh dia malah kabur, itu masih dikejar sama pa udin.”

Sebenarnya aku heran dengan ucapan istriku tadi kenapa dia bilang aku baru tidur padahal dia tau aku tidur sudah lama mungkin sekitar jam8 tadi, tapi semua itu tidak terlalu ku permasalahkan karena aku terlanjur terkejut mendengar cerita mang odang.

Jika benar ada seseorang yang keluar dari rumah ku, lantas apa yang orang itu lakukan dan kenapa istriku biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa, tapi melihat kondisi istriku saat itu mungkinkah dia…tiba-tiba saja perasaan itu muncul lagi perasaan aneh saat aku menyaksikan istriku disetubuhi mang nanang dikebun jagung. Belum sempat aku berpikir lebih jauh aku melihat pak udin tergopoh-gopoh  menuju rumahku sambil menggiring seorang lelaki dan ya ampun ternyata laki-laki yang digiring pak udin itu mang nanang orang yang pernah menikmati tubuh istriku.

Muka istriku terlihat pucat pasi saat pa udin tiba dihadapannya. “ gila lo abis ngewe main kabur aja..” Pak udin terlihat emosi dan mendorong mas nanang kehadapan istriku. “ga nyangka gw cewe secantik elo mau2nya di pake sama mahluk kaya begini” lagi2 pa udin terlihat emosi dan menendang mas nanang yang sudah tersungkur dihadapan istriku “din ada apa ini sebenernya” mang odang terlihat kebingungan melihat kebrutalan pak udin, sementara istriku hanya mematung kaku dan badannya terlihat gemetar.

“lo tanya aja sama tu jablay bisa2nya dia ngentot sama si nanang padahal ada suaminya dirumah, mana mas adit biar dia tau kelakuan bininya..”

Baru saja pak udin hendak melangkah kedalam rumah tiba-tiba istriku berlutut dikakinya “tolong pa jangan kasih tau suami saya , saya mohon ” istriku terlihat mengiba sambil menangis.

Sungguh aku tak tau apa yang harus Ku perbuat, kejadian itu bener2 membuat kepalaku pusing seperti di pukul palu raksasa aku benar-benar tidak percaya apa yang telah dilakukan istrku, tapi entah kenapa ada Rasa penasaran atas apa yang akan terjadi selanjutnya.

“bangun lo klo doyan ngewe jangan nangis.."  sperti kerbau yang dicocok hidungnya istriku menuruti perintah Pak udin , dengan gemetar diapun berdiri namun matanya terlihat sembab karena terus menangis.

"kenapa lo mau di ewe sama si nanang, jawab…” Lagi2 Pak udin yang berbadan besar dengan perut buncit membentak istriku,  namun istriku hanya diam membisu . “ eh lo mau gw bangunin suami Elo yang lagi molor..” “jangan pa saya mohon .” Untuk kesekian kalinya istriku memohon “yaudah jawab…” Pak udin pun kembali membentak “II…itunya gede…” “apanya yang jelas..” Kali ini Pak udin menjambak rambut istriku “kontolnya… gede..” Badanku seketika merinding mendengar pengkuan istriku sementara Pak udin tertawa puas “jadi elo suka kontol gede.” Pak udin kembali terkekeh sambil melirik kearah mang odang yang sedari tadi hanya melongo kaya orang bego.

“buka baju lo…” Pak udin kembali memberi instruksi namun kali ini tanpa perlawanan istriku menuruti apa yang pak udin perintahkan mungkin dia berpikir semua sudah terlanjur dan dia sadar itu satu2nya cara agar aku suaminya tidak tahu perselingkuhan yang dia lakukan.

Pak udin terlihat takjub manakala tubuh telanjang istriku terpampang dihadapannya,“pantes si nanang nekat, montok begini ge juga doyan” tanpa basa-basi lagi pak udin meremas payudara dan pantat gempal istriku yang menantang dihadapannya sementara bibirnya begitu rakus melumat bibir mungil istriku.

Saat itu tepat pukul  00.30 dini hari suasana sekitar rumahku sangat sepi dan kebetulan rumahku didaerah perbukitan yang terpencil jarak dengan tetanggapun cukup jauh bahkan tetangga terdekat ku saja ada di bagian bawah, disamping kanan kiri kebun dan bagian belakang ku buntu karena ada tebing yang cukup tinggi sementara didepan rumah hanya ada jalan setapak yang jarang sekali dilewati.

Tapi Suasana yang hening dan sepi kini berubah menjadi panas seiring dengan tontonan dihadapanku yang mulai memanas, badan kupun tak kalah panas mana kala melihat pak udin mengeluarkan penisnya yang berukuran besar mungkin lebih besar dari penisnya mas nanang, istrku yang kini berlutut dihadan pak udin terlihat begitu terpesona dengan senjata kebanggaan pak udin itu walau usianya sudah menginjak kepala 5 tapi penisnya terlihat masih  keras dan jantan. “gimana gedean kontol gw apa sinanang..” pa udin membanggakan penisnya sambil meremas kepala istrku dan mendorong kearah penisnya hingga bibir istrku menempel di penis berukuran super jumbo itu. Tanpa menjawab sepatah katapun istrku langsung memasukan penis gemuk dan hitam itu kedalam mulut mungilnya awalnya dia terlihat kesusahan namun dengan kelihayannya akhirnya senjata pak udin berhasil dilumat habis oleh mulutnya yang membuat pak udin meringis menahan nikmat.

“eh odang lo ngapain diem aja kaya orang bego ..!!” mang odang yang yang dari tadi melongo langsung tersedar, sambil cengar – cengir dia menghampiri istrku sambil mengeluarkan penisnya yang sudah mengeras “sory abis jarang banget gw bisa ngeliat tubuh sexy kaya bininya si adit ini, beruntung banget gw malam inii , si adit bego apa giamana ya masa istrik sexy begini ditinggal molor..”  sambil terkekeh dia menyodorkan penisnya yang berukuran hampir sama dengan ku kehadapan istriku menanti giliran untuk diservis yang diikuti tangannya yang seakan gemas meremas dan memilin payudara istriku, jadilah istriku memberikan service kapada kedua penis itu secara bergantian, Sementara mas nanang masih terbaring dilantai sambil meringis kesakitan dan saat aku perhatikan lebih teliti ternyata disekitar wajah dan tangannya terdapak luka lebam bekas pukulan.

Pertunjukan selanjutnya membuat birahiku semakin memuncak hingga aku meremas penisku sendiri yang sudah sangat keras, karena melihat mang udin tengah asyk menjilati pantat montok dan lubang senggama istriku yang membuatnya merintih tertahan “ gila wangi banget neh memek ,beda sama punya istri gw pasti legit bengat neh,” puji pak udin sambil  terus menyapu bersih permukaan pantat dan vagina istriku sambil sesekali menusukan jarinya ,membuat  istrku mendesah tertahan karena mulutnya sedang dijejali penis mang odang , dan sesekali dia tersedak karena mang odang menancapkan penisnya terlalu dalam .

Pantat istrku terlihat mengkilat oleh liur pak udin , dan posisinya yang menungging membuatnya terlihat begitu sexy dan menggiurkan setiap lelaki yang memandangnya.  Pak udin mulai menggosokan penis jumbonya di belahan vagina istriku, namun beberapa kali meleset mungkin karena penisnya yang terlalu besar hingga dia kesulitan untuk melakukan penetrasi. Maka dia menyuruh mang odang menyingkir dan menggiring istriku kedalam rumah. Awalnya istriku menolak karena takut membangun kan aku suaminya yang dia pikir masih tertidur pulas,  tapi seolah tak perduli pak udin menarik tangan istrku kedalam rumah .

Akibat perpindahan tempat itu aku jadi kehilangan mereka , aku sempat panik tapi bukan karena menghawatirkan istriku tapi aku takut tidak bisa menyaksiakan apa yang terjadi selanjutnya, mungkin pembaca menilai aku sudah gila bukannya menyelamatkan istrku malah menikmati saat istriku dijamah lelaki lain tapi aku tidak bisa mengingkari bahwa aku memang benar-benar menikmatinya, dan saat itu aku merasa beruntung karena pintu kamar yang memisahkan aku dan mereka tertutup rapat lalu aku mengambil kursi meja rias yang ada didalam kamar dan dengan hati –hati meletakannya didepan pintu.

Saat aku hendak naik ketas kursi dan berniat mengintip istriku dari lubang angin yang berada diatas pintu , aku dikagetkan oleh suara rintihan tertahan istriku entah rintihan nikmat atau kesakitan yang jelas saat aku berhasil mengintip pak udin sedang asyk mengocok vagina istrku dengan penis supernya. Saat itu posisi istriku duduk diatas sofa dengan kedua kaki mengangkang yang memuluskan penis pak udin menghujam lubang nikmat miliknya, sementara mang odang menaikan satu kakinya diatas sopa dan menarik kepala istriku agar dekat dengan penisnya, terlihat istirku begitu kerepotan melakukan oral kepada penis mang odang karena vaginanya terus dihujam dengan liar oleh penis raksasa pak udin.

“terus pa enak… oooohhhhh… terus entot saya pak….” Tiba-tiba istriku mengeluarkan penis mang odang dari mulutnya dan meracau sejadi-jadinya hingga tak memperdulikan lagi keberadaan ku sementara pantatnya bergoyang liar mengimbangi setiap hujaman penis pak udin hingga akhirnya tubuh istriku mengejang hebat yang diiringi rintintihan panjang “UUUhhhhh enak banget kontolnya pa…..” pak udin hanya tertawa puas melihat kebinalan istriku .

Pak udin  cukup pengertian dia membiarkan istriku terkulai lemas dan mencabut kontol jumbonya “plok “ bunyi itu terdengar saat penis pak udin terjabut dari lubang nikmat istriku yang sudah banjir oleh cairan cintanya, istriku terlihat kecewa saat penis itu lepas dari cengkraman otot vaginya  “ko dicabut pa biarin didalem aja…” ujar istriku dengan tatapan sendu kearah pak udin lagi-lagi pak udin tertawa puas karena telah membuat istrku takluk “kasian noh si odang pengen nyobain juga” jawab pak udin sambil memberikan isyarat kepada mang odang “ sini pa kita ngentot tapi sambil nungging ya…” ucapan istriku itu begitu nakal yang diikuti gelak tawa pak udin dan mang odang.

Aku tak habis pikir kenapa istriku menjadi liar seperti itu padahal dulu dia adalah seorang istri yang baik , apa mungkin selama ini dia tidak pernah mendapat kepuasan saat bersetubuh dengan ku hingga saat dia berhasil mendapatkannya dia menjadi liar seperti itu. Aku hanya mampu terduduk lesu diatas kursi dan meratapi kelemahanku sambil mengelap penis yang belepotan sperma karena saat istrku mendapatkan puncak kenikmatannya penis kupun menghamburkan sprema hangat digenggaman tangan ku.

Samar dari ruangan sebelah terdengar suara istriku mendesah, akupun naik lagi  ketas kursi dan kembali mengintip kali ini pemandangan yang tersaji lebih erotis dari sebelumnya . istriku merangkak diatas lantai sementara dengan setengah berlutut mang odang menghujamkan penisnya di vagina istrku hingga mengeluarkan bunyi “plak… plok… plak… plok” sementara pak udin duduk bersila dihadapan istriku sambil meremas rambut dan payudara istriku yang menggantung indah dia menikmati setiap jilatan dan hisapan mulut istriku dipenisnya yang masih keras seperti kayu..

“oohhh gila legit banget neh hencet bisa ngempot-ngempot lagi, eh adit bangun gw lagi ngentot sama istri lo.. ahhh…” mang odang meracau tak jelas sambil tubuhnya terlihat mengejang beberapa kali rupanya dia telah menumpahkan spremanya di dalam rahim istrku, Darah ku berdesri mendengar teriakan mang odang itu dan membuat nafasku terasa sesak entah mereka sadar atau tidak bahwa aku sudah terbangun dan sedang menonton perbuatan mereka itu,tapi siapa peduli karena akupun menikmati mereka memuaskan nafsu bejatnya kepada istriku.

“payah lo din baru bentar udah muncrat…” ledek pak udin sambil menarik istriku lalu menggiringnya keruangan belakang  entah kemanada dia membawa istriku tapi saat mendengar suara keran air dibuka aku tahu dia membawa istriku kekamar mandi setelah itu aku tidak bisa melihat lagi apa yang terjadi antara istriku dan pak udin yang ku tahu hanya suara dua alat kelamin yang sedang beradu diikuti desahan dan erengan nikmat yang keluar dari mulut istriku serta ledekan pak udin yang beberapa kali menyebut namaku . entah samapai kapan semua itu berlangsung karena setelah menumpahkan sprema untuk yang kedua kali aku merebahkan tubuhku dikasur dan menikmati desahan –desahan istrku hingga tanpa sadar tertidur pulas.

Explore Tumblr Blog
Search Through Tumblr Tags